Chapter 9

1.8K 135 17
                                    

Tidak ada hari yang tidak spesial , semua hari sangatlah spesial. Ketika kita masih di perlakukan sangat baik oleh orang-orang terdekat kita itu merupakan hari spesial , dimana kita masih bisa membuka mata di esok hari ,itupun merupakan hari spesial.

Tidak terasa waktu sudah berjalan sembilan bulan,hubungan haneul  dan sehun bahkan semakin romantis ,terakhir mereka bertengkar saat haneul lupa untuk menjemput jungyo ,dan selebihnya tidak ada lagi pertengkaran.

"Kenapa kau tidak bekerja ? Kau sakit ? " haneul memegang dahi sehun namun ia tidak merasakan panas. "Tidak panas"

"Memangnya kenapa jika aku tidak kerja ? "Sehun menatap mata haneul dengan lembut.

"Aneh saja ,bahkan sekarang bukan hari sabtu ataupun minggu"

"Hey, apa salah jika aku ingin menghabiskan waktu bersama istriku di rumah " sehun mencubit pipi haneul gemas, ia merasa haneul banyak bertanya dan ia seperti orang yang sedang di introgasi.

"Tidak ,kurasa kau memang sedang sakit"haneul mengacak rambut sang suami "baiklah selamat beristirahat ,aku harus membereskan tempat tidur jungyo" haneul hendak pergi,namun sehun menahannya.

"Aku tidak sakit,lagipula aku CEO nya jadi bebas mau masuk atau tidak"

"Iya iya tuan oh , aah mumpung  kau tidak bekerja tolong kau bereskan tempat tidur "

"Baiklah ,perempuan memang cerewed" haneul tidak menanggapi perkataan sehun dan lebih memilih pergi.

Sehun mulai membereskan tempat tidur miliknya ,ia terus menggerutu karena sang istri "kalau tahu begini aku kerja saja"helaan nafas terdengar dari mulut sehun , ia berniat menghabiskan waktu berdua dengan istrinya di rumah ,tapi nyatanya ia malah di suruh membereskan tempat tidur.

"Sudah selesai ?" Tanya haneul yang baru saja masuk kamar dengan membawa dua gelas teh.

"Sudah nyonya"haneul menahan tawa saat melihat wajah kesal sehun "ayo duduk di balkon ,sudah lama bukan kita jarang berduaan" haneul dan sehun pergi ke balkon ,duduk di balkon di pagi hari dan di temani secangkir teh  itu tidak buruk.

"Minumlah "

"Terimakasih,ada yang ingin aku bicarakan padamu " sehun menatap haneul lembut .

"Katakan saja"

"Sebelumnya maaf karena tidak memberitahumu terlebih dahulu  ,aku sudah membeli dua tiket liburan ,dan jika kau mau kita berangkat lusa" haneul tampak terkejut ,bagaimana bisa sehun merencanakan ini semua sedangkan ia selalu sibuk bekerja.

"Kenapa mendadak sekali ? Bahkan jungyo harus sekolah "

"Aku hanya ingin kita berdua , kita bisa menitipkan jungyo pada ibu" pasalnya sehun ingin merayakan anniversary  mereka di luar negeri

"Apa ? Tidak ,aku tidak tega meninggalkannya sendiri di sini ,kau tahu kan jungyo tidak bisa jauh dariku " haneul menatap sehun .

"Jadi kau menolak ?"

"Akan kupikirkan dulu " haneul mengelus pipi sehun berharap sehun mau mengerti.

"Aku butuh jawabannya sekarang ,waktu kita tidak banyak sayang"

"Baiklah ,kita berangkat lusa bukan ? Aku akan membujuk jungyo agar dia tidak ikut" haneul masih belum tahu kenapa sehun mengajaknya berlibur hanya berdua .

"Baiklah" sehun mencium pipi sang istri sekilas ,dan membawanya kedalam dekapan hangatnya.

Sementara di tempat yang berbeda seorang wanita cantik yang tengah mengandung ,dan kandungannya sudah menginjak usia sembilan bulan.

My family, My life (Sequel You Never See Me) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang