Karena Lucas dan Doyeon yang sempat nyasar jauh, dan mereka harus putar balik setelah hampir sampai di perbatasan kota, akhirnya mereka bisa sampai juga di tempat diklat jam 7 malam.
Iya, benar jam 7 malam.
Padahal mereka sudah berangkat dari jam 3 sore.
Empat jam muter-muter si jalan, yang sama sekali tidak mereka kenal. Empat jam muter-muter di jalan hanya dengan mengandalkan aplikasi waze dan sinyal yang hilang lalu muncul kembali.
Sebenarnya tidak akan selama itu untuk Lucas dan Doyeon bisa sampai di tempat. Tapi, gara-gara Lucas yang minggir dulu waktu ada orang jualan jagung bakar, padahal itu rame banget, jadilah mereka ngaret sampai segini malamnya.
Dan, alhasil, Lucas dan Doyeon kena semprot sama panitia lain. Baru juga datang, Lucas dan Doyeon sudah dicegat. Belum juga sempat menaruh tas di tenda panitia, Lucas dan Doyeon sudah diomelin sama Naeun.
"Yang lain ribet di sini, lo berdua malah enak-enakan pacaran berdua ya."
"Kok gue?" Tanya Lucas, "Ini, nih, ribet sendiri sama barang bawaannya."
Doyeon yang ditunjuk jelas saja membela diri, "Kok gue, sih. Siapa juga yang udah tau telat malah belok buat beli jagung bakar dulu."
Emang dasar Lucas. Tadi aja masih cengar-cengir bahagia, sambil menenangkan Doyeon dan bilang, "Gapapa, nanti kalo dimarahin, biar aku yang tanggung jawab."
Tapi sekarang aja, giliran sudah kejadian malah mengelak dan balik menyalahkan Doyeon.
Hah, manis di mulut, pahit di kenyataan.
Dan sebagai detensinya, akhirnya Lucas dan Doyeon harus memasak makan malam buat semua panitia dan hampir 30 mahasiswa baru yang mendaftar di Organisasi Pasar Modal di Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan di Universitas Batarayudha.
Jangan kaget kalau Lucas Mahavira Aridylan yang tidak punya tampang pemain saham itu bisa nyasar di sini. Ikut organisasi pasar modal. Jangan ditanya juga alasannya, kenapa Lucas yang lihat grafik saja ngantuk, bisa sampai di sini.
Siapa lagi kalau bukan gadis di sampingnya ini. Doyeon Kamilia Novian.
Padahal, sejak awal Lucas sudah berniat mau ikut organisasi pencak silat. Tapi, setelah tau kalau Doyeon mendaftarkan diri untuk ikut organisasi pasar modal, ya Lucas langsung ikut.
Sesederhana itu memang jalan pikirannya Lucas.
Walaupun sedikit terseok-seok dan merugi di awal, tapi sekarang Lucas sudah bisa meraup keuntungan sedikit demi sedikit dari hasil kesehariannya menanam saham. Lumayan, sudah cukup buat beli rumah.
Rumah dalam bentuk miniatur dari stik es krim.
"Milia, tolong ambilin gunting dong."
Doyeon diam. Akhirnya Lucas yang ambil guntingnya sendiri.
"Milia, tolong susun mangkoknya dong."
Doyeon masih diam. Akhirnya Lucas yang menyusun mangkoknya sendiri.
"Milia, ini mie-nya udah empuk belom ya?"
Doyeon masih terus diam.
Ini Lucas daritadi ngajak ngomong orang apa batang pohon, sih? Kok dari tadi tidak ada balasan sama sekali.
"Milia, kok kamu diem aja?"
Akhirnya Lucas menoleh ke arah samping, dan Doyeon yang duduk dengan menekuk kedua kakinya sejak tadi masih memperhatikan layar HPnya.
Ada nama Youngmin di sana. Lucas bisa melihatnya.
Sebuah panggilan video call dari Doyeon yang sepertinya tak mendapat balasan dari seseorang di seberang sana.
"Masih tidur kali." Ucap Lucas.
"Di sana sekarang siang, Cas." Balas Doyeon tanpa menoleh.
"Lagi sibuk mungkin." Balas Lucas lagi.
Doyeon cuma menghela nafasnya panjang.
"Jangan rindu, itu berat, biar aku saja."
Satu kalimat fenomenal yang disampaikan Dilan untuk Milea itu tiba-tiba saja keluar dari bibir Lucas. Dengan senyum bahkan matanya Lucas sampai ikut menyipit.
Bukan manis, tapi ujung-ujungnya mukanya Lucas malah mirip sama orang lagi nahan kentut.
"Jangan sedih, karena kamu adalah alasan seseorang tersenyum."
Sepertinya satu kalimat ini juga tak berarti apa-apa.
"Nanti kalau kamu mau tidur, percayalah, aku sedang mengucapkan selamat tidur dari jauh-"
Sebuah suara panggilan masuk dari gadis yang duduk di sampingnya langsung memotong ucapan Lucas yang belum sempat diselesaikan.
Sekali lagi Lucas bisa melihat nama Youngmin terpampang di sana. Tapi, kali ini itu panggilan masuk darinya.
Wajah Doyeon yang semula muram, seketika saja berubah cerah. Senyum itu kini terukir di bibirnya.
Dan Lucas, entah, dia hanya bisa tersenyum kecil.
Melihat Doyeon tersenyum itu cukup untuk membuat Lucas ikut bahagia.
Tapi, Lucas juga tidak bisa bohong dan mengaku jika dirinya tidak apa-apa dengan situasi ini.
Saat dirinya tak bisa menjadi kebahagiaan untuk sang gadis. Saat Lucas tak bisa membuat Doyeon tersenyum. Saat Lucas tak bisa menghilangkan kesedihan pada Doyeon.
Saat Lucas menyadari, jika dirinya memang tak berarti bagi Doyeon.
miles & smile ✈
KAMU SEDANG MEMBACA
miles & smile― lucas ✔
Fiksi Penggemarkarena hati tak perlu memilih, ia selalu tahu kemana harus berlabuh #spinoff remaja masjid 2 | kpoplokal ©2019 syyouth- Parallel Universe}