runtuh, perjuangan, dan hasil

1.6K 153 7
                                    

"kau adalah satu-satunya alasan untuk aku berjuang melawan kerasnya hidup ini"

-kinal

Vvvv

Author pov

Dunia kinal hancur! Perkataan  veranda membuat dunianya runtuh, dunia yang hanya berisi tentang veranda. Verandanya memutuskan hubungan mereka tepat satu bulan mereka memulai hubungan, padahal hari ini kinal berencana membawa ve ke suatu tempat. Namun karena farhan, ia dan veranda bubar. Semua angan-angan bersama ve musnah.

Kinal menangis di guyuran hujan yang tiba-tiba datang setelah ve memutuskannya, bahkan langit tahu tentang perasaannya sekarang. Ia menangis di guyuran bah sang langit, menyesali kebodohannya yang telah lalu dan kebodohan mulutnya yang mengatakan soal taruhan. Tapi jujur, ia meminta taruhan itu karena ia dilanda rasa cemburu. Cemburu membuatnya kalut kala itu, ia hanya ingin veranda hanya untuknya. Tak ada orang yang boleh merebutnya, ia memang picik. Karena cinta memang kadang sepicik itu

Kinal mencoba mencari keberadaan veranda hingga ke kost si gadis.

"Nal, kok hujan-hujanan?" Citra membuka pintu kamar ve

"Gak papa, tadi gak bawa mantel. Ve-nya ada cit?"

"Ve? Dia pulang ke rumahnya. Barusan aja. Naik taxi"

"Serius?"

"Iya baru aja, 10 menitan lah. Gak bilang sih sama loe?"

Kinal menggeleng "ya udah yah cit, gue duluan"

"Ini gak mandi atau minum teh dulu, nanti lu masuk angin loh nal"

Kinal menggeleng dan tak menggubris perkataan citra. Ia berjalan gontai ke arah parkiran kost dan meninggalkan peralataran kost veranda, dengan hujan masih mengguyur ibu kota

Vvvvv

Setelah satu jam perjalanan, kinal akhirnya sampai di depan rumah veranda. Gerbang setinggi 2 meter tertutup rapat. Di gembok sang pemilik. Berkali-kali kinal memencet bel rumah ve, Namun tak ada sautan dari interkom. Kinal menunggu didepan pagar dengan baju basah diguyur hujan, hujan malah semakin lebat. Membuat kinal mengigil karenanya.

Sekali lagi kinal menekan bel, lalu menekan interkom yang memang atas bawah dengan bel rumah.

"Ve, ini aku kinal. Pleasee buka pintunya. Kita selesaiin baik-baik"

Tak ada sautan. Kinal lemas sekali, langit sudah gelap. Hawa dingin semakin menggrogoti tulang-tulangnya. Ia bahkan belum makan sejak pagi tadi, ia berniat makan siang dengan veranda namun yang terjadi malah diluar dugaannya.

"Ve, pleaseee bukain pintunya"

Kembali hening

Di dalam rumah, veranda mencekram lengan mamahnya. Mencoba agar mamahnya tidak membuka pintu untuk kinal

"Mah, jangan dibukain!"

"Ve, kinal sudah lebih dari 5 jam loh disana. Ini udah malem juga, mana hujannya derasa banget. Kamu gak kasihan apa sama kinal"

"Mah pokoknya ve bilang jangan bukain pintu, biarin aja. Biar dia kapok!" Seru sang anak

"Ve, mamah gak tahu apa alasan kamu sama kinal berantem tapi jangan kamu kaya anak kecil gini. Kasihan kinal yang berjuang buat dapetin maaf kamu. Biar mamah bukain gerbangnya" mamah ve mencoba menghempaskan tangan anaknya namun ve malah mencengkram lengan mamahnya lebih kencang.

Setelah itu, ia berlari menuju pintu dan mengambil kunci rumahnya agar mamahnya tidak membukakan pintu

"Sekali ve bilang enggak, ya enggak mah. Biarin aja kinal di luar. Biar tau rasa" ve berlalu dari pandangan mamahnya, dan menuju ke kamar

ours love storyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang