Persahabatan yang terjalin seperti kakak dan adik itu kini berubah menjadi persahabatan cinta ibu dan anak.
...
"Kak Yuna, makan siang yuk?" Ajak Anjani sedikit berteriak menghampiri tempat kerja Yuna.
Yuna mengangguk tanpa menoleh dan tetap pokus ke layar monitor komputer. Karena tahu siapa yang datang.
"Kak, ayo! Aku lapar!" Rengek Anjani menggoyangkan lengan Yuna, kalau sudah begini Yuna tidak bisa menolak ajakan Anjani apalagi jika sudah bergelayut manja dilengannya.
"Iya, sayang! Ayo." Yuna terpaksa menghentikan aktivitasnya, apalagi sudah waktunya jam makan siang, ia pamit kepada teman yang menggantikannya.
"Kita makan dimana?" Tanya Yuna saat berjalan menapaki trotoar.
"Gimana kalau kita telpon papah, biar kita bisa makan bareng! Gimana?" Anjani menatap Yuna, "kan sudah lama kita tidak makan siang bersama!"
Yuna menggeleng, "Jani, jangan ganggu pekerjaan papah kamu. Diakan sedang sibuk."
"Udah deh, kakak tenang saja. Aku pastikan dia bakal cepat datang." Anjani mengeluarkan seringai jailnya. Ia mengeluarkan ponsel dan mendial nomor papahnya. Yuna tidak bisa membohongi perasaannya, sejak ia mendapatkan hati Anjani, ia dan ayah Anjani memang jarang bersama. Demi menjaga perasaan Anjani, mereka terpaksa menjalani hubungan diam-diam.
"Pah, papah dimana? Aku lapar, aku berada di pinggir jalan dekat kantor kak Yuna! Aku tidak mau tahu, pokoknya papah cepat datang!" Ucapnya tanpa sapa dan langsung mematikan telponnya. "Beres kita tinggal tunggu!"
"Jani, kita kan bisa makan disebelah." Yuna tidak enak hati jika harus melibatkan ayah Anjani. Meskipun hatinya bersorak ria karena kerinduannya terobati.
"Tuh, papah datang! Ayo, kak!" Jani girang melihat kedatangan mobil pajero hitam milik ayahnya dan menggandeng tangan Yuna untuk masuk saat mobil itu berhenti tepat didepan mereka.
Yuna dan Jani duduk dikursi belakang. Dari kaca spion, Yuna melihat Fajar ayah Jani, sedang melihatnya. Fajar tersenyum ke arah Yuna.
Sejak pertemuan yang pernah terjadi disuatu tempat, menjadikan Yuna dan Fajar sepasang kekasih. Fajar bahkan terkejut ketika putrinya mengenal Yuna dua tahun yang lalu.
Sejak saa itu, Fajar merasa Yuna sangat cocok menjadi ibu untuk Jani. Diusianya yang kini akan menginjak 13 tahun, Jani sama sekali tidak pernah merasakan apa yang namanya kasih sayang seorang ibu. Ibunya meninggal saat melahirkan Jani. Selama ini, Anjani diasuh oleh neneknya, namun saat ini ia ingin tinggal bersama ayahnya. Dan pertemuannya dengan Yuna tiga tahun lalu mampu membuat Jani merasakan seperti teman-temannya rasakan.
Begitupun dengan Fajar, selama tiga tahun ini, ia berusaha menutupi perasaannya dihadapan Anjani. Berharap agar Anjani tidak marah akan hubungannya dengan Yuna dan mau menerima Yuna menjadi pengganti ibunya.
"Kalian mau makan dimana?" Tanya Fajar dibalik kemudi,
"Kak, mau makan dimana?" Jani malah bertanya pada Yuna.
"Kakak ikut kamu saja."
"Baiklah, kalau begitu, kita makan sup iga aja, pah!" Ide Jani,
"Baiklah, sudah lama juga papah tidak kesana."
Fajar, Jani dan Yuna tiba dikedai sup tulang iga. Mereka mencari tempat kosong dan memilih duduk didekat jendela.