Oke... kalian semua memang hebat. Nggak nyangka nggak sampai satu hari target saya udah terpenuhi. Dan yang buat saya senang, ternyata cerita kakek Yusuf, yang komennya bisa nembus sampai 200 lebih. Wow... itu rekor yang luar biasa buat cerita saya.
Makasih yang sebesar-besarnya buat teman2 yang nggak pernah bosan buat ngedukung cerita saya melalui vote dan komentar kalian. Saya sangat senang karna cerita yang saya tulis bisa sebanyak itu komentarnya. Dan soal target di bab ini, masih sama kayak target di bab sebelumnya, kalau lebih, saya pasti sangat berterima kasih buat itu.
Ya udah, nggak usah basa-basi lagi. Selamat membaca, dan semoga cerita kakek Yusuf bisa menjadi teman buat kalian melewati hari.
🍏🍏🍏
Suasana kamar perawatan tersebut terasa sepi. Hanya terdengar suara serangga di luar sana yang menyemarakan suasana malam yang udaranya terasa dingin menusuk hingga ke tulang.
Di sana, di samping ranjang perawatan, tampak Yusuf yang masih duduk terpaku dengan tatapan nanar mengarah ke istri kecilnya yang mengarungi dunia mimpi, tak menyadari jika Yusuf di sini teramat mencemaskan dirinya.
Tadi, saat menerima berita dari Andi yang mengabarkan jika Salwa dilarikan ke rumah sakit setelah didorong oleh putri bungsuny, darah Yushf seakan tersedot habis menyisakan warna pucat di wajah, napasnya terenggut paksa hingga untuk bernapas pun terasa sulit. Ia mengemudi bagai orang kesetanan, tak mempedulikan makian orang-orang karena disalip olehnya.
Tak terpikirkan oleh Yusuf bahwa ia bisa merasakan ketakutan yang teramat sangat seperti saat ini ia rasakan. Namun begitu, Yusuf pun akhirnya menyadari bahwa Salwa begitu besar artinya dalam hidupnya. Sehingga saat membayangkan ada hal buruk yang bisa saja terjadi kepada wanitanya itu, Yusuf merasa jantungnya tak mau lagi berdetak.
"Apa tidak sebaiknya tuan pulang ke rumah dulu. Bersih-bersih, baru datang ke sini lagi buat nemanin non Salwa."
Kepala Yusuf hanya menoleh sebentar ke samping kirinya, dimana ada Mina yang entah kapan sudah berdiri di sana. "Saya tidak akan pergi kemana pun sebelum Salwa membuka matanya, Min." kekeuh Yusuf menolak.
"Tapi senggaknya, tuan harus mengisi perut dengan sedikit nasi. Soalnya kata Andi, dari siang tuan belum makan. Jangan sampai tuan malah ikutan sakit saat non Salwa butuh banyak perhatian dari orang sekitarnya."
Tanpa ditahan-tahan, Yusuf menghembuskan napas kasar. Pria paruh baya itu kemudian mengusap kasar wajahnya demi mengurangi kemarahan yang menyebarkan rasa panas di dada juga otaknya. Kejadian ini, saat Salwa pingsan setelah didorong kasar oleh Adel hingga terjatuh ke lantai, tidak pernah sekali pun terpikirkan oleh Yusuf akan memberikan rasa takut begitu besar padanya.Tidak hanya takut akan terjadi sesuatu kepada wanita muda penerang ruang gelap di hatinya itu, tetapi Yusuf juga takut akan bertindak lepas kendali terhadap putri bungsunya karena amarah yang kini ia rasa.
"Gimana sih, Min, ceritanya sampai Salwa bisa pingsan dan hampir saja keguguran kalau Fari nggak cepat dibawa dia ke rumah sakit?" tanya Yusuf dengan kemarahan yang coba diredam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Cinta [Sudah Terbit]
Romance- Zona dewasa - Masih lengkap - Ekstra part cuma ada dalam versi ebook - Sudah tersedia dalam bentuk ebook di google play Di usia pertengahan 50-an, Yusuf Biantara masih mampu memikat wanita yang bertatapan mata dengannya. Entah itu karena harta ata...