Part Nine

2.3K 165 48
                                    

Lanjutan dari part sebelumnya.....

Flash back

Persetan dengan perasaan yang akan datang, masa depan yang tidak jelas, yang penting adalah perasaannya detik ini. Al menginginkannya dan .. tidak bisa dipungkiri dia juga merindukan sentuhan-sentuhan dan sensasi dari lelaki ini. Lelaki yang sudah menjadi suaminya sejak beberapa bulan yang lalu. Dia ingin menyentuh dada bidang itu, membalas lumatan-lumatan bibirnya yang panas, mendengar desahan-desahan memabukan dari mulutnya, .. yang jelas, menyatu dengan dirinya.

"Yuki....." Panggil Al lembut.

Yuki mengangkat wajahnya menghadap Al.
"I..i..... ni .. adalah pertama kalinyanya.. ba .. gi .. ku..." Ucap Yuki gugup.

Al tersenyum, dia bergerak, merapat ke tubuh Yuki. Mereka saling berhadapan. Al mengangkat tangannya ke depan dan mulai membuka kancing piyama yang dikenakan Yuki.
"Aku akan berusaha sehalus mungkin ... Kita akan memulainya." Ucap Al pelan, seperti desahan. Sangat halus dan mendayu di telinga Yuki.

Kancing piyama Yuki terbuka dan Al menjatuhkan piyamanya.
"Tubuhmu sangat indah, Yuki .. "

Yuki mendesah perlahan. Al melepaskan seluruh piyama Yuki dan membuangnya ke lantai. Dia mulai mengunci leher Yuki dan melumat bibirnya dengan nafsu meluap. Yuki pun membalas lumatannya. Desahan dan erangan terdengar semakin keras. Tangan kanan Al turun perlahan, dari bagian leher, hingga ke bawah.

Yuki memekik tertahan ketika merasakan sensasi luar biasa dari permainan tangan Al, dan hal itu membuat pikiran Yuki melayang. Dunianya terguncang hebat dan hanyut dalam kenikmatan.

Al menurunkan ciuman mautnya ke leher Yuki, menelusuri dagunya sampai ke daun telinga,
"Apakah kamu menyukainya, sayang? " Tanyanya diantara desah nafasnya yang memburu.

Yuki menjawab dengan desahan. Matanya masih terpejam rapat. Tangannya bergerak terus, mengelus punggung polos Al yang kekar, dari atas ke bawah kemudian balik lagi, dari bawah ke atas, begitu seterusnya.

Al meneruskan lumatan ganas di bibir Yuki, yang dibalas dengan ciuman tidak kalah hebatnya dari Yuki. Tangan Al bergerak memainkan perannya membuat Yuki merasakan nikmat yang belum pernah dia rasakan sebelumnya.

Dengan satu gerakan, Al mengangkat tubuh Yuki. Ciuman dan lumatan masih tidak terlepas dari bibir mereka. Al berjalan ke kursi panjang yang terletak di pinggir kolam renang dan membaringkan Yuki di sana.

"Apakah tidak masalah kita melakukannya di sini?" Tanya Al pelan.

Yuki menatap Al dengan pandangan nanar. Tangannya melingkar ke leher Al dan menarik kearahnya. Dilumatnya bibir Al dengan nafsu.
"Dimanapun .. hmm .. tidak jadi masalah,Al." Jawab Yuki, suaranya tenggelam dalam bibir Al yang melumatnya dengan bergairah.

Detik berikutnya, pakaian yang dikenakan Yuki, dan handuk yang melingkari pinggang Al berserakan di lantai. Suara rintihan terdengar ketika Yuki mendapatkan pengalaman pertamanya seumur hidup dalam hubungan suami isteri dengan Al. Tapi rintihan tertahan dari Yuki itu hanya sesaat, selanjutnya rintihan itu digantikan dengan desahan dan erangan penuh kenikmatan sampai diakhiri desisan panjang dan cukup keras ketika orgasme dicapai dalam waktu bersamaan.

Yuki tersenyum bahagia dalam dekapan Al. Jemarinya bermain di dada bidang pemuda itu, mengelusnya dari atas ke bawah dan berpindah dari bawah keatas, begitu seterusnya. Mereka masih terbaring di kursi panjang dekat pinggir kolam renang. Al mengelus lembut rambut Yuki , yang sekarang terbaring di dadanya.

"Mau berenang sebentar?"

Yuki mengangkat wajahnya, "Apa?"

Al tersenyum, menepuk pelan lengan Yuki, sebagai isyarat padanya agar berdiri. Yuki mengikuti arahan Al, bangkit dari rebahan di atas dada Al. Kemudian mengikutinya ke kolam renang. Mereka masih dalam keadaan polos tanpa seutas benangpun.

Heart (END)Where stories live. Discover now