14. Inikah?

60.4K 2.8K 70
                                    

BELLA POV

"kau mau sambil kupijat?"
Tanyaku saat melihatnya sering kali terus menggosok bahunya sedari tadi sambil mengetik di atas laptop.

"Hmm?"
Gumamnya tanpa menoleh dan bergumam bertanya.

"do you need massage ?"
Ujarku sekali lagi sambil memaksa wajahnya menghadapku untuk menatapku yang ada di pangkuannya.

Dia menatapku dan menundukkan wajahnya mengecup keningku.

"Yes. I need"
Ujarnya mengubah wajahnya yang sedari tadi serius menjadi memelas yang terlihat merajuk.

"I do"
Ujarku bangkit dan mengikat rambutku hingga menjadi satu agar aku tidak gerah.

Aku beranjak berdiri dan sudah berada di belakang punggungnya.

"Yeaahh. Sedikit bawah"
Ujarnya menggeram saat aku menemukan simpul otot tegangnya di lehernya.

Dia bersandar ke sofa dan menghentikan sejenak pekerjaannya.

Aku menggerakkan tanganku di kedua bahunya dan lehernya.
"kau terlalu bekerja keras mas. Tidak bisakah di rumah tempat istirahat saja?"

"Ahhh.."
Desahnya tanpa membalas pertanyaanku. Ku lihat dia merem melek dan kepalanya seperti lemas mungkin mengantuk juga.
"Kanan dikit Ay"
Intruksinya lalu kembali menggeram keenakan.

Dia kembali membuka matanya lebar dan meneruskan pekerjaannya.
"aku bisa gak kerja di rumah. Tapi makin numpuk malah nanti pulang larut"
Ujar Firman menjelaskan.

Aku mendesah pasrah. Ini memang konsekuensi yang harus ku terima. Selama aku berada di sampingnya, aku akan berusaha menjaganya semampuku.

Aku diam dan memijat bahunya serta lehernya dengan lembut tanpa ingin membuatnya sakit.

"tidur nanti kuurut mau ya?"
Ijinku yang biasanya dia tolak apalagi tau aku memang sedang pucat.

"nggak usah. Kau pijit sekarang udah membuatku lebih baik"

Tolaknya yang sudah ku prediksi sebelumnya.

"kau tak lelah emang? Apalagi aku juga melarangmu kalau Sella memijatmu"
Tanyaku merasa bersalah.

Iya. Karena kecemburuanku waktu ada Sella di kantor, aku akhirnya melarang Firman menolak kalau Sella menyentuhnya. Itu hakku juga kan? Walaupun aku tak tau Firman mengabulkan atau tidak setidaknya aku ada dalam bayangnya. Walaupun pulang tadi aku mendapatkan bercak di lehernya.

"Lelah pasti Ay"
Ujarnya lembut menolehku dan mengambil tanganku untuk di kecupnya.

Tak lama saat aku kembali memijatnya hp yang ada di samping laptopnya berbunyi.

Aku mengernyit saat tau nama yang tertera di sana.

Firman terlihat menolehku, dari tatapannya aku tak tau apa yang ingin dia sampaikan.

Dan dia mengangkat dengan ragu.

"Hallo?"

"..."

"Ya. Kau lebih baik tetap di sana, aku akan segera kesana"
Ujarnya langsung berdiri.

Dia berbalik ke arahku dan terlihat gusar

Aku menatapnya tanpa mau bertanya apa yang dia bicarakan dengan perempuan yang mungkin sekarang mengelilingi pikirannya.

"Ay... Ituu.."
Ujarnya menatapku bingung ingin mengatakan sesuatu.
"Sella jatuh dan dari perutnya mengeluarkan darah. Aku harus segera ke sana"

Ujarnya dengan sekali tarikan nafas.

"Kalau tidak ku perbolehkan?"
Tanyaku lirih dengan tatapan kosong ke arahnya.

The Secret Wife✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang