Hari ini adalah hari Minggu. Pagi-pagi sekitar pukul setengah tujuh, Sakura sudah berada di toko kue tempatnya bekerja. Kemarin sebelum ia pulang, Yugao menyuruhnya untuk datang lebih pagi sebelum toko dibuka. Ada banyak adonan kue yang harus mereka siapkan untuk hari Senin. Kue-kue itu dipesan untuk pesta ulangtahun anak-anak. Ada sekitar seratus kue yang dipesan. Ada muffin, cupcake, dan beberapa kue kering. Tak lupa kue utama yakni kue bergambar Doraemon tiga tingkat. Dari banyaknya kue yang dipesan, Sakura bisa membayangkan jika anak yang berulangtahun ini adalah anak dari keluarga berada.
Ketika Sakura sampai, Ayame sudah lebih dulu ada di dapur bersama Yugao. Mereka sedang menyiapkan bahan adonan kue. Sakura segera ambil bagian menyiapkan loyang dan panggangan. Dari yang Sakura lihat, mereka sedang membuat adonan kue untuk dijual hari ini.
Dua jam berlalu dan mereka sudah menghasilkan berbagai kue yang memiliki aroma yang sedap. Bahkan Sakura dan Ayame tergiur untuk mencicipinya, jika saja mereka tidak ingat kue-kue ini untuk dijual dan ada pemilik toko di sana.
Yugao mulai membuka toko, Ayame membereskan meja kasir dan Sakura menata kue-kue di etalase.
Aroma sedap khas kue baru dibuat dan tampilan menarik dari Yugao's Cake lah yang membuat toko ini perlahan menjadi ramai kendati baru dibuka beberapa bulan yang lalu. Terkadang Ayame juga mengambil beberapa kue kering untuk dijual di kedai ramen Ichiraku.
Beberapa saat setelah dibuka, pembeli mulai berdatangan. Anak-anak, remaja, dan orang dewasa mulai memenuhi toko. Tidak sampai tengah hari, kue-kue yang berada di etalase tinggal sedikit—hal yang biasa ketika akhir pekan.
"Akhir pekan selalu ramai ya," ucap Ayame setelah pelanggan terakhir pergi.
"Iya," ucap Sakura setuju. "Tapi kita tidak bisa pulang lebih awal seperti pekan sebelumnya karena kita punya pekerjaan lebih," tambahnya.
Ayame mengangguk setuju. Mereka membereskan tempat kue yang kosong dan membawanya ke belakang. Beberapa saat setelah itu Yugao keluar dari dapur dengan membawa secarik kertas menghampiri Sakura dan Ayame.
"Bahan-bahan di dapur tidak akan cukup untuk membuat kue pesanan. Bisa kalian belikan bahan-bahannya? Kita akan membuat adonannya sekarang," kata Yugao.
"Biar aku saja yang membelinya, Yugao-san." Sakura menawarkan dirinya untuk membeli seluruh bahan yang dibutuhkan.
"Biar aku temani, ya."
"Tapi siapa yang akan membereskan toko?" tanya Sakura pada Ayame.
"Jangan pikirkan masalah toko, biar aku yang membereskannya. Biarkan Ayame ikut denganmu. Bahan yang kita butuhkan lumayan banyak," kata Yugao.
Sakura dan Ayame berpamitan. Mereka pergi ke tiko penjual bahan kue di kawasan pertokoan yang berjarak beberapa blok. Mereka membagi tugas. Ayame membeli bahan dasarnya dan Sakura bertugas membeli bahan pelengkapnya.
Ada beberapa bahan yang tidak ada di toko pertama yang mengharuskan Sakura mencari toko lain yang berada agak dalam di kawasan pertokoan itu. Beberapa kios yang Sakura lewati mulai bersiap menutup tokonya karena mulai sepi pengunjung.
Beruntung toko ketiga yang ia datangi ini masih menyediakan perlengkapan yang ia cari. Tanpa berlama-lama Sakura meninggalkan toko itu setelah membayar. Jajaran kios yang tadi Sakura lewati sudah tutup membuat jalanan menjadi sepi.
Suasana mendadak berubah aneh. Sakura menelan ludahnya kasar dan mempercepat langkahnya ketika ia merasakan seseorang berjalan di belakang. Lantaran merasa terus diikuti, Sakura memberanikan diri menoleh dan melihat seorang pria berjaket kulit dengan batang rokok di bibirnya. Pria itu mengedip nakal kearah Sakura. Detik itu juga Sakura menyesal telah menegok ke belakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Her Name is Sakura
FanfictionSebelumnya Sasuke tidak pernah peduli soal perempuan. Tapi sejak kepindahannya ke Konoha Gakuen, siswi bernama Haruno Sakura menarik perhatiannya. Bukan karena kecantikan atau penampilan menarik gadis itu. Tapi karena penampilan culunnya. Gadis itu...