Bidadari Tak Bersayap

12 0 0
                                    

Bidadari Tak Bersayap

Pada awalnya telah kusadari, bahwa aku memang harus memiliki seseorang yang dapat membuatku bahagia dalam kehidupan di Asrama ini. Namaku Josep sering dipanggil “Sep”. Aku asrama di SEMINARI Pematangsiantar. Menjadi anak asrama sangat sulit, apalagi yang memiliki “Image” sebagai calon pastor. Banyak hal yang terkendala salah satunya untuk berpacaran.
Terakhir kali aku menjalankan suatu hubungan seperti itu hanya pada masa SMP. Dapat dikatakan Sudah lamalah, karena sekarang aku telah mendapat gelar “Anak SMA”, tepatnya sudah dua tahun. Bagiku 2 tahun itu sudah lama untuk tidak memiliki hubungan seperti itu. Beberapa cara sudah kulakukan untuk mencari, tetapi semua tidak ada gunanya.
Terkadang aku merasa putus asa karena kesiasiaan ku dalam melakukan cara-cara untuk mencarinya. Namun ada satu kata-kata yang terungkap di mulut teman ku.
“ Tuhan Yesus aja berkata ‘Carilah maka kau akan mendapatkannya’, apa gunanya kalau putus asa.”
Temanku yang satu ini namanya Albert. Dikalangan SEMINARI khususnya angkatan ku dia adalah cowok yang paling romantis. Setiap kali dia main FB, gak ada yang dapat menghentikan chatnya sama cewek-cewek. Ada satu hal yang dapat diambil dari saudara ini adalah “setia”. Walaupun banyak cewek yang dekat dengannya, namun hanya satu yang dia ambil jadi pacarnya.
“Iya kan praa...., tapi kalau lama kelamaan bisa buat gondok juga Bet”. Jawabku sambil ngelupas pisang.
“Ok gini ajahlah..., aku punya ide. Ini ada temanku”. Sambil membawa gambar kedepan mukaku.
“Wis..., cantik juga” Aku terkejut melihat gambar seorang wanita yang memakai jaket dan memiliki rambut hitam yang panjang dan lurus.
“Namanya Greatness Sinaga” Dia terkekeh dan membaringkan badannya di sova yang ada di ruang tamu di asrama.
“Dia cewek atau enggak? Nanti kayak minggu lalu. Macam patung, gak pernah jawab chat”
“Hahahha..., Gak ahk.., kujamin dia pasti idaman mu”
“Ah yang benar ajah kau..., dia orang mana..?”
“Dia anak SMA BT. Satu kelas sama si Alphon”
Aku sempat merenung, siapa si Alphon yang dibilangnya. Oh, ternyata temanku satu asrama, dia sudah tarik diri dan pindah ke SMA BT. Dulusih aku tertarik sama dengan dia, namun karena sudah ku renungkan aku mencoba untuk bertahan di asrama ini.
“O... hm... Besok ajahlah ku add dia di facebook” Jawabku.
“Wey coyy ayo opera nostra.. Udah dicariin kita.”
OPERA NOSTRA itu suatu kata yang berarti kerja kami anak asrama ini memiliki banyak yang namanya kerja. Pertama opera nostra yang artinya kerja setelah makan. PC atau Pesona Citra diadakan tiap hari kamis. Dan yang terakhir kerja bakti setiap hari sabtu dan selasa.
Setelah kerja aku berbaring di tempat tidurku, memikirkan bagaimana caranya aku bisa mendapatkan cewek yang namanya Greatness Sinaga ini. Setelah banyak berpikir mataku mulai redup dan hmapir tertutup. Aku pun memasrahkan mataku membawaku ke alam yang lain.

***

                            Bab I
Di siang hari ini aku membuka FB ku. Tak kusangka seorang gadis mengupload fotonya. Cantik sih tapi seperti pernah ku lihat di hari sebelumnya. Dan setelah kuamati lebih mendalam ternyata namanya Greatness Sinaga. Awalnya aku bingung, bagaimana bisa aku dan dia dapat berteman di FB.
“Mungkin ini memang udah ditakdirkan Tuhan” Gumamku dalam hati.
Tak kusangka bahwa dia tidak OL (Online) hari ini, aku sedikit merasa sial dan kecewa. Namun bukan berarti aku tidak bisa mendapatkannya, mungkin dilain waktu. Daripada stress, lebih baik aku mendengarkan lagu-lagu Bruno Mars. Aku sangat menyukai lagu-lagu yang telah diciptakannya yang salah satunya ialah “Vercase on the floor”. Lumayanlah bisa mengembalikan susana hati yang dingin.
Selesai internet ada suatu hal yang membuatku khawatir. Sejenak aku berpikir bahwa ternyata pakaian ku belum kucuci (seragam sekolah). Ternyata hari ini hari minggu, waduh gawat besok mampus aku, gak punya seragam sekolah. Aku melangkah dengan kecepatan yang tak terduga menuju ruang cuci dan ternyata di sana ada Albert.
“Woy coy.. Gak olahraga kau??” Sapaku
“Bentar lagi coy mau ngerendam baju” jawabnya
“Samalah kita, oi Bet, tadi gak OL dia” sambil menaburkan Rinso di pakaianku.
“Kayaknya dia ada kerjaan di rumahnya.., Kan hari ini hari minggu, biasanya kalau ada arisan itu pastinya dipake hari minggu. Kurasa dia lagi bantui mamanya untuk arisan di rumahnya” jawabnya sambil mengaduk kainnya.
“Ah.., serius kau?” tanyaku sambil menuangkan air ke dalam ember kainku.
“Yah kurasa sih gitu..,” dia menjawab sambil mencuci tangannya yang bersabun.
“Bet.., dia memang anak Siantar?” tanyaku heran.
“Mm..., kurasa dia anak Parapat tapi sekolah di BT. Karena fot-fotonya banyakan di daerah Danau Toba.”
“Kurasapun gitu..”
Jawabku berkekeh, memang betul yang dikatakannya. Karena foto-fotonya yang terlihatku pada facebook nya itu banyakan do daerah Danau Toba. Tapi rasanya agak janggal kalau memang dia adalah orang Parapat, karena aku yang nota bene anak Parapat yang sekolah di SMA Seminari ini tidak mengenal dia.
Kurasa karena aku lebih cepat diasramakan, aku jadi tidak mengenal banyak orang Parapat. Aku merupakan orang yang amat liar kalau diingat pada masa SMP. Dan sulit dikatakan bahwa ada yang tidak kukenal pada masa SMP. Mungkin karena adanya penghalang aku jadi tidak bisa mengenal wanita yang ku lihat tadi.
“Woii!” Seketikaaku terbangun dari dunia hayalku. Dengan kecepatan kilat aku melihat siapa yang berani mengejutkan kami di ruang cuci ini. Ternyata dia “Raymond” seorang ‘Dekanus’ atau ketua di angkatan kami.
“Olahraga kalian oi” sahutnya kembali
“Santai lah Mond...” sahut Albert
“kalau mau nyuci itu nanti ajah.., jangan sekarang” jawab Raymond
“Sorry yah, cuman ngerendam doang nya.” Jawabku
“Udahlah yah, ayok olahraga...!” jawab Albert
Kalau dibandingkan dari segi fisik, Raymond bukanlah seorang yang memiliki badan besar. Namun jikalaupun badannya kecil, dia sebagai ‘Dekanus’ harus dihormati sebagai mana kepada Prefec. Prefek merupakan sebutan bagi seorang Pastor yang mendampingi kami di asrama ini.
Dengan pikiran yang jenuh kulangkahkan kakiku menuju lapangan untuk dapat berolahraga. Memang dapat dikatakan hanya di Seminari inilah seluruh anak muda diwajibkan olahraga. Seandainya jika saya di luar Seminari ini, mungkin kita atau kami ataupun saya tidak di sini.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 05, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bidadari Tak BersayapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang