(Part 22)Luka yang sama

6 1 0
                                    

(Now playing Dawin-Sidekick)

Pacaran itu ibarat makan puluhan cabe, udah tau pedes masih aja ketagihan

><><><

"Jemput aku sekarang!" titah Hanna kepada seseorang yang barusan ia telepon.

Kini matanya menjelajah keseluruh meja rias dihadapannya itu. Hanna tengah mencari sesuatu yang biasa ia pakai dipergelangan tangan kirinya.

"Hanna" teriak seseorang dari luar rumahnya

Ia segera mengintip siapa yang ada diluar sana, ternyata ia adalah lelaki yang barusan ia telepon. Ia adalah Adi Sanjaya, yang sekarang ini masih berstatus pacaran dengan Nadya Azzahra. Semacam digantung sih Nadya nya.

Hanna melupakan misi untuk mencari jam tangannya, ia mulai menuruni anak tangga satu persatu, hingga diakhir anak tangga Hanna terjatuh akibat ada bekas air yang tumpah mungkin. "Aww sakit" rintih Hanna lalu memegangi kakinya yang sakit.

Jalannya yang pincang membuat Adi lama menunggu diluar rumah, Adi pun berteriak kembali "Hanna!!! Cepetan!"
"Iyaaa tunggu!"

Sesampai didepan gerbang Adi melihat kakinya Hanna yang terlihat tidak baik-baik saja. "Kenapa jalannya pincang gitu?" dengan memperhatikan kaki gadis yang ada dihadapannya itu. Dengan santai Hanna menjawab "Jatoh dari tangga, udah buruan!"

Mereka kini tengah berada diparkiran sekolah, biasanya Adi berangkat dan pulang dengan Nadya tapi sekarang kenyataannya berbeda. Banyak pasang mata menatapnya kenapa bisa-bisa Adi jalan dengan gadis lain.

Hanna berjalan dengan kaki yang pincang, mau tidak mau Adi harus menuntunnya. Dari kejauhan Adi melihat Nadya dengan wajah yang lesu, tidak semangat seperti biasanya.

"Adiiiii" panggil Nadya kepada lelaki yang Ada dihadapannya itu.

Adi hanya tersenyum tipis kepada Nadya ia tidak mengatakan sepatah kata apapun.

Lambaian tangan Adi kini hanya untuk Hanna, bukan untuk Nadya lagi. "Jangan banyak gerak! Nanti tambah sakit" ucap Adi lalu pergi meninggalkan kelas itu.

Nadya hanya diam membeku setelah kejadian yang dilihatnya dengan mata kepalanya sendiri. Sungguh mengherankan, kenapa Adi bisa sebrengsek itu kepada dirinya. Seolah tidak mempunyai rasa bersalah sedikitpun.

Terkadang Nadya berpikir untuk menjauh dari Adi, atau meminta putus. Tetapi ia tidak ingin karma datang menghampirinya.

"Nadya"

Hanya diam.

"Nadya Azzahra!" suara tersebut semakin nyaring hingga membuyarkan lamunan Nadya

"I-iyaa bu" kaget Nadya seraya berkata terbata

"Kamu ini bukannya menjawab salam dari saya, malah melamun" tegas Ibu Fatimah kepada Nadya.

"Sante dong bu, lagi pms kali nih si ibu" jawab Nadya dengan santai, dengan cara ngerecehin ibu Fatimah. Sepertinya sebentar lagi Ibu Fatimah akan marah besar padanya.

Harus siap mental

"Hahaha iya kali tuh Nad" sahut Adit siketua kelas yang tidak ada sopan santunnya sama sekali

"Diam kamu Adit! Atau kamu saya keluarkan dari kelas ini!"

"Dan kamu Nadya, keluar kamu dari kelas!" titah Ibu Fatimah hingga matanya melotot hampir keluar.

My Life[Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang