PROLOG

90 11 0
                                    

Drap drap drap...

Dengan tenaga yang masih pria itu punya, ia berlari sepanjang koridor rumah sakit mencari ruangan yang tak kunjung ia temukan. Ia masih mengingat ucapan seseorang sebelum ia berada dirumah sakit ini.

"Selamat Al, lo sekarang udah jadi ayah. Kata dokter, ibu sama anak nya sama sama selamat dengan keadaan baik. Mending, lo sekarang cepet kesini!  Lo gak mau telat kan nemuin putra kecil lo?"

Yah ucapan dari sahabat nya itu memang masih membuatnya terkejut. Sekarang ia resmi menjadi seorang ayah, penantiannya kini telah terbalaskan oleh hadirnya putra kecil yang akan mengisi ruang kosong dihari harinya. Tetapi bukan berarti selama menempuh hidup pernikahannya ia tak bahagia. Bahkan dipernikahan ini dia lah yang paling bahagia karena dapat hidup bersama orang yang sangat ia cintai, siapa yang takkan bahagia bukan?

Tak lama saat ia masih sibuk dengan pikirannya, ia akhirnya menemukan ruangan yang ia cari sejak tadi. Dengan perasaan yang bahagia ia membuka pintu ruangan itu, hal pertama yang ia lihat adalah wanita cantik yang sedang menggendong putra kecilnya. Ah, ralat tapi putra kecil mereka. Dengan rasa bangganya ia berjalan menghampiri istrinya dan bayi yang tengah tertidur pulas itu.

"Makasih sayang, maaf aku gak bisa datang lebih cepat." ucap pria itu lalu memberi kecupan kecil dikening sang istri setelah berada disamping istrinya.

"Ya ya, so sekarang udah beres kan? Gimana kalau sekarang ini kita pilih nama yang cocok buat anak kita aja?" lirih wanita itu dengan senyum tipis yang terukir dibibirnya.

"Ah iya, bagaimana kalau-"

"Hei hei, bisakah kalian anggap dunia ini milik kalian saat kita semua sudah keluar?" sambar seorang pria memotong perkataan sebelumnya.

"Ah benar, kalau begitu kenapa kalian tak berinisiatif untuk keluar? Dari pada mengganggu ku dan istriku ini disini?"Jawab pria itu memberi usul.

"Hei! Kalau berisik terus kalian bisa membangunkannya." seru salah satu gadis yang masih berumur sangat muda untuk mengatakan hal itu.

"Ahh, anakku ini memang pintar yah. Kalau begitu ayo keluar biarkan orang tua itu menikmati waktu bersama mereka. Byee." sambung ibu dari gadis yang tadi berbicara.

Setelah ruangan itu kosong dan hanya menyisakan tiga orang disana semua mendadak hening. Tapi semua itu tak berlanjut lama.

"Jadi siapa?" tanya wanita Itu sambil mendongakan kepalanya menatap pria yang masih asik bermain dengan tangan mungil sang bayi.

"Hah? Eh, siapa?" tanya balik pria itu bingung.

"Anak kita. Siapa namanya?" jelas wanita itu mulai jenuh.

"Alvero." jawab pria itu yakin tanpa berpikir dua kali.

-MY STORY-

Kalo suka silakan vote sama comment,,
Lanjut terus bacanya yaaa...
Soalnya bakal ada kejutan menariknya, canda deh eh gak tau deh. Baca aja kalo penasaran!

*makasih yang udah mau baca, vote sama comment ❤

MY STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang