Musim semi, bunga-bunga bermekaran.
Awal tahun pelajaran, matahari pagi terlihat cerah di atas awan. Kicauan burung sudah lama tidak terdengar, tergantikan bising kota.
Di depan papan pengumuman, yang dimana tertempel daftar siswa beserta kelas barunya, disusun berdasarkan peringkat ujian akhir semester. Puluhan siswa rusuh berebut ingin melihat papan yang hanya seluas 1.5 x 2 meter, dan bersama bersorak gembira ketika ternyata mereka berada di kelas yang sama dengan teman baik mereka.
Hening beberapa detik. Tiba-tiba mata mereka tertuju pada daftar kelas terbawah dan pada siswa dengan nilai ujian akhir terendah.
"Eh? Ini bohong kan? Dia kan jenius!" Satu seruan terdengar keras, yang lain saling sikut untuk melihat lebih dekat, dengan tatapan tidak percaya.
"Mustahil! Hanya dia seorang yang berkali-kali memenangkan olimpiade di angkatan kita!!" Teriakan saling sahut-menyahut, dilanjutkan bisik gosip para siswa perempuan.
"Pemegang rekor empat kali nilai sempurna!! Sang juara di semua subjek pelajaran!! Di-dia, masuk kelas F?!" Para siswa terlihat kebingungan, masih tidak percaya. Belasan orang berdiri mematung beberapa detik, kaget.
Tak lama kemudian, seseorang yang dimaksud datang dari pintu depan sekolah, semua pasang mata beralih pandangan padanya. Dengan tas sekolah terseret di tangan kanannya, rambut acak-acakan, dan juga hoodie berwarna jingga polos, dia berjalan mendekat ke papan pengumuman tersebut. Seluruh siswa yang tadinya berkerubung di depan papan itu menjauh, memberi jalan kepada orang yang dimaksud.
Setelah melihat namanya ada di urutan paling bawah, dia hanya tersenyum simpul, kemudian pergi menuju kelas barunya, kelas 8F, kelas para orang-orang bodoh. Semua siswa yang tadinya memberi jalan pada Sang Juara masih berdiri mematung, tidak percaya.
Kenapa ia tersenyum?!