Happy reading...
Jangan lupa bintangnya;)......
Waktu menunjukan pukul 19.02, tiba-tiba ada yang mengetuk pintu utama.
Tok tok tok.
"Hadeuh, siapa tamu malem-malem gini sih.. Gak sopan banget," ucap Sheina.
Dengan terpaksa Sheina berjalan menuju ruang tamu, lalu membuka pintu.
Setelah pintu terbuka--
"Allahuakbar, lo ngapain sampe kesini? Mau bikin keributan?" ucap Sheina terkejut dengan kedatangan tamu 'special' .
Orang yang berada didepan Sheina mengangkat sebelah alisnya, "Minggir, gue mau ketemu Om Vero!" ucapnya
"Mau apa lo ketemu Papi gue? Bawa koper lagi, korban apaan lo sampe ngungsi?" balas Sheina lagi.
Yang ditanya hanya bisa mendengus pelan, meskipun dia ingin sekali membuat Sheina kesal, tapi sekarang mood-nya sedang tidak stabil.
Orang itu mencoba masuk kedalam, tapi tidak berhasil. Dipercobaan kesekian, akhirnya dia bisa masuk kedalam.
Tidak tinggal diam, Sheina berteriak pada Bi Arumi. "Bi.. Bibi, dia kenapa ada disini bi?"
Dari arah dapur datang lah sosok Bi Arumi, "iya ada apa no-eh den Revon sudah sampai? Mari masuk den," ucap Bi Arumi
Sheina diam sejenak untuk berfikir, 'ngapa si bibi tau nama diaa ya?' ucapnya dalam hati.
"Gak bi, orang ini gak boleh masuk gitu aja. Seenaknya!" tolak Sheina.
Sebelum Bi Arumi menjawab, Revon cepat-cepat berbicara. "Saya duluan ya Bi, makasih. Saya udah tau kamar saya yang mana,"
Bi Arumi melanjutkan obrolannya dengan Sheina, "Jadi non, yang barusan itu anak nya temen Pak Vero.."
Dan setelah semua masalah selesai, dengan terpaksa Sheina menerima takdirnya. Bertemu kembali dengan orang gila.
......
Di pagi hari, Revon terbangun di ruangan bernuansa warna coklat. Tidak, dia tidak kesiangan. Karena ini masih shubuh.
Untuk apa bangun sepagi itu? Ya untuk jailin Sheina lah, apa lagi!
Selama Sheina masih didalam kamar, Revon keluar dari kamarnya untuk memasang selotip di kusen pintu kamar Sheina. Tidak banyak, tapi itu menyenangkan bila melihat bagaimana dari hasilnya.
Dari pada menyia-nyiakan waktu, Revon turun kebawah dan bertemu Mellany. Revon menyapa Mellany biasa, karena mereka sudah bertemu tadi malam.
Setelah sampai dimeja makan, Revon mengambil 2 roti dan segelas susu yang baru saja dibuat oleh Mellany. Tidak lupa mengucapkan terimakasih, Revon beranjak kembali ke kamar nya untuk memastikan apakah Sheina sudah keluar?
Masih sama seperti tadi, dari pada menyia-nyiakan waktu akhirnya Revon masuk ke kamarnya. Membawa handuk dan masuk ke kamar mandi untuk melakukan ritual mandi.
Tidak lama, karena tidak suka lama-lama.
Revon segera keluar kamar mandi, dan segera memakai seragam nya. Tapi ketika Revon telah sampai pada tahap memakai sepatu, ia mendengar teriakan dan suara sesuatu yang terjatuh.
Bugh!
"Aaaaaa! Mamiiii.." teriak Sheina.
Tidak kuasa menahan tawa, akhirnya Revon membuka pintu dengan tawanya yang menggelegar.
Ketika mendengar jeritan Sheina, semua orang yang ada dirumah itu menghampiri Sheina.
"Ada apa sayang? Astaghfirullah kamu kenapa duduk-duduk disitu, ayo bangun!" ucap Mellany
"Ada apa sih, masih pagi udah ribut aja." ucap Shandy yang baru keluar kamar
"yaampun non!" ucap bi Arumi
Ya seperti itulah reaksi mereka, sedangkan Revon. Jangan tanya lagi, dia masih tak kuasa menahan tawanya.
Setelah mengumpulkan niat, akhirnya Sheina berdiri. Lalu mencabut semua selotip yang menempel dibadan, dan di bagian kusen pintu kamarnya.
Setelah itu terjadilah keributan,
1
2
3
Action.
"Revon! Pasti lo ya yang masang semua ini?! Ngaku lo!" bentak Sheina.
"Apaan dah, bukan gue kali. Tuh kucing lo yang masang," ucap Revon
"Ya gak mungkin lah, dari mana dia dapet semua ini?! Mikir dong! Dan gue kasih peringatan sama lo, jangan pernah ganggu gue atau lo pergi dari rumah ini!" akhirnya amarah Sheina meledak.
Setelah memberi peringatan pada Revon, ia segera turun untuk sarapan. Tentunya dengan suasana hati yang buruk, tapi apalah daya dia kelaparan pagi ini.
Disisi lain, Revon masih setia dengan tawanya yang membuat orang lain ikut tertawa, maybe(?).
Lalu ia masuk ke kamar dan membawa tasnya, bersiap untuk pergi ke sekolah.
Setelah sampai diruang makan, Revon berpamitan pada Mellany. Tidak lupa mengejek Sheina yang menatap nya tajam, mungkin ia akan dendam nantinya.
Revon dan Shandy pun berangkat sekolah, mengapa Shandy ikut? Ya karena ia ingin menaiki mobil sport milik Revon, mobil itu baru diantar tengah malam oleh orang suruhannya.
Ketika sampai digarasi, Shandy langsung membuka pintu depan penumpang. Tapi tidak dengan Revon, "Bentar, ko gue merasa ada yang aneh ya sama mobil ini?" ucapnya pada diri sendiri.
"Woy Von, cepet elah." ucap Shandy didalam mobil.
Revon mengangkat bahunya acuh, lalu masuk ke dalam mobil.
"Let's go...oo..oo.." awalnya teriakan Shandy sangat lah keras, tapi perlahan suaranya menghilang.
......
Hallo!!
Kalian tau? Aku berhutang gaes!
Bukan, bukan hutang bala² yang bayarnya 1 tapi makannya 2. Tapi hutang update cerita ini, karena bulan yang lalu aku bakalan double update. Tapi malah enggak..
Aku akan bayar, tapi di part yang akan datang:)
Sooooory:'(
Jangan lupa kalian vote, coment, dan rekomendasiin cerita ini ke teman² kalian!! Semoga suka.
Oh iya, apa penyebab Shandy seperti itu ya?
Penasaran gak nihhh?? Makannya kalian harus vote dong..
Koreksi bila ada typo² nya yaaay!
Thank's
See you next part;)
KAMU SEDANG MEMBACA
OKTOBER
Short Story*NEW VERSION Kisah yang menyatukan rasa sedih dan bahagia, lapar dan kenyang, badmood dan goodmood. Dimana Revon yang selalu ada untuk Sheina, Revon yang selalu membuat hari-hari Sheina lebih berwarna, dan Revon yang selalu mendatangkan sensasi baru...