"Makan dulu nduk" panggil Linda mengajak Arin untuk makan
Sedari tadi Linda melarang keras Arin untuk membantunya mengerjakan pekerjaan rumah, dengan Alasan karena Arin sedang hamil muda, dan sudah ada bi Surti yang membantunya
"Iya uti" jawab Arin sedikit berteriak dari dalam kamar
"Wahhh uti masak gudeg, udah lama Arin ga makan ini" ucap Arin setelah dirinya berada di depan meja makan
"Iya uti sengaja masakin kamu gudeg, soalnya uti tau pasti kamu udh lama ga makan gudeg"
"Makasih ya uti" kata Arin lalu memeluk uti nya
"Oh iya nduk nanti kamu check up lagi kan?" tanya uti
"Iya uti" jawab Arin yang sedang memakan gudeg itu dengan lahap
"Mau uti temenin?"
"Ga usah uti Arin bisa sendiri, nanti uti kecapean, kan dari tadi uti udh ngurusin rumah. Arin gpp kok uti"
"Ya udh klo kamu mau sendiri, seng penting hati hati wae yo nduk"
"Iya uti"
Setelah selesai makan, Arin mencuci piring kotor, walaupun sudah di larang oleh utinya, Arin tetap melakukan nya karena ia tak mau utinya kelelahan
Arin bersiap siap untuk menuju rumah sakit, untuk memeriksakan kandungan nya
Arin pergi ke rumah sakit menggunakan taksi online
Saat sampai di rumah sakit Arin melihat antrian yang panjang sekali di poli kandungan
Arin mendatangi meja receptionist
"Mbak, nomor antrian Dokter Rara masih ada?" tanya Arin
"Dokter Rara dokter kandungan maksud ibu?"
"Iya"
"Wahh kebetulan nih bu, nomor antrian nya tinggal 1, no 68"
"Alhamdullilah kalau masih ada, pasien nya Dokter Rara banyak juga ya" balas Arin yang kemudian mengambil nomor antrian itu dan duduk di kursi tunggu
Setelah menunggu 3 jam lamanya, akhirnya nomor antrian Arin terpanggil juga
"Nona Chatreen Olivia" panggil suster itu
Arin segera berdiri dan memasuki ruangan Dokter Rara
"Haiii Arin, gimana udh mendingan mualnya" sapa hangat Dokter Rara
"Iya dok udh agak mendingan, tapi masih mual mual gitu kalau pagi"
"Itu mah biasa" jawab dokter Rara "ya udh kalau gitu kita USG yuk" lanjutnya
Arin dituntun oleh Dokter Rara menuju ranjang tempat USG
"Gimana dok hasilnya?" tanya Arin begitu antusias ingin mengetahui keadaan janinnya
"Usianya udh 4 minggu ternyata, dan ini kantung janin nya ada 2" jelas Dokter Rara
"Anak saya kembar dok?" tanya Arin untuk memastikan
"Iya, dan sudah terdengar juga detak jantung nya" jawab Dokter Rara
"Mereka sehat kan dok?" tanya Arin
"Mereka sehat, tumbuh dengan sempurna"
Senyum Arin mengembang, ia sangat senang mengetahui bahwa anaknya kembar, ia sangat ingin sekali memiliki anak kembar dan sekarang semua itu terwujud
Bayi kecil itu sekarang ada di dalam perutnya
"Ini saya kasih obat penguat janin aja ya" kata Dokter Rara
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Story Arin&Aldi
Teen FictionCinta itu bisa tumbuh pada siapa saja dan kapan saja, tidak memandang usia dan tidak memandang penampilannya Seperti kisah cinta Arin dan Aldi. Meskipun mereka saling mengenal karna di jodohkan, tapi karna terbiasa itu lah tumbuh menjadi rasa nyaman...