"Tunggu di dalem aja, ambil kuncinya di Sejeong." suruh Doyoung kepada Attara yang sudah menunggu hampir setengah jam di depan kamar kos Doyoung dan baru tahu kalau lelaki itu sedang berada di luar. Dan Doyoung yang juga lupa memberitahu Attara.
"Ck, lain kali taro di bawah keset aja kenapa, sih?" sahut gadis itu sambil memutar tubuhnya untuk menuju kearah 2 kamar disamping kamar Doyoung, yaitu ke kamar Sejeong.
Attara bisa mendengar Doyoung yang tertawa kecil di ujung sana, "Iya, iya. Maaf, ya. See you, ndut."
Setelah menghela napas dan mematikan panggilan, Attara sudah berdiri di depan kamar Sejeong, teman satu kampusnya yang tetapi berbeda jurusan dengannya dan Doyoung. Attara sedikit ragu-ragu untuk mengetuk pintu kamar di depannya, padahal ia juga tidak asing-asing banget sama Sejeong. Mereka berdua beberapa kali berpapasan di tangga atau ketika Sejeong baru keluar dari kamarnya, dan Attara yang baru saja membeli gado-gado depan kosan untuk dimakan bersama Doyoung.
Pada akhirnya Attara mengetuk pintu kamar Sejeong pelan, beberapa detik kemudian pintu dibuka dan menampilkan gadis yang sedikit lebih pendek dari Attara dengan hanya berbalut hoodie dan celana pendek rumahan.
"Eh! Attara! Mau ambil kunci, ya?" sapa Sejeong lalu tersenyum ramah, Attara mau tidak mau juga ikut tersenyum melihatnya. Gadis yang masih berada di depan itu mengangguk dan Sejeong langsung menghilang sebentar dari balik pintu, dan kembali dengan kunci kamar Doyoung yang bergantungan kunci Professor Calculus itu.
Attara menerima kunci itu, "Makasih, Sejeong," ujarnya sambil tersenyum sebisa mungkin untuk membalas keramahan penunggu kamar nomor 320 itu. Baru saja Attara ingin kembali ke kamar Doyoung kalau saja...
"Attara kamu mau brownies, nggak? Kemarin aku dari Bandung, hehehe."
Denger kata makanan, Attara nggak bisa nolak.
===============================================================
"Dimana, Tar? Kok kamar belum kebuka?"
"EH IYA LUPA,"
Attara yang sudah sejam lebih di kamar Sejeong sambil nonton Black Mirror dan ngemil brownies langsung berdiri begitu Doyoung menelpon, membuat Sejeong sedikit kaget.
"Sejeong aku lupa kan aku kesini tadinya cuma mau ngambil kunci yak,"
Begitu selesai dadah-dadahan dan makasih-makasihan, Attara bergegas keluar dari kamar Sejeong dan mendapati Doyoung yang sedang melepas sepatunya di depan kamarnya sendiri. Attara segera berlari kecil dan terkekeh seperti anak kecil dengan sisa brownies yang belum sempat dilap pakai tissue. Gadis itu mengeluarkan kunci dan membuka kamar Doyoung sementara pemuda itu bertukar sapa dengan Sejeong.
"Nih, brownies dari Sejeong." kata Attara sambil meletakkan tissue berisi beberapa potongan brownies di atas meja belajar Doyoung dengan hati-hati.
Sementara itu Doyoung hanya memerhatikan gadis di depannya dengan kedua mata tajamnya, dan Attara hanya melihat sebentar kearah Doyoung lalu melanjutkan perkataannya, "Tadi gue nonton Black Mirror yang Nosedive, dong," pamernya.
"Cemen, ah."
Attara membuka outer-nya dan hanya menyisakan dirinya dalam balutan tank-top berwarna hitam, kemudian membaringkan tubuhnya di kasur Doyoung yang empuk, "Daripada lo nonton Okja aja sampe ke kamar mandi dulu ngelap air mata," sahut gadis itu seraya mencibir.
Doyoung yang tidak perlu repot-repot membuka bajunya dan hanya menanggalkan celana jeans hitamnya langsung mendekap gadis itu di satu lengannya yang berotot, "Bawel." Lalu mengecup pipi Attara berkali-kali sebelum ciumannya berpindah ke bibir penuh gadis itu.
Keduanya kemudian tertawa cekikikan di antara berbagi ciuman ringan, tentu saja sebelum akhirnya tangan Doyoung yang mulai merayap kemana-mana.
Dan mereka menikmati apa-apa saja yang mereka lakukan tersebut, tanpa sadar kalau suatu hari nanti hubungan mereka akan menemui jurangnya sendiri.
Seperti biasa, setelah mereka selesai melakukan aktifitasnya, keduanya akan berpeluk-pelukan di bawah selimut dengan masing-masing tubuh yang tidak tertutup sehelai benang pun. Biasanya mereka akan sambil menonton series atau film apapun yang ada di HBO dan account Netflix Attara yang Doyoung pinjam.
Namun kali ini mereka berdua sepakat untuk memesan seloyang pizza dan menikmatinya berdua di kamar.
"Masa tadi Sejeong nanya," Attara memulai pembicaraan lain sebelum menggigit pizza-nya, kedua matanya hati-hati memperhatikan Doyoung yang sedang mendengarkan sambil meminum cocacola-nya.
Sebelum Attara melanjutkan Doyoung malah mengangkat tangannya, "Dia juga pernah nanya ke gue."
"Emang nanya apa?" Attara berpikir kok sok tau banget ini si Doyoung.
"If we had a thing or not, ya, kan? Semacam itu."
Gadis itu tidak mengangguk ataupun merespon. Dimakannya terus pizza-nya sendiri. Memang seharusnya tidak perlu mengungkit-ungkit masalah itu kepada si keras kepala Doyoung, sih. Lagipula, kan...
"Isn't this just enough for both of us? As long as I want you, and you want me too."
Memang, memang seharusnya cukup seperti itu.
Tapi jauh sebelum mereka malah menyakiti diri mereka sendiri, dan satu sama lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
( 2 ) TASTE.
أدب الهواةpain(causer)killer. (sequel to TOUCH.) © 2018 charliesletter