Dengan mata masih terpejam Jisoo terjaga dari tidur lelapnya. Ia merasa sepertinya tubuhnya bertumpu pada sesuatu yang hidup karena merasakan tarikan dan hembusan nafas serta detak jantung yang Ia dengar dari sisi telinga kanannya.
Tidak mungkin Jeiya karena aroma ini bukan aromanya tapi aroma maskulin.
Dahinya berkerut. Jisoo langsung tersadar dan bangkit berdiri. Ia menutup mulutnya dengan telapak tangan kanannya melihat sosok yang terlelap disampingnya.
Oh Sehun....
Sehun ikut terbangun karena pergerakan Jisoo dan menyunggingkan senyumnya,
"Morning, my dear," ucapnya dengan tubuh masih menyender di sofa.
"Kaa.. Kamu kenapa di sini? Mana Jeiya?"tanya Jisoo dengan gugupnya.
Sehun lalu memberi kode padanya untuk melihat ke belakang. Jisoo tersenyum lega melihat keponakannya yang masih tertidur pulas.
Ia duduk di sisi tepi ranjang memperhatikan Jeiya yang tertidur pulas sambil mengoleskan salep di kulit tangannya yang memerah.
"Minum ini," tiba-tiba Sehun sudah ada di samping Jisoo membawa secangkir teh chrysanthemum.
"Terima kasih." Jisoo hanya mengambilnya tapi tidak meminumnya.
"Minum," paksa Sehun dengan tangan bersedekap menunggu Jisoo mengikuti perintahnya.
"Aaahh...sudah. Lihat." Jisoo mengembalikan cangkir teh yang kosong pada Sehun dengan senyum menyindir.
"Ayo..." Sehun memaksa Jisoo berdiri dan Ia terpaksa menurutinya.
Ia memegang tangannya seperti hendak mengajaknya pergi.
"Ayo kemana?" Jisoo menahan tangannya dengan wajah bingung.
"Tidur. Biarkan Jeiya istirahat," jawab Sehun dengan suara pelan.
Jisoo langsung menarik tangannya dengan cepat.
"Tidur? Maksud kamu?"
Maksudnya tidur bersama? Dasar pervert berani sekali dia mengajakku seperti itu mentang-mentang ada di rumahnya.
Sehun yang melihat ekspresi marahnya segera menyadari kalau sepertinya gadis itu salah paham.
"Maksudku, mommy udah menyiapkan kamar tamu di sebelah. Biarkan Jeiya di sini ada Nanny yang akan menungguinya. Kamu bisa istirahat, ini baru jam 6 pagi. Apalagi kemarin habis berkencan kan?" sindir Sehun.
"Aku mau disini saja menemani Jeiya. Aku mau dia lihat aku saat bangun," jawab Jisoo tidak menanggapi sindiran Sehun, "Oiya, kamu belum cerita kenapa Jeiya sakit."
"Aahh itu.. Jeiya, dia makan strawberry." Sehun menghindar tatapan Jisoo yang menunggu jawabannya.
"Strawberry?Jeiya makan strawberry? Bukannya kamu tahu dia alergi buah itu. Kenapa dia sampai memakannya?" Jisoo benar-benar kesal dibuatnya.
"Aku tidak ada waktu Jeiya memakannya. Sudahlah lagipula hanya alergi, Sayang, bukan hal yang serius." Sehun bersedekap di depanJisoo berharap kekesalannya mereda tapi sayangnya dia salah.
"Hanya alergi? Hanya alergi maksud kamu?" Suara Jisoo tiba-tiba meninggi dan kedua netranya membesar mendengar ucapannya.
"Kamu...mfffpphhh.. Sehfffmmpph..." Tiba-tiba Sehun melingkarkan tangannya ke pinggang Jisoo dan menariknya hingga keduanya menempel lalu tangan yang satunya lagi membekap mulut Jisoo.
"Diam, jangan berisik. Kamu mau membangunkan Jeiya? Aku akan melepaskannya kalau kamu tidak marah-marah. Mengerti!" Jisoo mengangguk lalu Sehun melepaskan bekapannya tapi tidak rangkulannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
* J e i y a * [HunSoo's Story]
RomanceJeiya harus kehilangan kedua orangtua di usia 3 tahun akibat kecelakaan. Jisoo dan Sehun memperebutkannya karena merasa berhak atas Jeiya. Jadi siapa yang akhirnya berhak atas Jeiya? Amazing Cover by @andearr thanks dear ^^