Prolog - Pencuri Kecil

33 7 26
                                    

Deruh nafas terdengar tidak beraturan. Disapunya keringat dikeningnya, sesekali menoleh kebelangkangnya berhati-hati jika warga lain masih mengejarnya. Dia tersenyum menatap sebuah tas selempang ditangannya dan kembali berlari.

Dia sampai ditempat biasanya berkumpul, ada satu anak lainnya yang menunggu di bawah jembatan besar tempat kendaraan besar melintas. Dia menghampiri anak lelaki itu. Sesampainya disamping anak itu gadis 8 tahun itu mendudukkan dirinya yang penuh keringat.

"Sekarang dapat apa?" tanya anak lelaki itu datar.

"Ini. Dari wanita kaya yang angkuh." jawabnya mengacungkan tas yang baru dia dapatkan.

"Isinya bagus?" tanya anak lelaki itu lagi.

"Tidak tahu,"

"Ta, kamu tahu?" anak lelaki itu menoleh lalu menggeleng.

"Bagaimana aku tahu jika kamu saja tidak mengetahuinya,"

"Bukan, bukan itu. Aku, baru saja bertemu dengan lelaki manis usia nya tidak jauh beda darimu," tuturnya.

"Aku lebih manis."

"Dia berbeda. Dia bersih dan pastinya memiliki uang,"

"Aku bisa mandi, aku juga bisa mencari uang." ucap anak lelaki itu.

"Dengan mencuri? Tidak. Aku ingin dengan cara yang benar." balasnya.

"Jika memang kamu menyukainya, apakah dia akan menerimamu yang hanya seorang pencuri, Hana-ya?"

Hana merasa tertusuk oleh perkataan itu. Benar, dia hanyalah seorang pencuri kecil yang berkeliaran dijalanan dan sudah sering dicari warga sekitar yang risih. Tapi, apakah dia tidak boleh menyukai anak lelaki yang pantas?

"Taehyung-ah," panggil Hana, tatapannya lurus kedepan. Taehyung menolehkan wajahnya.

"Aku, akan berhenti menjadi pencuri." mantap Hana mengepalkan tangannya.

"Ya, micheonabwa." ucap Taehyung datar sembari menghitung uang curian yang mereka dapatkan hari ini.

Hana masih memantapkan dirinya bahwa dia akan berubah. Dia akan berhenti melakukan pekerjaan kotornya. Berhenti menjadi pencuri.

"Hana," panggil Taehyung.

"Mwo?"

"Kamu akan makan dari apa?" seketika semangat Hana yang membara memudar. Memikirkan dirinya yang tidak bisa makan karena berhenti mencuri, sangat menakutkan. Karena hidupnya kini bergantung pada hasil curiannya.

Bocah berusia 12 tahun itu menepuk pundak Hana.

"Sudahlah. Kita berbeda dengan mereka yang bisa dengan mudah mendapatkan uang dan makanan. Tidak seperti kita yang harus mencari uang sendiri karena orang tua sialan kita membuang kita begitu saja. Jadi sadarlah." Taehyung bangkit dari duduknya menatap kearah langit berbintang. Hana menundukkan kepalanya.

"Aku... Juga ingin memiliki orang tua," lirih Hana, Taehyung yang mendengarnya menjadi kesal. Dia membalikkan badannya lalu meraih kedua bahu Hana dan mencengkramnya kuat.

"Tidak! Mereka menelantarkan kita dan membuat kita sengsara seperti ini! Mereka tidak menginginkan kita. Kita hanya anak yang dibuang!" geram Taehyung, matanya melotot seperti akan keluar. Hana ketakutan dengan Taehyung, dia selalu menyeramkan seperti ini jika menyangkut orang tua. Taehyung sangat membenci kata itu, baginya tidak ada orang tua didunia ini, hanya ada target curian dan kesengsaraan.

Air mata mulai meluncur dari mata Hana, Taehyung yang sadar perlahan melepaskan cengkramannya, tatapannya mulai melunak tidak semenyeramkan tadi. Dipeluknya Hana erat, rasa bersalah muncul, dia tidak bermaksud untuk membuat Hana menangis.

"Hana, mianhe. Aku–aku tidak bermaksud menyakitimu, a–aku... Maafkan aku, Hana." keduanya larut dalam tangisan, menangisi nasib mereka yang harus berjuang seorang diri melawan kejamnya kehidupan.

Sejak itu, Taehyung bertekad untuk membuat Hana bahagia, tidak akan membuatnya menangis. Dia berjanji pada dirinya sendiri akan mengubah hidupnya dan juga Hana.

Heart ThiefTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang