Apa ini adalah sebuah kutukan dewa asmara? Saat bersamamu aku jatuh berkali kali, mungkin itu alasan kenapa aku susah pergi
~April~April segera menurunkan tasnya dari pangkuan dan sengaja mengisi bangku kosong disebelahnya dengan tas itu.
Bus yang dia naiki berhenti tepat di gang rumah Galih. Dia terlalu khawatir jika Galih datang dan duduk di sebelahnya. Ya, setidaknya hal ini dapat mengantisipasi sesuatu yang tidak ingin terjadi. Hari ini dia ingin menjauh dari Galih, entah sampai kapan? Yang pasti, sampai Kanza mengerti dan menarik kembali ucapannya bahwa gadis itu yang merebut Galih darinya.
Dan Benar saja, cowok itu naik ke dalam bus. April sengaja membuang mukanya ke arah jendela, supayanya mereka tidak saling menatap. Dan untunglah, sampai bus berjalan Galih tidak duduk disebelahnya. April mengalihkan pandangannya dari arah jendela ke seantero bus. Entah apa maksudnya, tapi sepertinya hatinya yang meminta mencari sosok Galih.
"Hai," sapa Galih dengan senyum lekat dibibirnya, dia berdiri sambil memegang palang di samping bangku April. April kembali memalingkan muka.
Pagi ini menjadi saksi bisu, karena Galih jantung April kembali berdegup tak karuan. Bagaimana bisa dengan tampang tiada dosa Galih tersenyum seperti itu kearahnya? April menghela nafasnya lalu menarik tasnya dan kembali memangkunya. Tatapannya masih keluar jendela, melihat jalanan yang mulai memadat.
Cowok itu mendekati April,
" boleh duduk?" Tanyanya bermaksud meminta izin. April tidak menjawab ucapan Galih, kepalanya hanya mengangguk, sedang mulutnya masih diam dan matanya menatap ke luar jalan.Galih duduk. Kemudian keduanya saling membuang muka, April masih setia menatap luar, sedang Galih menatap kearah depan. Tidak ada interaksi diantara mereka, hal itu membuat suasananya lebih canggung.
Sinar mentari pagi yang menerobos jendela membuat April sedikit silau. Refleks dia mengalihkan tatapannya dari arah jendela, tak sengaja matanya kembali memerangkap wajah itu. Menatap Galih, kembali merasakan rasa itu sesakit ini. Dia terlalu sadar diri, bagaimanapun juga, April tidak mungkin bisa memiliki Galih. Terlebih karena masalah kemarin, mungkin menyukai diam diam dan melupakan dalam diam merupakan keputusan tepat walau berat."Maaf," ucap Galih pelan, namun memastikan April mendengar. Cowok itu sadar jika April sedang memperhatikan nya. Dengan tatapan meneduh, Galih menoleh ke arah April.
April diam tak bergeming, tatapan itu terus saja masuk pada retinanya membuat debaran jantung itu terus saja mengalun tanpa irama.
Galih memberikan sepucuk surat pada April. Dan tanpa bicara, cowok itu pergi begitu saja. April bingung dengan sikap Galih barusan. Dia ikut beranjak dan turun dari bus. Saat gadis itu akan mengejar, dia berhenti menatap surat itu sebentar. Kemudian dia menghela nafas, hampir saja dia terbawa suasana.
Sesampainya April dikelas, dia menuju bangkunya, segera dia membuka secarik kertas yang dilipat sederhana.
Di sebuah bus Jakarta, duduk disebelah mu yang ingin ku ajak cerita namun tak bisa,
2-februari-2017
Maaf,
Sepatah kata itu pengingat aku salah,
Salah sudah melibatkanmu pada permasalahanku, seharusnya tidak perlu, namun entah kenapa semesta melihatnya begitu
Maaf,
Aku terlanjur menjadi dewasa, terlanjur memiliki sikap perasa, namun tidak memikirkan perasaan orang lain termasuk kamu,
Maaf,
Jika perlakuanku menyakiti, jika ucapanku melukai, jika kenangan kita justru menari nari membuat pelupuk matamu terbanjiri,
Sekarang aku sadar, aku sudah mempermainkan perasaannya dan perasaanmu,
Tapi aku tidak bisa melakukan apapun kecuali maaf, aku paham dengan sikapmu, karena itu memang pantas untukku.
Jangan merasa bersalah, kamu tidak salah, aku yang salah.
Tapi. Ku harap kamu bisa memaafkan, Karena Tuhan yang sempurna saja tidak sombong untuk diminta ampunan,
Galih.
Btw, kalo lo mau, jam tuju gue tunggu di teras rumah gue, ada yang perlu gue bicarain..
KAMU SEDANG MEMBACA
Pieces Hurt [Tamat]
Genç KurguRank=> 8-bertepuk sebelah tangan (140619) 9-bertepuk sebelah tangan (250619) Sebuah Kehidupan SMA yang sebenarnya. Ceritanya sedikit terdengar *klise* sama kehidupan asli. Bukan dalam cerita sastra. Bukan tentang badgirl atau badboy at...