Kota yang tidak pernah tidur, meski waktu sudah menunjukkan tengah malam sekalipun. Seoul memanglah salah satu kota di Korsel yang mendapat julukan tersebut.
Bukti nyatanya saja, pada pukul dua dini hari. Kota ini tetap dipadati banyak penduduk yang masih sibuk dengan kegiatan mereka. Meskipun jalanan sudah tidak seramai pada siang hari, tapi tetap saja di sepanjang trotoar masih banyak para pejalan kaki.
Baiklah mari kita lihat bagaimana keadaan di salah satu sudut trotoar di Seoul.
Di sana seorang namja bertubuh tinggi semampai tampak sudah bersiap melancarkan aksinya. Jari-jemarinya bergerak mengambil dompet para pejalan kaki tanpa ada yang menyadarinya. Seakan ia sudahlah sangat berpengalaman di bidang tersebut.
Setelah puas dengan hasil yang ia dapat, namja itu pun berjalan berlawanan arah dari para korbannya. Ia mengambil semua yang ada pada dompet lalu membuang dompet kosong tersebut ke sembarang arah.
"Apa hyung tidak bosan melakukan semua itu? Setiap hari selalu mengambil hak orang lain untuk kesenangan pribadimu."
Suara yang sangat ia kenali itu terdengar secara tiba-tiba namun tidak membuat namja itu terkejut.
"Ini menyenangkan." Jawabnya.
"Chanyeol hyung? Apa tidak ada sedikit saja dalam fikiranmu untuk menghentikan kebiasaan burukmu itu?"
Namja yang dipanggil Chanyeol itu mengernyit dalam. "Apa urusanmu? Ini hidupku, jadi, kau tidak berhak untuk ikut campur."
"Tapi aku hanya perduli padamu, hyung."
"Jangan urusi kehidupanku lagi, Kai. Pergilah!" Usir Chanyeol.
"Tapi hyung-"
"KUBILANG PERGI! URUS SAJA HIDUPMU SENDIRI!" Tanpa sadar Chanyeol membentak Kai.
Chanyeol tidak habis fikir, ini bukan kali pertama namja tan itu menasehatinya. Meskipun sebelumnya Chanyeol selalu mengelak tapi, baru kali ini ia membentak Kai yang notabenenya adalah teman masa kecilnya.
"H-hyung.." Kai tidak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar. Tentu saja ia terkejut.
"Mianhae." Setelah mengucapkan satu kata tersebut, Chanyeol langsung pergi meninggalkan Kai.
Emosi bercampur rasa bersalah bukanlah perpaduan yang pas jika Chanyeol masih berhadapan dengan Kai. Mungkin bukan hanya bentakan yang ia lontarkan tapi bisa saja lebih dari itu. Membayangkannya saja Chanyeol tidak mau, apalagi sampai melakukannya. Pasti ia akan menyesal entah untuk alasan apa.
《찬가이》
"YAA! JANGAN LARI KALIAN!"
Teriakan seseorang menggema di sepanjang lorong di gedung kosong. Segerombolan orang itu tampak mengejar dua orang namja lain yang salah satunya adalah Chanyeol.
Keduanya berlari bersama menghindari segerombolan itu hingga keduanya berpencar di sebuah persimpangan. Dan seperti dugaan, segerombolan tadi juga ikut membagi dua kelompok untuk mengejar keduanya.
Chanyeol masih terus berlari menghindari amukan musuhnya. Bisa saja ia menghajar mereka semua tapi ia memiliki sebuah barang yang baru saja ia curi dan harus sampai pada orang yang membayarnya dalam keadaan utuh. Setelah itu ia akan mendapatkan bayaran yang setimpal.
"Shit! Mereka tidak ada lelahnya." Umpat Chanyeol.
Ia belok ke arah kanan dan melompati tembok pembatas.
Sret
"Mmpphh..." Chanyeol hampir saja menyiku orang yang tiba-tiba saja menarik dan membekap mulutnya dari arah belakang sebelum suara orang itu terdengar sangat familiar di telinga perinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Thieft
Fanfiction"Apa kau masih ingin aku berhenti mencuri? Jika iya, maka bicaralah." Kali ini Kai menggigit bibir dalamnya. Ia mendengak namun tidak ingin langsung menatap kedua mata Chanyeol. "A-apa aku berhak melarangmu melakukannya, hyung?" ====================...