Aku disini mencari jati diri, bagaimana aku ada disini, di dunia yang fana ini. Apa yang kulihat, apa yang kudengar, aku takmengerti! Di hati penuh tanya, siapa Tuhanku? Siapa Tuhanku?
Sejenak ku terdiam, terdenger sebuah seruan nan indah dan damai, menyejukkan kalbu ku. Ku ikuti lafadznya "ašhadu al lā ilāha illa l-Lāh wa ašhadu anna muhammadar rasulullah"
Kini kutemukan apa yang kucari
Allahuakbar! Allahuakbar! Allahuakbar!
Allah Maha Besar! Allah lah Tuhanku.********
Ya memang benar aku ini seorang mualaf, lahir dari keluarga Ayah dan Ibu yang berbeda agama, ketakutan ku kini terasa rumit dalam hal menanyakan siapa yang benar dan siapa yang salah?
Seorang diri yang belajar dari kehidupan dua agama, apa agamaku yang sebenarnya? Dunia ini sangat suram dan keji, kenapa aku dilahirkan dari agama yang berbeda? Ibuku Muslim dan ayahku seorang Pendeta. Pendeta yang terkenal di Kota Bandung, Ibuku adalah wanita cantik nan sholehah, berjilbab yang tidak pernah membiarkan rambutnya terurai.
Sehingga, hidayah itu datang dari seorang gadis yang cantik nan sholehah, ya! Memang benar aku sangat mencintainya, namanya "Citra" seorang wanita pindahan dari Mesir, tapi dia asli dari Indonesia. Rasanya adem kalo melihat dia tersenyum:). Sehingga aku mencoba memberanikan diri untuk mendekatinya.
"Hai," aku mencoba menyapanya, namun sayang, hasilnya nihil. Dia pergi tanpa melihatkuHari demi hari aku mencoba berbicara dengan dia, berharap dia mendengarkan pembicaraan ku, sehingga aku memberanikan diri untuk mengirimkan surat kepadanya, satu kali, dua kali, suratku tak kunjung dibalas, aku mencoba mengirim surat untuk yang ketiga kalinya, masih saja tak dibalas olenya, kemungkinan surat nya dibuang:(.
Sedih memang, tapi untuk surat yang empat ini aku berharap dia mau bertemu dan mendatangiku pulang sekolah.
Setibanya waktu pulang sekolah, aku menunggunya. Sungguh tak terduga, dia benar-benar datang dan menjawab semua surat-suratku, pembicaraan pun mulai berlanjut, aku pun memberanikan diri untuk menembaknya
"Jujur aku sangat mengagumimu, dari mulai kamu datang ke sekolah ini dan membuat hati ini merasakan kehadiran cinta kembali, aku sangat menyayngimu mau kah kamu menjadi pacarku? " ucapku berterus terang kepada Citra, gadis yang ku puja."Hmm, maaf sebelumnya, agamamu tidak sama dengan agamaku, di agamaku tidak memperbolehkan pacaran yang berbeda agama" ucap Citra menunduk
"Kenapa? Di agamaku tidak pernah dilarang yang seperti itu. Aku benar benar menyayangimu" aku berusaha meyakinkannya
"Iya aku tau, tapi aku lebih takut sama larangan tuhanku, allah menurunkan kitab injil, taurat, Zabur, dan Al-Quran menjadi kitab terakhir dan penyempurna dari kitab-kitab sebelumnya" jelas Citra"Maksudmu agama yang aku percayai sekarang itu salah?" Tanyaku sambil mengerutkan dahi
"Bukan salah, tapi coba lihatlah siapa yang menggerakan matahari, menciptakan langit dan bumi apakah itu semua dijelaskan di kitab mu?" Tanya Citra padakuAku terdiam sejenak
"Tidak, aku tidak pernah membaca ada yang seperti itu di kitab aku" jawabku
"Coba tanyakan sama ibu kamu yang lebih detail nya pasti dia tau, semuanya itu ada pada Al-Quran" jelasnya sambil berlalu meninggalkanku
Aku terdiam membisu bagaikan pohon mati yang tidak bisa bicara apa-apa lagi, aku memutuskan untuk pulang kerumah dan menanyakan semua itu pada Ibuku.
Ibuku menjawab dengan penuh keyakinan dan menjelaskan nya secara detail bahkan ia meneteskan air mata sambil berkata
" Mari de ucapkan syahadat dimesjid akan Ibu antar kamu, apabila ade bersedia untuk menjadi muslim, ibu akan terima konsekuensinya bersama ayahmu, ibu akan siap demi ade supaya ade tidak tersesat dengan agama ade yang sekarang"
Subhanallah hidayah itu datang padaku, datang dengan sangat istimewa, deras nya tangisan yang sekarang sedang aku sesali, kenapa tidak dari dulu aku memasuki agama Ibuku dan mengucapkan syahadat, Alhamdulilah sekarang aku menjadi seorang mualaf.Iya benar, ibu dan ayahku bercerai setelah aku menjadi mualaf, aku sekarang menjadi santri di pondok yang tepatnya di Tasik, mencari ilmu dan ingin menjadi seorang hafiz.