Ketika tatapan kita saling bicara. Akan ku bisikan kata lewat tatapan itu. Cepatlah kembali dan pulang ke rumah yg sedang menunggu mu, yaitu aku.
Raymon Maikel Lawrence
Setelah dipastikan orang yang mengejar Azetta telah pergi. Mereka pun keluar dari tempat persembunyian. Azetta menghirup nafas lega nya dalam-dalam. Selamat dia hari ini dari kejaran para kurcaci rabies. Huft...Kalau Azetta sudah bisa bernapas lega. Beda dengan cowok yang disebelahnya ini. Rasa kesal, marah, semuanya bercampur aduk.
"Seneng lo udah bisa bebas. Hah?? Lo pikir ancaman lo tadi itu enggak merugikan gue. Bisa aja gue nuntut lo ke kantor polisi." ucap Maikel dengan geram
"Atas dasar apa lo mau lapor in gue ke kantor polisi? Atas dasar pembunuhan? Kalau gitu gue harus bunuh lo dulu lah baru lo bisa ngelapor ke polisi. Atas dasar tindakan yang tidak menyenangkan? Harusnya gue yang ngelapor karena lo yang udah nuduh gue sembarangan. Atau atas dasar tindakan yang bisa mengancam keselamatan lo? Hanya gara-gara belati mainan ini. Lo tau ini pulpen biasa yang gue modifikasi sendiri. Makanya mata itu dipake dan otak lo itu diservis biar beda in mana yang asli dan palsu."
"Heran gue... Kenapa cewek-cewek di sekolah ini tergila-gila sama lo. Padahal cowok yang mereka puja itu bloon dan pengecut." ucap sarkastik Azetta yang menohok.
"Heh lo bilang apa barusan? Yang ada gue yang nanya. Kenapa semua cowok di sekolah ini ngejar-ngejar cewek sadis kayak lo."
"Sadis kata lo? Sepanjang sejarah gue hidup, gue enggak pernah dituduh jadi maling, pencuri, bahkan yang lebih sadis yaitu pembunuh. Dan lo orang pertama nuduh gue gitu. Pengen ngajak berantem banget lo ngomong gitu."
"Hahaha... Lo bilang apa? Ngajak berantem. Lo itu cewek. Sadar diri dikit napa. Gue sentil dikit aja udah jatuh pingsan deh lo."
Brugh!!!
Satu bogem mentah Azetta mulus mengenai pipi Maikel.
"Itu buat ucapan lo yang gak bisa dijaga"Brugh!!!
Dan satu lagi pukulan berhasil mengenai perut Maikel.
"Itu buat ucapan lo yang udah menghina gue. Asalkan lo tau... Sehebat apa pun laki-laki, masih hebatan cewek. Tanpa adanya cewek, kehidupan cowok itu berantakan. Dan lo!!! Bakalan bukti in perkataan gue suatu saat nanti."Yang benar saja, tanpa kata maaf dan bersalah pun Azetta melangkah pergi. Lagi pula ini bukan salah Azetta jika harus bersikap seperti itu. Cowok kurang ajar kayak dia memang harus diberi pelajaran.
Baru lima langkah Azetta hendak pergi, ia berbalik. Terasa ada yang mencekal tangannya. Maikel menarik Azetta ke dalam pelukannya. Mata itu saling beradu tatap.
Sebenarnya gue enggak bermaksud bikin ini cewek meluk gue. Tapi, enggak apa-apa deh. Biar dia tau pesona ketampanan paripurna gue. Lagi pula entah kenapa gue ngerasa nyaman dalam posisi ini. Gue ngerasa dinding es yang gue bangun mati-matian, tiba-tiba mencair. Ada rasa hangat di dalam hati gue. Padahal cewek ini sama dinginnya kayak gue. Aneh!!!
ucap Maikel dalam hatinya.Astaghfirullahaladim...
Ini jantung gue kok konser ya?? Dag dig dug ser... Ini cowok memang tampan. Tapi itu mulutnya enggak nahan. Ingatkan aku yang sedang berada di sekolah. ucap Azeeta dalam hati.Akhirnya kontak mata itu berakhir ketika bel sekolah berbunyi.
"Lepasin tangan gue..." ucap Azetta yang kesal.
"Kayaknya enggak perlu ada kata maaf diantara kita. Dan lo!!! Kalau butuh kursus pelajaran etika, lo bisa dateng menemui gue. Bye!!!" sambung Azetta meninggalkan Maikel sendirian.
Argghhh!!! Dasar cewek gila. Seenak jidatnya aja bikin muka ganteng gue jadi biru-biru gini. Awas aja kalau ketemu lagi. umpat Maikel kesal dalam hati.
✨✨✨
"Wesss.. Muka lo kena biru-biru gitu. Abis berantem sama siapa lo? Enggak pernah ada sejarah lo berantem sama orang deh, Kel." tanya Alger dengan nada bercanda.
"Masa anak Olimpiade tingkat nasional kayak lo berantem sih. Udah bosen sama ituh rumus-rumus. Hah??? Lo ingetkan moto kita. Lelaki jantan bukan hanya pakai otot, tapi pakai otak." ucap Ray dengan sikap tengilnya.
"Heh?? Gara-gara lo gue kayak gini. Tempat lo yang kotor gue yang kena hukum juga. Siap-siap aja pulang sekolah ini gue jadiin lo samsak." geram Maikel melihat Ray tanpa muka berdosa sedikitpun.
"Ya elah, Kel. Kan lo cuma disuruh lari doang. Masa gue dijadiin samsak? Lagi pula kan enggak masuk akal muka lo babak belur gitu hanya gara-gara lari keliling lapangan doang." bujuk Ray agar meredam emosi Maikel. Bukannya meredam, Maikel justru bertambah kesal.
"Gara-gara hukuman itu juga gue harus ketemu....."
Ucapan Maikel terpotong ketika Bu Nisa masuk ke kelas. Ibuk itu tak sendirian ada cewek cantik yang menutup mukanya dengan masker. Rambutnya panjang dan indah. Hanya diikat sebagian saja. Ada jepit rambut kecil berbentuk pita berwarna biru yang ia selipkan agar poninya tak berantakan. Sayangnya, masker itu belum ia buka. Tapi, Maikel bisa melihat dengan jelas iris mata cewek itu. Coklat hazel yang indah dan bulu matanya lentik.
Cantik!!! gumam Maikel.
Tunggu dulu...
Sepertinya cowok itu kenal siapa dia. Tapi ketemu dimana ya??
Bukannya.....Maaf ya kalau feelnya kurang dapet... Masih diusahakan untuk dapet feelnya nih.
Hehehe...
Makasih banyak yang udah baca cerita ini.
Tunggu part selanjutnya ya.
See you...
(Vira)
KAMU SEDANG MEMBACA
Always Because You
Teen Fiction"Lo itu resek banget sih!!! Udah gue bilang jangan ikutin gue" "Lo aja yg kepedean. Dasar cewek kebaperan!!!" Maikel yang dingin dan menyebalkan dipertemukan dengan cewek yang sama dinginnya dengan dirinya. Apa jadinya es dan es dipertemukan? Akank...