JIKA ; TWOSHOT

1.8K 233 63
                                    

Aku bergegas menuju apartemenku. Sungguh, aku benar-benar lelah. Dengan acara reality show terbaruku yang menguras waktu dan energi. Aku butuh tidur yang panjang.

Bukan mati.

Well, tidak perlu ku jelaskan. Aku manusia, butuh istirahat yang semestinya.

Aku keluar dari mobil, berjalan lesu menuju lift. Menekan tombol 9 dan menunggu hingga lift terbuka. Ingin rasanya aku tidur sebentar selagi lift masih berjalan.

Bodoh.

Lift terbuka.

Hanya ada dua kamar di lantai 9. Kamarku dan rekanku. Atau mungkin, orang spesialku?

Aku mendapati seonggok manusia mungil tengah berjongkok didepan pintu apartemenku.

Sial! Menggemaskan sekali.

Lihat dia! Dengan piyama doraemon yang kebesaran, sandal dengan motif yang sama, berjongkok memainkan jarinya didepan pintu. Dasar bocah!

"Apa yang kau lakukan, Plan?" Tanyaku ketika sudah berada didepannya.

Oke, dia lebih tua satu tahun dariku. Tapi aku malas memanggilnya P' atau semacamnya. Memanggil dengan namanya lebih menyenangkan untukku. Toh, dia juga tidak masalah.

Plan berdiri, memasang wajah cemberut menghampiriku.

"Kenapa lama sekali? P'Zaanook meneleponku dan memintaku untuk memastikanmu kembali kesini dengan selamat. Dia bilang kau sangat kelelahan dan takut terjadi sesuatu padamu." Bibir mungilnya mengoceh.

Aku tersenyum. Rasanya, lelahku perlahan menghilang seiring dengan wajah manisnya ada didepanku.

"Hm. Aku sangat lelah. Aku hampir menabrak tikus yang menyeberang tadi."

Mata bulatnya melotot.

"Benarkah? Seharusnya kau meneleponku untuk menjemputmu! Bagaimana jika kau benar-benar menabrak tikus itu hingga mati? Kau akan jadi pembunuh! Kau bodoh, Mean!"

Guys, aku suka melihatnya mencemaskanku.

Aku tersenyum mengacak rambutnya.

"Aku tidak apa-apa. Ayo masuk! Aku tidak kuat lagi berdiri."

Dia mengikutiku masuk ke apartemen. Bahkan hingga aku memjatuhkan tubuhku ke sofa. Ia menatapku cemas.

"Apa kau sudah makan?" Tanyanya lagi.

Aku menggeleng. "Acaranya sangat panjang. Aku tidak punya waktu untuk makan."

"Sial! Sebenarnya acara apa yang sedang kau jalani sekarang? Aku akan menelepon P'Zaanook dan memintanya untuk memutus kontrakmu dengan project itu!" Dia melipat tangannya didada.

Aku tersenyum sekali lagi.

"Daripada mengoceh seperti itu, kenapa tidak memasakkanku sesuatu? Aku ingin mencoba masakkan Chef Plan." Aku menggodanya.

Pletak!

Dia menjitak kepalaku. Bangsat. Lumayan nyeri.

"Aku bukan babumu. Kenapa aku harus repot memasak untukmu?"

Oh! Aku mulai gemas.

"Bagaimana jika istriku?" Aku menaikkan satu alisku.

Aku bisa melihat perubahan di wajahnya. Rona merah mulai muncul di pipi gembilnya.

Good job, Mean!

"Istri apaan! Oke oke, aku akan memasak. Tapi ini tidak gratis. Kau harus membayarku setelah ini!" Dia meninggalkanku ke dapur.

Jika ; MEANPLAN [TWOSHOT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang