2

10 1 3
                                    

Ara's Pov

Hari ini adalah hari minggu, hari dimana para jomblo mengisi kegabutannya di rumah. Rumah gue sama zee gak begitu jauh, cuma beda blok doang. Biasanya Zee bakal main ke rumah gue yang cuma ada bibi, dan mama. Seperti sekarang, zee udah ada di kamar gue yang lagi tiduran kaya bukan selayaknya tamu pada umumnya.

" Zee, tolong ambil minum gue dong di bawah!" perintah Ara kepada Zee. Zee yang sedang asik tiduran sambil bermain game itu pun berkata, "Enak aja lo nyuruh nyuruh gue, emang gue siapa lo"sinis zee ke arah ara.

"Lo kan babu gue, gc ah ambil minum!"

"Gak mau gue, ambil sono dewek..males gw ngambilin lo minum, mending jadi babunya manurios" jawab zee sambil senyum senyum sendiri membayangkan jika dirinya menjadi babu manurios.

"Alaah kampret lo, itu kan gak digaji, kalo sama gue mah digaji, Jadi lu santuy ajaa, mau gaji berapa lo?" tanya ara dengan memasang muka tengil dan nyebelinnya.

"gw mau lo gaji gw 10 miliyar tiap 1 hari, dan umrohin gw setiap seminggu sekali, gimana? Deal? " tawar zee dengan senyum smirknya.

"EHH ANJING, GILA LO YA!" jawab ara kesal.

"Ih jadi perempuan gak boleh berbicara kasar Almahyra Zoya Arabella." Nasihat Zee dengan tampang polosnya.

"Gak usah sok polos zee, please ya ini mulut gue emang suka banget sama yang berbau kasar" ucap Ara menjelaskan. "Berarti lo suka sama aspal dong?" tanya Zee dengan muka sangat penasaran.

"Lo tuh sekolah dimana sih, mulut gue juga masih suka nasi kali" ucap Ara gregetan sambil menepuk jidatnya.

****

17.10

Waktu semakin sore, hingga Zee berpamitan untuk pulang ke rumahnya. Memang, jika Zee bermain ke rumah Ara dia selalu saja lupa waktu untuk pulang.

Kini Ara, Zee, dan Rani-mama Ara- sudah berada di ruang tamu. Rani-Mama Ara- sedang menikmati nonton tv kesukaannya.

"Tante, Zee pulang dulu ya. Udah sore banget soalnya" pamit Zee pada Rani sambil menyulurkan tangannya yang hendak salim. "Lho kok gak nginep aja Zee?" tanya Rani sambil membalas uluran tangan Zee. Ara hanya diam melihat sahabatnya yang hendak pamit pada mamanya.

"Males tante kalo nginep nanti Aranya ngorok lagi" ucap Zee yang langsung dilirik sinis oleh Ara. "Eh gue gak pernah ngorok ya!" sahut Ara dengan nada ketusnya. Zee yang melihat respon Ara pun hanya terkekeh.

"Kok lo ketawa gitu sih!?" tanya Ara yang masih memasang wajah unmoodnya. Rani yang melihat mereka seperti itu hanya menggelengkan kepalanya. "Udah Zee Ara, Kalian dari dulu selalu aja begini. Yaudah Zee, kamu udah mau pulangkan?, nanti keburu tambah sore lho" lerai Rani pada Zee dan Ara.

"Iya tante, aku pamit ya. Babay tante ku cayang" ucap Zee sambil kiss bye dengan wajah sok imutnya kepada Rani. Ara yang melihat aksi Zee hanya bergidik geli.

Sepulang Zee dari rumah Ara, Rumahnya berasa sepi kembali. "Ma, aku ke kamar dulu" ucap singkat Ara pada Rani. "Iya sayang" ucap Rani sambil melihat punggung Ara yang semakin jauh dari pandangannya.

Seperti yang kalian lihat, Ara adalah anak tunggal. Dan ia hanya tinggal bersama Mamanya, dan juga pembantu yang menemani keluarganya dari Ara masih kecil. Papa dan Mama Ara sudah lama berpisah, mungkin itu adalah jalan terbaik bagi orang tua Ara. Mereka berpisah sejak Mama Ara melahirkannya. Betapa menyedihkannya kondisi Mama Ara saat itu. Hingga sekarang, Ara belum pernah melihat bagaimana wujud rupa Papanya yang tega meninggalkan Mamanya ini.

****

VOTE !
KOMEN!

JANGAN
L
U
P
A
!


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 04, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Brief TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang