Pic diatas adakah cash dari lintang saputra (ketua osis)
*****
Danniel POVPelukan erat yang tadinya melekat erat di tubuh ayah menjadi buyar saat mobil yang kami kendarai berhenti di depan gerbang sekolah. Ku ubah pandanganku kearah sekolah baru yang akan ku tempati untuk menuntut ilmu. Sekolah ini cukup besar dengan gerbang yang tinggi kokoh. Sekolah yang memiliki dua tingkatan pendidikan yaitu smp dan sma itu dilindungi oleh pohon-pohon rindang yang menyejukkan. Kulihat lagi beberapa siswa siswi berseragam biru putih dan putih abu-abu berdiri memelas kepada seorang satpam untuk mengizinkan mereka masuk ke dalam sekolah. Mungkin hampir semua siswa suka jika tidak mengikuti upacara bendera yang melelahkan, tapi mereka harus mengambil konsekuensi jika terlambat mengikuti upacara, ada yang disuruh bersihin wc, halaman dan berbagai hukuman lainnya.
Penjagaan yang begitu ketat tidak membolehkan mereka untuk masuk ke sekolah dan mengikuti upacara bendera. Bahkan ada kulihat siswa yang memakai seragam seperti ku menyodorkan sebungkus rokok kepada satpam untuk isyarat memperbolehkan dia masuk kedalam sekolah, tapi usaha nya nihil, mereka tetap tidak diperbolehkan masuk. Karena terlalu asik aku memperhatikan mereka yang sibuk untuk melewati gerbang dengan berbagai cara, aku tidak menyadari jika ayah sudah keluar dari mobil dan menghampiri satpam tersebut. Kulihat ayah berbicara dengan satpam yang sedari tadi menjaga pertahanan gerbang sekolah. Tidak butuh waktu lama ayah kembali ke dalam mobil dengan tergesa-gesa.
'Cklek' suara pintu mobil dibuka dari luar. Ayah masuk kedalam mobil dan mulai menjalankan menuju ke dalam sekolah yang gerbangnya mulai terbuka.
Kudengar suara sorakan tanda protes dari siswa siswi yang masih tidak diperbolehkan masuk. Pembatas yang memisahkan antara dunia luar dan sekolah akhirnya kulalui.
Setibanya di tempat parkir, kami berdua keluar menuju ke ruang yang rasanya tempat para guru rapat dan beristirahat.
Kulihat ayah berbicara kepada seorang guru wanita berbadan besar. Ayah menyodorkan berkas yang ku tebak pasti berkas-berkas sekolah lamaku.
By the way, aku pindah pada awal semester kelas 3 smp, yang sewajarkan sekolah tidak menerima murid kembali karena akan diadakan ujian nasional. Tapi terkecuali aku, karena banyaknya prestasi yang kubuat dan nilai yang memuaskan, yang dirasa sayang untuk melepaskan aset seperti ku.
Kutatap beberapa piala dan piagam serta foto yang tertata rapi di lemari penyimpanan sekolah. Dengan sombongnya aku berbicara dalam hati "akan ku isi lagi piala-piala yang tertulis dinamaku di sekolah ini".
Saat lagi asik menatap piala-piala tersebut, tiba-tiba aku dikejutkan oleh tangan yang menyentuh pundakku. Sontak aku berjalan menjauh hingga menabrak lemari yang penuh akan piala-piala tersebut.
"Kenapa nak?, ibuk mengejutkan mu?" Sapa ibuk guru yang tadi berbicara dengan ayah.
"Tidak buk, eh iya buk. Maaf ya buk" ku tatap ibuk guru tersebut sambil menenangkan detak jantung yang berdetak cepat.
Wajar saja aku tersontak kaget. Body shock yang kualami masih bersarang di tubuhku dan pikiranku.
"Gak papa nak. Nama kamu danniel kan? Ibuk sudah memanggil ketua osis yang nanti akan menemanimu berkeliling melihat sekolah. Kamu tak papakan ibuk tinggal" dengan ramah ibuk guru tersebut menjelaskan.
Kulihat ayah masih disibukkan oleh berkas-berkas yang ada ditangannya dengan guru lainnya. Kutatap lagi ibuk guru yang sedari tadi menunggu persetujuanku. Kuangguk-anggukkan kepala yang menandakan bahwa aku setuju. Ibuk guru itupun pergi dengan penuh senyum di wajahnya. Aku pun mulai duduk di bangku yang disiapkan didepan lemari piala. Aku tau bakal menunggu lama, karena upacara bendera masih berlangsung. Sambil menunggu aku mainkan kuku tanganku yang mengisyaratkan bahwa aku sedang bosan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tidak Tersentuh
Romancedanniel reyes adalah pemuda smp yang memiliki trauma mendalam dan membuatnya tidak bisa disentuh terutama oleh pria. dia berusaha untuk memperbaiki hidupnya yang sudah hancur dengan menyembuhkan penyakit body shock yang dialaminya. tetapi hidupnya...