Matanya belum terbuka saat ku pandangi dari dekat. "Quinziiy" ucapku berbisik berharap dapat membangunkannya dengan pelan.
"Hmm? Ada apa Dave?" Suaranya masih berat untuk bicara, dia membalikan badannya dan membelakangiku. Aku melingkarkan tanganku di perut buncitnya yang semakin membesar.
"Hey bagun, ini anak kita udah bangun nendang nendang masa maminya masi stay ngorok sih." Ucapku pelan sambil sesekali mencium leher mulusnya dari belakang.
"Hmm Dave, stop menciumiku. Apa tadi malam tidak cukup?" Quinziiy terus menarik selimut sampai sampai menutupi lehernya dan yang terlihat hanya bagian kepalanya saja.
Karena kesal aku terus menaikan tanganku sampai di area payudaranya yang menimbul, dan memainkan putingnya yang berwarna pink merona itu. "Yeah beb, aku belum puas."
Ya kami memang bermain malam itu tapi tak sampai membahayakan calon bayi yang di kandung Quinziiy.
"Dave stop it." Ucap Quinziiy saat aku mulai meremas payudaranya dengan pelan. Aku tidak mendengar dan makin meremasnya dengan ritme yang mulai cepat. "Makanya ayo bangun, kalau tidak kita akan melanjutkan ronde selanjutnya."
Seketika Quinziiy membalikan tubuhnya untuk berhadapan denganku. "Aku tidak pernah takut dengan permainanmu, malah sebenarnya aku sangat rindu dengan juniormu." Ucapan Quinziiy seketika memenuhi fikiranku.
Seandainya kau belum berisi honey, akan ku buat kau mendesah nikmat sampai pagi. Batinku sambil menatap wajah Quinziiy. "Honey maafkan aku, kau sedang hamil sekarang."
Dia menyembunyikan wajah cemberutnya di dadaku, entah kenapa dia sangat lucu pagi ini. Aku tertawa ringan melihat Quinziiy yang tampaknya sedang cemberut. "Honey." Aku mengangkat wajahnya.
"Maaf karena belum bisa jadi pria jantan malam ini. Aku tau kau merindukan hubungan kita tapi aku tidak mau terjadi apa apa dengan bayi kita yang sedang kau kandung. Hey you gonna be mommy honey, so take care your baby and keep beside me. Only until the next few months, and when our baby is born we can take care of it together. Okey?"
Quniziiy menatapku dan mengangguk. "Okey." Aku lekas menyambar bibir nya dan melumatnya dengan ganas, aku tak tau kalau ciumanku ternyata menaikan nafsunya.
"Ohh Dave, I miss you stick so bad." Sambil berciuman denganku ternyata tangan Quinziiy mengelus ngelus kemaluanku dengan perlahan lahan.
Aku harus menahannya, aku harus bisa tahan karena kalau aku tumbang, sama saja aku akan membiarkan anak ku kenapa napa di dalam sana. "Honey, kau kelewatan." Ucapku dengan nada suara yang mulai merasa nikmat.
Tangannya bergantian dan tidak mau berhenti memainkan batang dan dua bola milikku. "Dave bisa aku memainkannya?"
Aku sangat ingin dia melayaniku tapi takutnya nafsu yang tidak akan terkontrol nantinya. "Quinziiy aku tidak yakin, sebaiknya jangan."
Dia masuk ke dalam selimut dan bisa kurasa kalau dia terus memainkan tongkatku. "Aw shit man." Ucapku saat kurasa lidahnya sedang menjilati kejantananku.
Tok... Tok... Tok...
Seseorang mengetuk pintu kamar, dengan suara yang masih merasakan nikmat aku menanyakan siapa di luar. "Si-siapa yang dilu-luar?"
"Saya Elsa tuan muda. Maafkan saya karena mengganggu waktumu pagi pagi tapi sarapan sudah siap."
"A-ah Elsa yaa. Ba-baiklah saya akan ke sa-sana saat sudah se-selesai mandi dengan Quinziiy."
"Ada apa denganmu tuan muda? Apa anda kurang sehat? Mau saya bawakan obat?"
"Tidak pe-perlu Elsa, lukaku se-sedang di rawat oleh Quinziiy. Makanya su-suaraku seperti ini."
"Maafkan saya tuan tapi saya harus masuk untuk memastikan."
Tiba tiba Quinziiy makin membuatnya tambah nikmat, sampai sampai suara desahanku dengan lancarnya keluar. "Ahh fu*k you baby ahh ahhh."
Tak ada balasan dari Elsa, tampaknya dia sudah tau apa kendalaku untuk sarapan pagi ini.
-*-*-*-*-
Elsa lari ke dalam kamarnya, membanting pintu kamarnya dan memegang jantungnya yang berdeguk kencang.
"Apa yang dia lakukan pada Dave? Apa mereka sedang berhubungan? Shitt! Aku tidak ikhlas! Aku tidak rela! Dave hanya milikku seorang. Sebaiknya kau jaga baik baik kandunganmu jalang!"
Elsa keluar dari kamarnya dan beranjak berjalan ke arah dapur dengan wajah ketusnya. Saat sampai di dapur, Elsa menjinjit untuk menjangkau lemari gantung yang terletak di atas kepalanya. "Setauku ada sekotak susu di sini."
Saat tangannya meraba dalam lemari lebih dalam, akhirnya dia mendapati sekotak susu khusus untuk ibu hamil. "Untung si jalang Neivel sempat menarunya di sini." Sambil tersenyum sinis menatap kotak susu tersebut.
-*-*-*-*-
"Sayang apa kau sudah selesai bercermin? Aku sangat lapar." Ucap ku yang tengah duduk di pinggiran kasur sambil memperhatikan ratuku yang sedang bercermin melihat perkembangan janin berharganya.
Quinziiy membalikan wajahnya, menatapku dengan tajam. "Duluan saja! Perkembangan bayiku lebih penting dari pada perut laparmu Dave."
Aku memeluknya dari belakang dan berbisik pelan di telingan nya. "Hei hei kalau mau tau perkembangan bayi kita, ke dokter dong bukan ngelus ngelus perut depan kaca, memang kamu peramal."
Wajah malunya pun keluar bersamaan dengan dia memukul mukul pundak ku dengan wajahnya yang memerah. "Ih apaan sih."
Akupun langsung mencium pipi kanannya dengan serentak karena tidak bisa melihat dia bertikah malu malu seperti itu. "Aww imutnya pacarku." Sembari mencubit kedua pipinya.
"Loh kok pacar?" Wajah cemberut ala Quinziiy pun keluar
"Ehh iya ya, istriku maksudnya." Aku kembali mencubit sambil membuat bibir manyun di depannya.
Kami pun tertawa bersama dan saling bertatapan, haa aku sangat merindukan dia. My Quinziiy.
"I miss you so much dear. I don't wanna lose you anymore. Pliss stay with me until die." Aku memeluknya erat.
Dia membelai pundak ku sembari menenagkan ku. "I promise dear."
Dia melepaskan pelukannya dan mencium keningku dengan sedikit menjinjit. "Aku pinjem hp yaa, biar kamu gak terlalu kangen."
Tok... Tok...
"Maafkan saya karena sudah kembali mengganggu, tapi sarapan sudah siap tuan muda." Suara itu terdengar seperti suara asisten rumah tanggaku, Elsa yang berada di balik pintu.
"Okey, thanks." Jawabku sambil memeluk Quinziiy.
~~~~~~
Vote and Comment
Love yaa
26 Februari 2019
-Next Chapter 31-
KAMU SEDANG MEMBACA
A Beautiful Revenge For Quinziiy
RomanceHidup Dave hancur karena keluarga Geraldy yang ingin menjadikan ia sebagai penerus perusahaan Geraldy NY Company. Tapi bagaimana kalau saat itu ia masih berada di dalam kandungan? Lucia Geraldy yang ingin sekali memiliki keturunan ternyata mempunyai...