[3.] Malam Pertama

18.5K 745 11
                                    

Keila baru saja selesai mandi. Kali ini pintu kamar mandi ia kunci. Tak ada lagi kesempatan untuk bajingan itu, pikirnya. Keila melilitkan handuk yang hanya sebagian membungkus tubuhnya lalu keluar kamar mandi.

Pikirnya tidak ada lagi yang bakal melihat tubuhnya, pikirnya ia sudah tenang untuk memakai baju. Namun di kasurnya ada Alvin yang sedang memandang Keila yang hanya terbungkus handuk.

"SIALAN! KELUAR LO!!" Keila dengan erat memegang handuknya lalu melempari Alvin dengan apa yang disampingnya.

Alvin mengaduh kesakitan. Dengan keras, Keila menutup pintu kamarnya.
"Tante, gimana sih? Katanya ini kamar yang bakal aku tidurin malam ini, tapi kenapa ada Keila di dalam?"
Tanya Alvin pada Kemi.

"Lah, terus? Kamu lupa kalo kamu udah sah sama Keila?"

"Tapi Keila ngusir aku, Tante."

Jujur, tidak ada yang semenjijikan Alvin hari ini.

Kemi mengetuk pintu Keila. Keila membukanya saat sudah berpakaian lengkap.

"Ajak Alvin ke kamarmu."

"Kenapa disini sih?" Decak Keila.

"Karena dia suami kamu. Suami istri gak boleh pisah ranjang gitu ah! Pamali, tauk."

Alvin menjulurkan lidah lalu masuk kamar. Keila menaikkan satu sisi sudut bibirnya. Lalu menutup pintu kamar.

"Kenapa di tutup segala, sih? Mau main rahasia rahasiaan ya?" Teriak Reza dari luar dan langsung dijitak Kemi untuk kembali ke kamarnya sendiri.

Alvin masuk kamar mandi karena tak tahan dengan badannya yang lengket. Tak lama, ia berteriak pada Keila, untuk mengambilkan bajunya.

"Males banget, ambil aja sendiri."

"Lo gak berbakti banget sih jadi istri!"

"Bodo amat."

Alvin keluar dengan memakai handuk yang hanya dililitkan di pinggang. Selain itu, tubuhnya terekspos penuh dengan air yang masih menetes.

Dengan santai, ia berjalan melewati Keila.

"Alvin!"

"Ck, apaan sih?"

"Lo nggak harus tampil plus plus gitu juga di depan gue!" Keila memejamkan mata.

"Giliran ambilin baju, nggak mau. Sekatang aja kelepek kelepek."

"Siapa juga yang kelepek kelepek? Najis!"

Ini bukan malam pertama yang Keila bayangkan sejak ia remaja. Malam pertama yang dipenuhi keromantiasan kandas sirna karena pasangannya adalah Alvin.

Ia bahkan tak sudi satu kasur dengan Alvin yang ia pikir telah merusak hidupnya.

"Lo tidur di sofa!" Titah Keila.

"Males banget,"

"Masa gue sih yang tidur di sofa?"

"Yaudah sono."

Fix, Alvin memang tidak punya hati. Sekalipun Keila istri 'terpaksa'nya, setisaknya Keila pikir, Alvin bisa mengalah sebagai laki laki.

Ini sangat jauh dengan malam pertama yang ia bayangkan ketika remaja.

—•—

Keila menggeliat lalu terbangun. Dengan selimut tebal yang membungkusnya. Ia melihat sekitar, ia sudah tidak lagi tidur di sofa. Alvin pasti membawanya kesini.

Keila menggeleng. Siapa peduli jika memang Alvin yang memindahkannya?

Keila berdiri. Ia berjalan dengan tertatih tatih menuju kamar mandi lalu membersihkan tubuhnya. Kakinya masih sakit karena kelamaan berdiri kemarin, itu alasannya jalan tertatih tatih.

Keila keluar kamar setelah tubuhnya kembali segar. Di lantai bawah terdapat orang orang seperti biasanya, namun sekarang tambah satu, Alvin. Dia sedang sibuk bermain PS dengan Reza di ruang tengah

"Masih sakit, Kei? Kok jalannya begitu." Tanya bibik.

"Maklum lah bik, mungkin mereka sampai gak tidur semalam." Timpal Kemi menahan senyum.

"Husst Mamah!" Ucap Ratna.

Apa yang mereka pikirin?

"Istri lagi sakit begitu kok, Vin. Kamu malah sibuk main PS. Gimana atuh," Ucap Bibik.

Alvin menyengir, "Refreshing aja bik, siapa tau nanti saya kekurung. Gak bisa kayak gini lagi."

Keila melotot.

"Keila mungkin pengen manja manja, Mas Alvin. Sudah pergi ke kamar gih, berdua." Titah Bibik.

"Apaansi bik. Nggak tuh."

"Tuhkan neng Keila nya jadi malu."

WHAT!?

"Cewek emang gitu, Mas. Lain di mulut lain di hati."

Ntah kenapa Keila ingin sekali menutup mulut Bibik dengan solasi empat lapis. Rasanya ia seperti di fitnah.

"Gih, Vin. Lanjutin di kamar sono."

"Lanjut apaan? Daritadi kan cuma main PS doang."

"Lanjut yang semalem." Ucap Reza lalu tertawa terbahak bahak.

Alvin langsung menaruh stik PS dan menuju kamar tanpa melanjutkan pembicaraan apa apa lagi.

"Semangat banget dia."

Keila menghentakkan kakinya kesal lalu mengikuti Alvin menuju lantai atas, ke kamarnya.

"Lo tuh seakan bertindak kalo kita emang ngelakuin sesuatu semalem!" Keila membanting pintu kamar dengan kencang.

"Terus lo mau gimana? Lo mau kita dibilang gak normal karena gak ngelakuin malem pertama!?"

"Kenapa gak normal? Menurut gue itu normal kok!"

"Dasar kuno."

Alvin memilih duduk di teras luar kamar Keila. Sedangkan Keila menenangkan dirinya dengan meneguk air dingin.

"Halo? Iya. Bener, gue udah nikah." Keila berbicara lewat telepon.

"Hahaha, mangkanya jangan suka nge bully gue waktu nikah muda. Kemakan omongan sendiri kan lo!"

"Halo? Halo Rei? Kok putus putus ya?"
Keila langsung mematikan sambungan telepon dengan sengaja.

"Lusa kita langsung pindah ke apart gue. Besok pindah pindahin barang." Ucap Alvin.

"Kenapa gue juga tinggal disana?"

Alvin mendesah. "Lo bodoh atau gimana sih? Yakali suami istri tinggal terpisah."

"Biarin aja."

"Ck, ikutin apa kata suami lo."

"Tauk, ah."

Keesokannya mereka memberes bereskan barang ke apartement dekat tempat kerja Alvin. Mereka banyak debat karena Keila mengeluh apartement mereka jauh dari kampusnya.

Namun Keila akhirnya mengerti dan memahami keadaan.

Gimana gimana?

Vote dan komen yaaa!!!!

Xxoo.

Pasutri Retjeh#1 - Ga Sengaja NikahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang