9# Setetes Embun Surga

10.9K 1.4K 159
                                    


Assalamualaikum...
Ada yang nunggu?
Sebelum membaca, perkenalan sama cast Aisyah menurut saya, ya.

Cekibrot...👇🏻

Aisyah Ayudia Prameswari



Vote dan komentar selalu dinanti.





Sudah hampir dua minggu ini Ammar disibukkan dengan agenda kantor yang padat. Terhitung hanya dua kali kurun dua minggu lalu Ammar menyambangi pesantren. Selama tidak pergi ke sana, Ammar hanya menanyakan kabar Aisyah lewat beberapa orang pengurus di sana.

Sabtu ini kerjaan Ammar lumayan lengang dan dia pikir malam nanti akan berkunjung ke Pesantren, salah satu niatnya ingin mengetahui langsung kabar Aisyah. Dua minggu terlewati, apa gadis itu masih tetap sama, atau ada yang berubah darinya.
Entah kenapa, Ammar sangat berharap ada perubahan dalam diri Aisyah.

"Saya sungguh minta tolong sama Ammar untuk mengawasi Aisyah selama tinggal di pesantren." ucapan Pak Hanif kembali menyambangi benak Ammar.

Ammar membalas permintaan Pak Hanif dengan ungkapan Inshaa Allah. Bukan tidak mau berjanji, tapi dia akan menjaga amanah itu sebaik-baiknya atas izin Allah.

Ammar memutuskan pulang dari kantor saat jam masih mengarah ke pukul tiga sore. Usai menghadiri rapat dengan beberapa staff, Ammar ingin lekas membersihkan badan, lalu bersiap-siap menuju pesantren.

"Abang, tumben jam segini udah di rumah?" Ummi Illyana agak heran saat menyambut suara salam dari depan yang tak lain Ammar.

Ammar melepas sepatu pantovel yang ia kenakan dan menggantinya dengan sandal jepit khusus untuk di dalam rumah. "Iya, Ummi, lagi enggak banyak kerjaan, kebetulan Ammar habis ini---"

"Ammar, nanti bakda magrib kita semua mau ke rumah Abi sama Ummi, lho. Kamu harus ikut ya," titah ummi Illyana memotong ucapan Ammar. Yang dimaksud dengan Abi-Ummi adalah Abi Fariz dan Ummi Lila. Ammar hanya mematung. Bingung, padahal sudah punya rencana akan ke pesantren.

"Sama Abi dan Azra saja ya, Ummi. Ammar ada perlu nanti, mau ke pesantren."

"Ammar, kalau kamu baik-baik saja, tidak seharusnya menghindar terus. Kemarin sudah tidak ikut saat ke rumah Ammi Ilham, sekarang kita mau membahas penentuan tanggal akad Azra sama Shaqila, kamu mau menghindar lagi?" ucapan ummi Illyana membuat Ammar tercenung. Bukan! Bukan maksud hati Ammar untuk menghindar, hanya waktunya saja yang kebetulan bersamaan seperti itu. Ammar paham kenapa sang ummi cemas, tersebab hanya beliau yang tahu perasaannya pada Shaqi.
Jauh dari dugaan Ummi Illyana, Ammar telah ikhlas sepenuh hati melepas Shaqi untuk Azra.

"Ummi, maafin Ammar, bukan maksud hati mau menghindar, tapi Ammar memang---"

"Kalau Abang benar telah ikhlas, malam nanti harus ikut! Ummi enggak nerima penolakan!" lagi, Ummi memotong penjelasan Ammar yang belum selesai. Kalau sudah bicara dengan nada tegas, itu artinya Ummi Illyana tidak bisa dinego lagi. Ammar menghela napas, lalu mengangguk.

"Baiklah Ummi Sayang, apa sih yang enggak buat Ummi-nya Ammar yang paling cantik." dipeluknya sang Ummi dari samping sembari mendaratkan kecupan sayang di pipi umminya.
Ammar tidak punya pilihan lain. Baginya permintaan sang ummi adalah perintah yang harus ditaati.
***

Sudah  dua minggu ini Aisyah tinggal dan mengikuti semua kegiatan di pesantren. Pelan tapi pasti, ada banyak perubahan mulai nampak. Biasanya gadis itu paling susah dibangunkan untuk Qiyamul lail. Sering absen tugas kelompok dan suka kabur saat jam pelajaran.  Biasanya juga paling tidak bisa tepat waktu saat mengikuti kajian, manaqib atau hapalan. Sekarang mulai terbiasa dengan jadwal yang ada. Aisyah yang selama ini tidak pernah turun ke dapur, kini, ikut merasakan bagaimana bergotong royong menyiapkan sarapan atau memasak untuk lengseran.

Tahajjud Cinta (TAMAT/TERBIT NOVEL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang