"Namaku Orion, tapi seumur hidupku aku sama sekali belum pernah melihat bintang."
~ Semesta Orion Saputra ~
__________________
Pak Johan memasuki kelas tanpa membawa satupun buku pelajaran. Memang hari ini tak ada pelajarannya. Dan ini terasa aneh.
Semua murid dikelas berbisik-sisik menanyakan kenapa Pak Johan masuk kekelas mereka.
"Pagi anak-anak," ucap Pak Johan
"Pagi Pak, " ucap para siswa serentak.
"Hari ini kalian kedatangan murid baru. Hai kamu, ayo masuk," Ucap Pak Johan.
Tak lama anak laki-laki yang sebaya dengan ku masuk kedalam kelas. Dan wajahnya sangat familiar bagiku. Ya karena itu Esta. Anak yang ku temui saat senja.
"Namanya Semesta. Semoga kalian bisa berteman dengannya. Selamat melanjutkan belajarnya," ucap Pak Johan lalu meninggalkan kelas.
"Kenapa dia?! Buta ya?!"
"Ganteng sih, tapi kok buta gak banget!!"
"Kok dia bisa sekolah disini ya"
Itulah beberapa cibiran yang Esta dengar saat menuju ketempat duduknya. Dan sekarang dia duduk tepat disebelahkan. Yaitu paling belakang dan paling pojok.
Esta tersenyum saat melirik kearahku dan ku balas senyumannya.
"Kalian berdua udah saling kenal?!" Ucap Retha teman sekelasku.
Aku dan Esta hanya membalas senyuman.
______________
Senja kembali menyapa. Semua anak yang bersekolah segera pulang kerumah. Aku dan Esta berjalan berdua menuju ke halte bus dekat sekolah.
"Ta, rumah kamu dimana sih?!" Tanyaku
"Ehm, asrama Bunda Ranti" ucapnya.
"Itu dimana ya ?!" Ucapku sedikit bingung
"Itu loh, deket kok dari sini. Mau mampir?" ucapnya
"Hehe, lain waktu aja deh," ucapku sambil tersenyum.
"Ehm, maaf ya Ta. Bukannya aku mau menyinggung kamu atau gimana, aku cuma mau tanya,
Kamu janji ya jangan marah, " ucapku"Ya tergantung pertanyaan kamu?!" Ucapnya.
"Ehm, kayaknya pertanyaan aku gak penting. Udahlah lupain aja," ucapku.
"Ih gitu kamu mah. Aku ngambek nih," ucapnya dengan mengerucutkan bibirnya dan itu sangat lucu.
"Ehm, ntar malam saja. Hari ini kan ada PR bagaimana jika kita kerjakan bersama saja. Nanti aku akan pertanyaanku tadi." Ucapku
"Baiklah. Aku duluan ya," ucapnya
"Baiklah hati-hati sampai jumpa ntar malam," ucapku sebelum dirinya pergi dari hadapanku.
_______________
Aku berjalan ke Taman malam hari. Jika tak ada tugas dengan Esta, aku tak berjalan kaki malam hari, itu terlalu malas untukku.
Sebelum ke taman aku mampir ke supermarket untuk membeli makanan yang akan menemani aktifitas belajar nanti.
Setelah itu aku kembali melanjutkan jalan menuju ke taman. Jalanan tampak ramai, karena ini masih terbilang belum terlalu malam.
Tap.. tap..
Aku menghentikan langkahku dan segera membalikkan badan. Tak ada siapa-siapa dibelakangku. Aku bukan orang yang penakut. Aku tak percaya dengan yang namanya hantu. Dan aku melanjutkan jalanku.
Tiba-tiba ada yang menepuk bahuku. Sontak aku langsung teriak karena terkejut.
"Tenang Adreen, Ini aku," ucap seseorang dibelakangku
Aku menoleh kebelakang. Dan ternyata itu adalah Esta. Huh!! Menyebalkan sekali.
"Bisa gak, gak usah nganggetin?!" ucapku dengan wajah ketus
"Hehe, terkejut ya?! Maaf ya," ucapnya sambil nyengir kuda
"Udah, yuk ntar kemalaman," ucapku menggandeng tangannya.
Aku dan Esta duduk di rumah pohon yang ada ditaman. Sambil mengerjakan tugas aku juga mengamati bintang-bintang yang berterbaran di langit. Dan itu sangat indah.
"Adreen, apakah kau masih disitu?!" Tanya Esta.
"Ya aku masih disini," ucapku
"Kau sedang apa?!" Tanya dia lagi
"Aku sedang menikmati keindahan Bintang yang indah malam ini. " ucapku
"Aku iri padamu Reen. Padahal namaku Orion tapi seumur hidupku sama sekali belum pernah melihat Bintang," ucapnya dengan lirih
Aku tertegun dengan pernyataannya. Aku penasaran apakah dia masih punya orang tua yang tulus menyayanginya.
"Kau tak perlu iri Ta, semua orang pasti punya kelebihan masing-masing. Kalau boleh tahu namanya lengkapmu siapa?!" Ucapku
"Semesta Orion Saputra"ucapnya
"Namamu bagus Ta, Bintang Semesta. Suatu saat kau pasti akan bersinar layaknya Bintang yang ada di langit. Jadi jangan pernah menyerah. Jangan takut Ta, aku selalu ada disisimu dan aku akan membelamu selagi itu benar." ucapku meyakinkannya.
"Terimakasih Adreen," ucapnya sambil menujukkan senyum paling tulus miliknya.
"Sama-sama. Kalau boleh tahu apakah kau punya saudara?" Ucapku
Senyum diwajahnya langsung hilang dan dia langsung menundukan kepalanya.
"Ehm, aku tak tahu Reen. Kata Bunda Ranti sebenarnya aku punya kakak perempuan tapi aku belum pernah bertemu dengannya. Dan orang tua kandungku, entah lah dimana mereka. Mungkin mereka malu mempunyai anak buta sepertiku" ucapnya dengan menunduk.
"Mau ku bantu mencari keluarga kandungmu?!" Ucapku
"Tak perlu Reen, mereka sudah membuangku. Apakah mungkin mereka masih mau bertemu denganku?!" Ucapnya
Tak terasa air mataku mengalir begitu saja membasahi pipi tembamku. Kok perih ya saat dia bilang seperti ini. Tapi apakah memang ada orang tua yang seperti itu?!
___________________
Vote Coment Gaes.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja ● Mark Lee
Novela Juvenil🍁Book 1 Senja berhasil mempertemukanku dengannya Sosok lelaki tak sempurna namun bisa melakukan apa saja Esta namanya, lelaki buta yang selalu membuatku tertegun dengan kata-katanya #2 tunanetra #513 indonesiamembaca #955 persahabatan #872 nctdrea...