6.1K 521 194
                                    

Peringatan! Membaca ini bisa menyebabkan kejang-kejang, rasa kesal yang amat sangat, rasa ingin memaki, pengabsenan penghuni kebun binatang dadakan dan masih banyak lagi.













Kamar apartemen nomer 36 pagi ini lumayan tentram. Belum ada tanda-tanda si kedua pemilik akan melangsungkan perang dunia ketiga di kediaman mereka. Namun, semua itu tak bertahan lama ketika suara teriakan dari yang paling tua tidak hanya memecah keheningan dan ketenangan, namun juga memecah gendang telinga siapapun yang mendengarnya.

"AAAAAAAAAA AAAAAAAAAA!!!", Minho, si oknum dari peneriakan itu kini tengah berdiri didepan cermin yang berukuran besar hampir setinggi dirinya. Ia sudah memakai seragam sekolahnya, ia juga baru saja menyisir rambutnya. Dan entah karena alasan apa ia berteriak sampai membuat Changbin yang baru saja keluar dari kamar mandi, dengan handuk terlilit di pinggangnya juga handuk kecil di kepalanya ia berlari menghampiri Minho.

"Kenapa kak?!", Tanya Changbin khawatir, ia menemukan Minho tengah berdiri sambil terdiam didepan cermin. Tak Changbin pedulikan dirinya yang kini setengah telanjang, biasanya ia akan berlari menjauh dari Minho jika ia habis mandi.

Minho belum menjawab, ia menuding pantulan dirinya di cermin. Changbin mengernyit heran, namun ia tetap melihat pada cermin tanpa curiga.

Changbin menatap aneh pada pantulan diri Minho yang baik-baik saja.

"Kenapa sih kak?", Tanya Changbin lagi, ia masih bingung kenapa Minho berteriak seperti histeris itu.

"Gila,, ganteng banget gue yah. Widih", Minho yang tadinya menuding pantulan dirinya dalam diam, kini bertepuk tangan sendiri sambil mengagumi keindahan wajahnya.

Dan saat itu juga Changbin menyesal karena sempat khawatir, akhirnya ia hanya khawatir pada hal yang tidak penting sama sekali.

"WADAWW!!", Minho kembali berteriak kesakitan kala Changbin dengan perasaan kesal yang amat sangat memukul kepala Minho yang tak ada isinya itu.

"Kok main nampol sih, bi?", Minho menggosok kepalanya yang terasa berdenyut itu.

If you think 'bi' means 'baby', you are wrong. 'Bi' = Babi



"Ya kamunya minta ditampol banget, pagi-pagi udah ngerusuh aja", Changbin berujar kesal sambil mengusap rambutnya yang masih basah. Dia masih belum sadar, kalau ia hanya memakai handuk saja.

"Lah, emang gan--- eh kamu mau ngapain kok gak pake baju? Hayo", Minho sadar akan Changbin yang hanya terlilit handuk, ia lalu menampakkan ekspresi andalannya. 🌚

"Apasih, pake-- lah!! Dih!! Kak Minho mesum!!", Changbin dengan buru-buru menutup dadanya dengan menyilangkan kedua tangannya ditubuhnya, walaupun sebenarnya itu tidak dapat meng-cover apapun.

"Kamu yang telanjang kok aku yang dikatain mesum, salah terus aku dimata kamu. Besok kakak pindah ke ketek kamu",

"Kak, ini masih pagi. Nggak usah nge-goblok dulu. Kasian yang baca, pasti misuh-misuh gara-gara kamu", Changbin menggeleng kepalanya, lalu berbalik hendak mengambil seragam sekolahnya. Namun, sebelum Changbin beranjak Minho dengan segera menahan tangan Changbin.

Minho menatap Changbin dalam, Changbin dibuat salah tingkah padahal sebelumnya ia ingin marah karena Minho tiba-tiba menahannya.

"Bi..", panggil Minho dengan suara rendahnya, Changbin menaikkan satu alisnya. Sedangkan Minho memandang Changbin dari atas kepala sampai kebawah kaki,, lalu sebaliknya.

"Hari ini bolos aja ya", dengan wajah memelas Minho memohon pada Changbin. Changbin awalnya tak paham dengan apa yang Minho bicarakan, namun sekian detik kemudian ia membelalakkan matanya.


"Aku jijik mas!! Jijik!! Pergi kamu mas!! Pergi!!"





















Segini dulu aja untuk perkenalan, kita tidak usah serius-serius di book ini... Santai aja..tidak usah mikir..hiduplah seperti Minho.

"Hidup itu jangan kebanyakan berpikir, otak diciptakan untuk mengisi kekosongan kepala. Bukan buat kerja" - Lee Minho 2019

[4]Dear ( Lee Minho - Seo Changbin) Selesai ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang