Syeikh Mahfudz merupakan salah satu pengajar di Mekah yang karyanya menjadi rujuka
Di pertengahan abad ke-19 hingga awal abad ke-20, sebagian Muslim memutuskan pergi ke Mekah. Kala itu, Mekah adalah daerah yang masuk teritorial Hijaz, saat ini bernama Arab Saudi.
Tujuan kepergian para Muslim Nusantara, kala itu dinamai Hindia Belanda, adalah untuk belajar. Mereka ingin menimba ilmu pada guru-guru tersohor yang mengajar di Dar Al 'Ulum, Masjidil Haram.
Di antara jajaran guru itu, ada nama Syeikh Mahfudz At Tarmasi. Ulama ini dikenal sangat produktif dan menghasilkan banyak kitab yang menjadi rujukan dalam pengetahuan Islam.
Mungkin ada yang mengira nama ini adalah orang jazirah Arab tulen. Padahal, pada namanya sudah menunjukkan salah satu tempat di Indonesia.
Ulama ini selalu menyematkan kata At Tarmasi di belakang namanya untuk menunjukkan tanah kelahirannya. At Tarmasi artinya Termas, nama sebuah desa di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur.
Nama lengkapnya adalah Muhammad Mahfudz bin Abdullah At Tarmasi. Lahir di Termas, Pacitan, pada 12 Jumadil Ula 1285 H, bertepatan 31 Agustus 1868 M dan wafat di Mekah pada 1 Rajab 1338 H, bertepatan 20 Mei 1920.
Mahfudz muda begitu haus akan ilmu. Dia mendapat pasokan pengetahuan dari keluarganya. Sejak kecil, Mahfudz sudah terbiasa bergumul dengan banyak kitab seperti Fathul Mu'in, Fathul Wahhab, Syarah As Syarqowiyag Al Hikam. Sayangnya, Mahfudz muda masih merasa kurang.
Dia pun memutuskan mondok ke seorang ulama terkenal di Semarang, KH Muhammad Sholeh bin Umar, yang akrab disapa Mbah Sholeh Darat. Di bawah asuran Mbah Sholeh Darat, Mahfudz muda mengkaji banyak kitab seperti Syarah Hikam, Tafsir Jalalain, Syarah Al Mardani dan Wasilah Ath Thulab.
Mahfudz muda kemudian melanjutkan pengembaraan ilmunya ke Mekah. Di kota ini, Mahfudz belajar pada banyak guru dan akhirnya tercatat sebagai pengajar. Dia pun menjadi guru banyak ulama seluruh dunia juga Nusantara. Beberapa muridnya dari Nusantara seperti KH Hasyim Asy'ari, KH Dalhar serta KH Mas Kumambang.
Kemampuan Syeikh At Tarmasi tersebar dalam berbagai bidang ilmu, seperti Hadis, Fikih, Ushul Fikih, Qiraatul Quran. Khususnya di bidang hadis, Syeikh At Tarmasi masuk dalam jajaran ulama yang memiliki otoritas dalam pengkajian sanad Al Bukhari. Ini dibuktikan dari ijazah yang didapat Syeikh At Tarmasi dari Imam Bukhari melalui 23 sanad pewarisnya.
Syeikh At Tarmasi pun mewariskan sejumlah kitab yang menjadi rujukan dalam khazanah pengetahuan Islam. Beberapa di antaranya adalah Is'aful Mathali' bi Syarhi Al Badru Al Lami' Nazhmu Jam'u al-Jawami, Insyirah Al Fu'ad fi Qira'ati Al Imam Hamzah Riwayatai Khalaf wa Khallad, Al Badru Al Munir fi Qira'ati Al Imam Ibnu Katsir, Bughyatu Al Adzkiya fi Al Bahtsi'an Karamati Al Auliya Radhiyallahu 'Anhum, Ta'mimu Al Manafi' bi Qira'ati Al Imam Nafi, Tanwiru Ash Shadr fi Qira'ati Al Imam Abi 'Amr, Tahyi'atu Al Fikar bi Syarhi Alfiyati As Siyar Tsulatsiyat Al Bukhari.