Suara melengking panjang menusuk telinga setiap orang, bersamaan dengan itu mesin-mesin besar pabrik satu persatu mulai dimatikan.
Kemasan-kemasan protein padat yang sudah selesai di kemas di kotak kardus sudah disusun rapi di gudang penyimpanan, robot-robot crane telah menatanya dengan tepat. Membawa itu satu persatu keluar sementara Heliodrone-heliodrone otomatis mulai mengambilnya dalam paket-paket besar yang tertata.
Nyaris bersamaan, helm dan masker pelindung kami lepaskan, umpatan-umpatan lega keluar dari banyak mulut yang kelelahan. Kami berduyun-duyun ke ruang ganti untuk meneyimpannya di ruang loker.
Mochtar muncul mendadak di sampingku, melepas benda itu dengan kasar dan melemparnya ke dalam laci dengan tidak sabaran. Ketika orang tua itu merajuk, aku hanya bisa tersenyum dan menggeleng padanya. Dia akan memulai kalimat rutukan kembali. Untung tidak ada CVTV rekam kunci.
"Mereka benar-benar mempermainkanku, aku di pasangkan dengan anak baru itu! Mereka menempatkan anak kucing dengan rubah yang kelaparan. Untung aku tidak berniat mengigitnya." Ketusnya dengan napas yang tersengal-sengal.
Aku ingin menjawab umpatannya, setidaknya membuatnya lega beberapa saat. Namun, suara sirine lain memaksa kami berkelebatan keluar dari ruang ganti secepatnya. Akan ada rutinitas yang harus kami lakukan setiap sore.
Kami berkumpul di hadapan gerbang keluar pabrik. Layar besar yang terpampang di atas sana mulai aktif
Benda tipis tapi lebar itu memunculkan wajah seseorang yang mulai terkenal di Agni. Leon Hoffier, presiden Agni ke 50 yang baru terpilih beberapa hari lalu. Memberi senyuman diplomatis dan mulai berpidato." Untuk seluruh penduduk Agni, dari seluruh distrik dan wilayah koloni. Perkenalkan, saya adalah Leon Hoffier, Presiden Agni ke-50. Dengan penuh semangat masyarakat produktif saya mengucapkan terima kasih atas partisipasi kalian dalam bersama-sama membangun Agni menjadi negeri yang penuh kemuliaan dan kesejahteraan. Ini adalah hari yang damai dan tenang setelah perjuangan panjang para pendahulu kita sejak 150 tahun lalu berjuang melawan kelaparan, penderitaan dan ancaman-anacaman yang berusaha membuat kita lemah. Berkat darah mereka, berkat perjuangan mereka, Agni telah mencapai era yang mulia. Bersama-sama, dengan semangat humanis, mari kita bangun bersama Agni menjadi berjaya ribuan tahun, mari bersama-sama kita capai cita-cita kita. Waktu sudah sore hari, dan pengabdian kita selama satu hari ini akan membawa senyum lebih baik untuk Agni di masa depan. Salam kehormatan, salam kejayaan...." Presiden yang namanya baru saja aku kenal tersebut mengangkat tangan menghadap ke langit. Setelah itu, secara bersamaan kami menjawab salam tersebut. Bergemuruh seluruh ruangan seperti prajurit yang hendak berperang.
"...Saya Leon Hoffier, dengan ini akan mengabdi sepenuhnya demi kejayaan dan cita-cita seribu tahun Agni tercapai. Salam." Lalu, lagu nasional muncul bersamaan dengan transisi layar holo yang berganti menjadi lambang Agni, yaitu lambang Api dengan sayap yang merentang. Secara bersamaan, kami memegang dada kiri kami dan mulai menirukan suara yang muncul dari speaker serta membaca lirik yang muncul.
Semua saling bergaung, satu wanita, dengan tulang pipi yang jelas dan tangan yang kurus suaranya paling lantang dari semua orang ini. Mochtar hanya berdiri mematung sambil menyilangkan tangan di bawah perut, mulutnya tidak berucap apapun. Orang-orang dibelakangku malah berpura-pura beryanyi. Suara di dominasi oleh kerumunan di samping kirimu yang rata-rata baru beberapa bulan mengabdi di pabrik ini.
Diantara kumpulan pekerja baru itu, aku berhasil menemukan si anak baru yang dengan wajah kekanak-kanakannya kesulitan mengikuti alur lagu, sering terdengar dia mendahului nada pokok yang menggaung dari speaker. Para opas—nyaris aku melupakan orang-orang ini—yang berdiri di lantai dua dekat dengan layar hologram menyilangkan senjata laras panjang mereka dan ikut bernyanyi, satu yang berada di samping kiri layar menguap dan lingkaran hitam jelas tercetak di sekitar kelopak matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Ursulanda | dan bagaimana kami memenangkannya [ TAMAT ] [Revisi]
Science-FictionKisah-kisah lama telah hilang, dunia berganti pada lembaran baru. Tanah-tanah hijau itu jadi saksi dari tumbuhnya Tirani baru yang merongrong di era kebangkitan umat manusia. Jauh setelah gempa besar dan perang nuklir, segelintir umat manusia mulai...