Sena terbangun karena merasa pegal di seluruh tubuhnya. Ia berusaha untuk berdiri, namun pergerakannya terhalangi oleh sesuatu.
Ia merasa ada seseorang di sebelahnya, sedang tidur sambil memeluk pinggangnya.
Seseorang? Tunggu-tunggu, apa yang terjadi?
Seketika Sena teringat kejadian yang entah kapan dialaminya, tapi yang jelas adalah kejadian yang memalukan.
"Aaaaa!" teriak Sena tanpa sadar.
Ia meringis mengingat kembali kejadian yang ia lakukan dengan Daniel.
Salah, kejadian yang Daniel lakukan kepadanya, itu kalimat yang lebih tepat. Sena mengacak-acak rambutnya frustasi, merutuki kejadian yang dialaminya.
Daniel terkesiap di balik tidurnya, mendengar teriakan yang tiba-tiba.
"Kenapa? Ada apa?" tanyanya terkejut masih setengah sadar.
Sena membangunkan diri, memeriksa keadaan tubuhnya di balik selimut yang menutupinya, dan bisa bernapas lega karena ternyata tubuhnya telah tertutup oleh pakaian, lengkap dengan pakaian dalamnya.
Tidak berlangsung lama, wajah Sena kembali menegang karena menyadari kemungkinan orang yang memakaikannya baju.
"Ngapain sih teriak malem-malem?!" seru Daniel dengan suara parau khas orang bangun tidur.
Sena menatap Daniel tidak percaya.
"Ya!" teriak Sena sambil mendorong tubuh Daniel dengan kakinya hingga Daniel terguling dari tempat tidur.
"Sen, lo ngapain si- aduh!!" sungut Daniel setelah tubuhnya berhasil menimpa lantai dengan keras.
Sena memerhatikan sekitar. Ini bukan rumahnya, tapi apartemen Daniel!
Seketika sakit menyerang kepala Sena. "A-akh!" keluh Sena sambil memegangi kepalanya sendiri.
Daniel terkejut melihat itu. Ia segera bangkit dari lantai dan mendekati Sena.
"Ke-kenapa?" tanya Daniel panik.
"Stop! Jangan deket-deket!" ucap Sena sambil merentangkan tangannya, memberi tanda agar Daniel berhenti mendekatinya sambil masih memegangi kepalanya yang sakit.
Perkataan Sena membuat Daniel menghentikan pergerakannya secara tiba-tiba.
Setelah merasa sakit di kepalanya cukup mendingan, Sena menengadahkan kepalanya menatap Daniel dan menghembuskan napas pelan.
"Lo sadar apa yang lo lakuin ke gue?!" tanya Sena ketus.
Daniel mengangguk. Menunduk, tidak berani menatap Sena, sambil sedikit memajukan bibirnya.
Lucu.
"Lo juga yang tanpa ijin makein gue baju?!"
Daniel kembali mengangguk, semakin mengerucutkan bibirnya seperti anak kecil.
"Haish! Byuntae," umpat Sena pelan sambil meringis. Gimana bisa dia marah kalau Daniel semenggemaskan ini?
Ia merutuki dirinya sendiri yang tidak tahan melihat segala macam hal yang imut. Dan menurutnya, Daniel sedang imut saat ini.
Bagaimana bisa orang yang menyeramkan, brengsek, baik, dan imut berada dalam satu tubuh?
"Lagian gue juga udah lihat semua bagian tubuh lo," ucap Daniel pelan tapi masih dapat dengan jelas didengar Sena.
Sena melebarkan matanya tidak percaya.
"Ya!" teriaknya sambil melempar bantal ke arah Daniel.
Mesum. Sena melupakan hal itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Boy | Kang Daniel [COMPLETED]
Fanfiction🔞🔞🔞 Kang Daniel, senior tampan yang merupakan idola semua kaum hawa. Siapa yang tidak tahu Daniel? Tampan, putih, tinggi, gagah, berwibawa, namun sayangnya... Bad boy. Tidak pernah satu kalipun ia terlibat hubungan serius dengan seorang wanita. I...