[18] Diantara Tembok dan Rak Buku

273 44 1
                                    


"Diantara Tembok dan Rak Buku"
A fictional writing by lullaby-ya



( bgm recomendation : Song Jieun Same )

Ada tempat yang hanya diketahui oleh Doyoung dan seorang gadis menyebalkan. Tempat itu
berada di gedung SMA mereka sendiri, bukan atap sekolah ataupun taman belakang yang dipenuhi pohon dan mungkin makhluk tanpa raga yang jelas. Bukan tempat mainstream seperti itu tentu saja.

Yang benar adalah sebuah bilik di perpustakaan atau mungkin lebih tepatnya sebuah ruang yang tercipta karena himpitan tembok dan rak buku. Tempat itu sempit namun masih bisa menampung dua remaja yang masih tumbuh dan lagi terdapat jendela yang langsung mengarah ke lapangan tenis yang kanan kirinya dikepung pohon cherry blossom.

Acap kali angin lembut menyusup masuk bilik membiarkan tirai-tirai putih jendela melambai lembut. Membuat siapa pun penghuni yang duduk di bilik itu menguapa ngantuk ditambah lullaby dari gemerisik pohon yang daunnya saling bergesek.

Suaranya lembut.

Suaranya merdu.

Suaranya menenangkan.

"Hoi Kim Doy!" Seru seorang gadis pada Doyoung yang sedang bersandar di balik rak buku dan kakinya yang ia naikkan ke bibir jendela. Doyoung masih memejamkan matanya hanya mengerutkan dahi sebentar, tak mau menghiraukan sosok gadis berwatak panas yang berdiri di sebelahnya ini. Sampai akhirnya-

Brak!!!!!!!!
-Si gadis menyebalkan menjatuhkan buku paket matematika kelas 2 di perut Doyoung yang mana membuat Doyoung langsung membuka matanya dan memekik kesakitan bahkan umpatan hampir lolos dari bibirnya.

"Yak kau peringkat dua! Uhuk...kau mau membunuh si peringkat satu huh?" Si gadis memutar matanya jengah. Lagi-lagi Doyoung membuatnya sebal dengan panggilan sesuai hirarki itu.

"Tutup mulutmu itu 'tuan peringkat satu'!" Perintah si gadis yang menekankan kata 'tuan peringkat satu' pada Doyoung kemudian duduk di sebelahnya, bersila. Karena duduk dengan kaki diluruskan tidak akan memungkinkan -mengingat bilik itu memang sempit-.

"Kerjaanmu itu tidur terus! Tapi kenapa kau bisa dapat peringkat satu terus sih?" Tanya si gadis sembari memejamkan matanya, menikmati angin musim semi yang hangat. Doyoung yang tadinya sebal pun tersenyum tipis memandang wajah cantik si gadis.

"Makanya jadilah kekasihku, dan aku akan merelakan peringkat satuku untukmu," ujar Doyoung walaupun terkadang Doyoung sering tersulut emosi karena mulut pedas atau kelakuan menyebalkan si gadis tapi sebenarnya Doyoung sangat menyukai gadis itu.

"Aku akan menjadi kekasihmu tapi hanya dalam mimpi," ucapan yang cukup menohok Doyoung, membuat Doyoung memasang muka masam. "Beruntung sekali ya, kita dapat menemukan bilik ini. Setidaknya disini aku bisa tidur siang," angin menerpa wajah si gadis membuat poni ratanya terbang berantakan.

Lagi-lagi Doyoung tersenyum.

Gadis menyebalkan ini selalu saja memikat Doyoung dengan pesonanya. Sinar matahari sore dan angin hangat musim semi mungkin bekerja sama dengan gadis menyebalkan ini untuk
menghasilkan pesona mematikan yang selalu membuat Doyoung tergila-gila.

"Doy, bangunkan aku ketika bel masuk berbunyi oke," pinta si gadis kemudian menyandarkan kepalanya di bahu Doyoung.

"Seperti biasa, bahumu selalu menjadi bantal terbaikku." Seketika jantung Doyoung bekerja dengan tidak karuan. Sesuatu yang menggelitik menggerayap perut dan pipinya memberikan efek kepada otak untuk menarik kedua ujung bibir Doyoung membuat kurva manis di wajah tampan itu.

DOYOUNG BIRTHDAY PROJECTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang