His Offer and Her Desire

17.2K 767 31
                                    


Pesta ulang tahun universitas. Sebagai mahasiswa, Hinata tidak seharusnya menghadiri acara tersebut. Undangan untuk acara tersebut hanya diperuntukkan para dosen, staf, dan ketua mahasiswa. Namun karena dosen yang paling ia hormati, Kurenai Yuuhi memintanya datang, gadis itu terpaksa menyanggupinya.

Hinata benci berada di tengah keramaian komunitas. Bukan berarti ia makhluk anti sosial, toh ia punya banyak teman. Hanya saja ia tidak suka menjadi pusat perhatian. Status keluarganya yang high class, dosennya yang merupakan dosen tercantik se-universitas, juga kecerdasan dan kecantikannya yang terkenal seantero universitas membuatnya selalu dalam perhatian semua orang. Hinata yakin, koran kampus akan meliput kedatangannya di acara tersebut.

Memilih mengasingkan diri, Hinata memilih menempati meja bundar kosong yang paling jauh dari kerumunan, sembari memegangi gelas wine-nya. Auditorium itu luas, tapi Hinata memilih menyudutkan dirinya sendiri seperti debu di sudut ruangan. Sembari meneguk wine-nya sedikit-sedikit, Hinata berpikir, universitasnya terlalu kaya hingga bisa menyuguhkan wine dalam pesta.

Gadis itu pikir ia bisa mengasingkan diri dengan lebih baik lagi. Di suatu acara di mana ia tidak bisa bersosialisasi dengan santai, baginya lebih baik ia diam dan menyendiri. Namun tetap saja ada sesuatu yang tidak sesuai harapannya. Sasuke Uchiha, dosen fakultas ekonomi menghampirinya. Hinata berharap pria paling diminati para mahasiswi itu hanya mencari bangku kosong. Namun yang ada, pria itu duduk dan membenturkan gelasnya pada gelas wine Hinata, bersulang sepihak.

"Pantas saja, ada Hyuga di sini." Komentar Sasuke seraya menggulum senyum sinis. Hinata tidak mengerti apa maksud kedatangan pria itu. Ia hanya membalasnya dengan senyum kecut, lalu memutar posisi duduknya ke arah panggung. Ia menganggap Sasuke adalah dosen biasa yang mengganggu kesendiriannya.

Pria itu kembali tersenyum sinis. Reaksi Hinata memang tidak sesuai dengan yang ia harapkan tapi itu justru membuatnya semakin tertarik. Ia melihat gelas wine gadis itu yang diletakkan di meja. Ditariknya gelas itu dan otomatis memandu arah pandang gadis Hyuga itu. Tatapan mereka pun bertemu.

Hinata tertegun sesaat, terhipnotis akan onik kelam Sasuke yang menghanyutkan. Menatap onik kelam itu barulah Hinata tersadar betapa menakjubkannya mata tajam pria itu. Bibir gadis itu terkatup-katup memuja onik indah pria itu. Akhirnya Hinata mengerti, kenapa para mahasiswi sangat mengagumi ketampanan Sasuke.

Namun ia tidak serta merta membiarkan dirinya hanyut di dalamnya. Gadis itu mengerjap sesaat, lalu menunduk menyesali tingkahnya. Ia hampir saja menjadi salah satu mahasiswi pemuja Sasuke-sensei bersama dengan mahasiswi-mahasiswi lainnya.

Bibir Sasuke mengulas seringainya. Mendapati tingkah Hinata yang dirasanya sangat menggemaskan. Sudah dari dulu ia mengamati gadis ini meskipun mereka berbeda departemen. Hinata menjadi mahasiswa semester akhir di fakultas kedokteran, sementara ia mengajar di fakultas ekonomi.

Posisi keduanya masih saling berhadapan meskipun Hinata sekarang menundukkan kepala. Lalu perkataan Sasuke selanjutnya membuat gadis itu terkejut tak terkira. Kepalanya terangkat dan mendapati seringai pria itu di wajahnya.

"Let's have sex."

Hinata tahu ia punya banyak pilihan. Misalnya dengan menampar seorang dosen fakultas ekonomi yang dipuja kaum hawa karena telah melecehkannya. Mengajak sex di pertemuan pertama mereka, bukankah itu suatu bentuk pelecehan?

Bukan berarti mereka saling mengenal. Hinata tahu eksistensi Sasuke Uchiha sebagai dosen idola para haum hawa. Sementara Sasuke mengenal Hinata sebagai mahasiswi berprestasi dari fakultas kedokteran. Hal yang perlu ditambahkan adalah, Hinata tidak tahu bahwa Sasuke mengaguminya sejak lama dan rasa kagum itu berubah menjadi rasa posesivitas yang tinggi.

His and HerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang