"Bu, pulang yuk...!" Desak kania pada sang ibu yang duduk di sebelahnya.
Kania ngerasa gak nyaman ada disini, menurutnya acara ini sangat membosankan karena gak ada satupun orang yang di kenalnya.
Hari ini adalah hari ulang tahun PT. YOLO yang ke 10. Perusahaan yang bergerak di bidang teknik yang sudah memiliki 'nama' di dunia. Ayah kania merupakan direktur keuangan di perusahaan tersebut, dimana acara perusahaan merupakan kewajiban bagi ayah kania untuk menghadirinya. Sementara untuk kania, mengikuti acara seperti ini adalah hal yang pertama baginya. Membuatnya merasa jengah, bosan dan pengen cepat pulang.
"Sabar dong sayang" ibu kania membalas ucapan putrinya dengan gemas, ini merupakan yang kesekian kalinya dalam 1jam kania merengek minta pulang, "sebentar lagi kita pulang".
Kania mengerucutkan bibirnya, sedari tadi jawaban yang di dapatnya hanya "sebentar lagi" tapi ibu dan ayahnya tidak beranjak juga dari tempat tersebut.
"Kania bosen tau bu, gak ada temen ngobrol. Tua semua yang dateng." Rajuk kania. mengerucutkan bibir sambil merobek-robek tissue di tangannya.
Merasa kasihan melihat anaknya yang udah hampir mati bosan, ayah kania menyikut sisi kanan lengan putrinya. "kania, udah kenal sama anaknya temen ayah belum?"
"Yang mana yah?"
"Itu, Bobby." ayah kania menunjuk kearah seorang pemuda tinggi yang berdiri membelakangi mereka, kania ngelirik sebentar. Bener-bener gak tertarik.
"Belum."
"ih kania, kamu harus kenalan sama Bobby. Dia anak baik loh, Ibu suka. Ayo habis ini ibu kenalin. Ibu juga belum salaman sama mamanya Bobby." Ibunya nimbrung dengan senyum sumringah menghiasi wajah berumurnya.
Kania menaikan sebelah alisnya, "yaudah..... kalau gitu kenapa gak ibu aja yang kenalan sama dia?"
Jawaban asal kania langsung di hadiahi cubitan pada lengan oleh ibunya, lumayan pedes nyubitnya sampai kania ngeringis. "Dih kamu mah, nia. Kenalan aja. Mana tau jodoh, iya kan yah?"
"Iya, lagian kamu udah umur segini masih jomblo aja, nia. Temen ayah udah pada nimang cucu semua tuh, kan ayah pengen juga."
Ayah kania ikut nyeletuk sambil senyum senyum.Kania memutar kedua bola matanya.
"Idih. Baru juga 23tahun yah." Kania berdiri dari tempat duduknya, melihat putrinya merajuk ayah dan ibu kania cuma bisa mesem mesem geli. Seneng gitu habis godain anaknya.
"Kania ke kamar mandi dulu deh bu, yah. Nanti telfon kania aja kalau udah mau pulang."
"Jangan lama-lama sayang."
Kania mengangguk, sebelum akhirnya beranjak menuju sebuah toilet di ujung ruangan.
***
Kania berjalan tergesa karena rasa ingin buang air kecil yang sangat mendesak di bawah pusarnya, sampai-sampai enggak merhatiin sekitar.
"Astaga! Aduh... Aduh... Maaf..." Kania spontan membungkuk begitu merasakan tubuh mungilnya bertabrakan dengan seseorang.
"Maaf aku gak sengaja." Sekali lagi kania membungkuk di hadapan cowok bertubuh tinggi yang baru aja di tabraknya itu.
"It's okay." Jawab cowok itu pelan, sama sekali tidak ada nada kesal di dalam suaranya.
"Sekali lagi maaf, aku buru-buru hehe." Kania nyengir dan berjalan lagi tanpa melihat wajah dari orang yang di tabraknya.
"Eh, kamu...." panggil cowok itu. "mau ke toilet?" Tanya cowok itu menginterupsi langkah kania.
"Lemme tell you. Kalau kamu masuk ke dalam pintu itu, aku yakin 100% deh kamu bakal teriak dan menggemparkan seisi ruangan." Tambahnya sambil nunjuk ke arah tulisan 'toilet pria' yang ada di depan pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
FIREWORK
Romance18+ "Do you ever believe in fate?" "Maybe you will be my fate after this day end." -- Tertangkap basah oleh kedua orang tuanya saat tengah bergumul dengan seorang pria di hotel bintang 5 merupakan mimpi buruk bagi Kania. Rasa tidak percaya dan ing...