"Kak, lo ngapain di sini?"
"Kita udah lama nggak ketemu loh. Nyapa kek."
"Guanlin aja lo panggil kakak. Gue enggak."
Baik Daniel, Sena, maupun Guanlin sama-sama menoleh ke sumber suara.
Minhyun mengerjapkan matanya beberapa kali. Merasa aneh ditatap seperti itu oleh banyak orang.
"Duduk-duduk," ucap Minhyun mempersilahkan semua orang yang ada di ruangannya untuk duduk.
"Hai Sena, lama nggak ketemu. Gimana sama Daniel?" tanya Guanlin yang duduk tepat di seberang Sena.
"Terakhir kali kita ketemu di rumah gue, bukannya lo kesel ya lihat Daniel sama Hera?" tanya Guanlin lagi menyambung kalimatnya.
Sena melebarkan matanya mendengar pertanyaan frontal Guanlin.
"Lo gila ya?" tanya Sena sambil berbisik.
Daniel tersenyum tanpa sadar setelah mendengar pertanyaan Guanlin yang menunjukkan kalau Sena cemburu melihatnya bersama Hera.
Daniel kembali menormalkan ekspresinya lalu menyahut pembicaraan Guanlin.
"Baik, asal nggak ada pengganggu aja," ucap Daniel menyindir Guanlin.
Guanlin tertawa kecil menanggapi ucapan Daniel, kemudian mengalihkan wajahnya ke Sena.
"Bilang ke gue kalau Daniel macem-macem, biar gue yang bahagiain lo," ucap Guanlin tidak ingin kalah dari Daniel.
Daniel menatap Guanlin tajam.
"Kak, jangan bikin gue nonjok lo di depan Minhyun. Ntar gue di skors," balas Daniel masih tetap menatap tajam Guanlin.
Guanlin tersenyum remeh, kemudian menangkupkan kedua tangannya.
"Ampun."
Sena yang melihat itu hanya bisa memijat pelipisnya.
Cobaan apa lagi yang akan ia hadapi setelah ini.
Minhyun tidak menanggapi perbincangan orang-orang di ruangannya, ia sibuk membereskan berkas-berkas di mejanya yang sudah sangat tidak beraturan.
"Oh ya, Jihoon ke mana? Harusnya kan saya manggilnya Jihoon sama kamu, Sen. Bukan si tengil ini," tanya Minhyun ke Sena, sedangkan Daniel hanya mendengus kecil.
"Jihoon harus pulang pak, saya juga kurang tahu kenapa. Saya kira Jihoon sudah menghubungi bapak?"
Minhyun mengangguk. "Jihoon cuma bilang ke saya kalau Daniel yang menggantikan. Harusnya jangan Daniel ya, saya kurang yakin sama dia."
Daniel memutar bola matanya. "Harusnya lo berterimakasih sama Jihoon udah minta gue gantiin dia. Kalau nggak, udah habis itu murid baru gue tonjok."
Minhyun melebarkan matanya. "Kamu berantem?"
"Nggak, pak. Cuma pertengkaran kecil kok," jawab Sena menyudahi, sedangkan Minhyun hanya bisa memijat pelipisnya.
Bahkan sifat Daniel nggak berubah dari dulu ia mengenal anak itu.
Sebenarnya ucapan Daniel ada benarnya. Sena jadi ikut bersyukur karena Jihoon, Daniel tidak jadi meneruskan pertengkarannya dengan Ong.
"Ada apa lo manggil? Penting nggak?" tanya Daniel.
"Gue- eh, maksudnya saya mau mengadakan bimbingan belajar untuk kelas 12," ucap Minhyun dan mendapat anggukan dari Sena.
"Yang bener aja dong Hyun, baru semester 1, nggak sampe seminggu, masa udah bimbingan aja," protes Daniel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Boy | Kang Daniel [COMPLETED]
Fanfiction🔞🔞🔞 Kang Daniel, senior tampan yang merupakan idola semua kaum hawa. Siapa yang tidak tahu Daniel? Tampan, putih, tinggi, gagah, berwibawa, namun sayangnya... Bad boy. Tidak pernah satu kalipun ia terlibat hubungan serius dengan seorang wanita. I...