Tak Disangka

2.3K 80 7
                                    


Vote sebelum membaca 🌟

Coment setelah membaca 👌

HAPPY READING GENGSS!♥

"Pertemuan kita sepertinya adalah takdir"

◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇

"JL.Kenanga Blok C ,No.11." seorang gadis sedang berjalan menelusuri sebuah komplek perumahan elite untuk mencari alamat rumah yang tercantum di secarik kertas yang ia pegang.

Mulai lelah ia berjalan sampai ia menemukan sebuah taman yang menurutnya sangat indah.Ia memutuskan untuk singgah terlebih dahulu di taman itu.Duduk dan menikmati semilir angin yang menerpanya.

"Mulai hari ini sampai 1 tahun kedepan gue harus menyesuaikan diri di tempat ini." Nara menarik nafas lalu menghembuskan nya perlahan.ia menatap langit yang sedang cerah. Ia teringat perkataan sang bunda yang megharuskannya tinggal dirumah sahabat baik bundanya selama 1 tahun.Karena bundanya sedang ada pekerjaan diluar negeri.Sebenarnya ia sudah mengenal Tante sarah, sahabat bundanya dari beberapa tahun yang lalu.Tante sarah juga sangat baik kepadanya.

Setelah merasa lebih baik,Nara mulai melanjutkan perjalanannya menelusuri komplek perumahan itu.Saat sedang berjalan ia mendengar suara tangisan anak kecil.Nara menolehkan kepalanya ke kanan dan ke kiri mencari sumber suara.Ia melihat sorang anak kecil sedang menangis dibawah pohon.Nara menghampiri anak tersebut lalu berjongkok didepannya.

"Adek kenapa nangis?"

"Kucing aku ada di atas pohon kak, hiks hiks.Aku gak bisa ngambilnya ,hiks hiks" ucap anak kecil itu sambil menunjuk atas pohon yang terdapat seekor kucing.

Nara menatap kembali anak itu, "udah jangan nangis. Kakak ambilin ya kucingnya" Nara tersenyum sambil mengusap pucuk kepala anak itu dan tangisannya mulai reda.

Nara mulai berdiri dan menatap pohon yang akan ia panjat.Sebenarnya ia takut, tapi ia kasihan dengan anak kecil itu.Nara mulai memanjat secara perlahan.

"Hati-hati kak"

"Iya"

*******

Seorang laki-laki yang sedang berjalan-jalan di sekitar komplek, tak sengaja ia melihat seorang anak kecil menangis.Baru saja ia mau menghampiri anak tersebut, seorang perempuan lebih dulu menghampirinya.

Ia hanya diam melihat interaksi antar perempuan tersebut dangan si anak kecil. Sampai akhirnya ia melihat si perempuan tersebut memanjat pohon.Ia melihat ketakutan di wajah perempuan tersebut.Ia heran, mengapa harus dipaksakan? Minta bantuan orang lain kan juga bisa.

Entah mengapa ia malah melangkahkan kakinya menuju tempat anak tersebut.

"Kakak siapa?"

Si laki-laki menundukkkan kepalanya melihat si anak kecil itu bicara. "Aku yang punya taman"ucapnya dingin.

"Masa sih? Tapi mama bilang ini taman punyanya komplek"

"Siapa yang bilang? "

"Mama"

"Mama kamu kudet"

"Kudet apaan kak?"

"Kurang update"

Si anak kecil menunjukkan ekspresi bingung.Tapi laki-laki itu tidak menghiraukannya dan malah menatap perempuan yang sedang memanjat pohon.

Sampai sudah Nara berada di sebuah dahan.Terdapat si kucing yang tengah duduk sambil mengeong di ujung dahan.Dengan hati-hati ia menginjakkan kaki ke dahan itu lalu mulai melangkah.

"Pus sini pus, pus meongg" ucap Nara sambil mengarahkan tangannya untuk mengambil si kucing.Sesekali Nara melihat kebawah, saat itu juga ia mulai ketakutan dan tidak bisa menyeimbangkan tubuhnya.

"AAKHHH".Nara jatuh terpleset.Ia jatuh tapi tidak merasakan sakit apapun.Padahal kalau dilihat pohon nya lumayan tinggi.Ia membuka matanya perlahan, dan betapa terkejutnya ia ketika melihat posisi nya yang saat ini sedang menindih seseorang.Apalagi ini laki-laki.

Nara membulatkan matanya "EH maaf" ucap nya lalu berdiri.

Laki-laki yang tertindih itu mengusap kepalanya yang terasa pusing.Lalu mendongakkan kepalanya menatap Nara tajam.

"Tatapan nya gini amat ni orang." batin nara sambil meneguk ludahnya.Ia benar-benar kalut.Tatapan tajam itu membuatnya mati kutu.
Nara langsung mengalihkan pandangannya ke arah lain.Ia benar-benar tidak kuat menatap mata tajam itu.Lagipula laki-laki ini lumayan ganteng.

Laki-laki itu mulai berdiri lalu menatap Nara sekilas, dan mulai memanjat pohon.Dengan hati-hati ia mengambil si kucing yang sedang mengeong-ngeong dan membawanya turun kebawah.Kucing itu ia berikan pada si anak kecil.Si anak kecil menerima kucing itu dengan tatapan berbinar.

"Makasih kakak ganteng" ucapnya.Dan lagi si laki-laki hanya memberikan tatapan datar.

"Ini cowok muka nya datar amat.Gak ada manis-manisnya.Triplek aja kalah sama datarnya" Batin Nara sambil menatap si laki-laki.Laki-laki yang merasa di tatap langsung menolehkan kepalnya pada nara.Dengan reflek Nara mengalihkan pandangannya kearah lain.Ia menggigit bibirnya, merutuki dirinya yang tertangkap basah sedang menatap si laki-laki tersebut.

Sedetik kemudian Nara tersenyum lalu mengelus kepala anak kecil tadi.

"Adek kecil,lain kali kucing nya di jaga ya"

"Iya kakak cantik.Maafin caca ya, gara-gara caca, kakak cantik jadi jatuh."

"Gak papa, yang penting kucingnya udah di kamu.emm, yaudah kamu pulang aja,ntar dicariin orangtuanya.Jangan lupa kucingnya di jaga baik-baik"

"Iya kakak cantik.Kalo gitu caca pulang dulu ya." ucap anak kecil itu lalu berlari pergi.

Nara merasa canggung dengan situasi ini.Apalagi ia merasa sedang di tatap oleh si laki-laki.

"Ekhmm" Nara berdehem. "Gu-gue mau pergi dulu, maaf buat yang tadi" ucap nara tanpa menatap si laki-laki.Ia mulai berjalan meningggalkan taman.Tapi, ia merasa ada yang mengikutinya dari belakang.Nara menolehkan kepalanya kebelakang, dan melihat laki-laki tadi.

"Lo ngikutin gue ya?! " ucap Nara sambil menunjuk laki-laki itu.Laki-laki itu hanya menaikkan alisnya,dahinya terlihat bergelombang."gue gak ngikutin."ucapnya.

Si laki -laki tersebut berjalan begitu saja melewati Nara yang sedang melongo melihat tingkah laki-laki itu. "Gila! Ini orang nyebelin bgt sih! ".Nara geram.Ia mengepalkan tangannya, menggigit bawah bibirnya.Ia berusaha menetralkan emosinya.

Setelah mulai tenang, ia mulai berjalan menyusul laki-laki yadi yang sedang berjalan di depannya.Seketika ia teringat oleh Alamat rumah yang ia cari.Ingin bertanya pada si laki-laki tapi ia gengsi.Setelah berpikir cukup lama, akhirnya ia memberanikan diri.

"Eh berhenti bentar dong" ucap Nara sambil menarik ujung kaos si laki-laki.Cara nya berhasil.Si laki-laki membalikkan badannya menatap Nara.Alisnya terangkat seakan-akan berkata "Apa? "

"Lo tau alamat rumah ini? " Ucap Nara lalu menyodorkan secarik kertas yang berisi Alamat rumah yang ingin ia tuju.

"Ikut gue"

Nara hanya menganggukan kepalanya paham, lalu menyusul langkah laki-laki itu.Akhirnya ia sampai di depan sebuah rumah yang bisa di bilang cukup mewah dengan desain minimalis.

"Makasih ya lo udah mau anterin gue" ucap Nara dengan senyum yang menghiasi wajahnya .Si laki-laki hanya diam menatapnya datar. Hingga si laki-laki tersebut mulai membuka gerbang dan masuk kehalaman rumah tersebut.

"Eh eh kok lo masuk sih?"

"Ini rumah gue"

"HAH! RUMAH LO?!"

*******

TO BE CONTINUE

HAI HAII AKU KEMBALI MEMBAWA CERITA BARU.SEMOGA KALIAN SUKA YA. ❤❤

Jangan lupa vote dan comentnya.Satu vote dan coment dari kalian sangat berharga buat aku.Buat motivasi juga.♥

ARKANA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang