CHAPTER XXII : Breaking Down (Part III)

4.5K 414 134
                                    

^***^

Chapter XXII : Breaking Down (Part III)

^***^

Summary :

'Definisi kebahagiaan yg kulalui hanyalah keindahan fana yg bersifat sementara'

^***^

.
.
.
.
.
.

Taehyung membatu, menegang pada tempatnya. Isi pikirannya melayang entah kemana, sekian lama berpisah ia mengira keadaan keluarga kandungnya baik-baik saja. Tapi apa yg baru saja didengarnya sontak membuat ia merasa kehilangan jiwanya.

Sekarat.

Satu kata yg berhasil meruntuhkan pertahanan kebencian juga ego dalam dirinya, Taehyung seolah merasa baru saja tertusuk ribuan pisau pada bagian dada.

Jika andai kata ia berharap dengan apa yang baru saja didengarnya adalah omong kosong bersifat belaka. Maka ia pasti akan dengan senang hati tertawa miris. Entah karena apa.

"A-appa..." setelah sekian lama terdiam, akhirnya Taehyung bersuara. Membuat semua yang ada di koridor depan ruang rawat sang Appa menoleh ke arahnya. Tatapan mata Taehyung hampa, seolah seperti tak ada kehidupan di dalamnya.

"T-tae, kau baik?" Jimin pun melepas pelukannya pada Jungkook, lalu beralih meraih tangan Taehyung dan menariknya untuk mendekat ke arahnya. Jungkook berpindah memeluk Seokjin, dengan senang hati pula Seokjin mengelus punggungnya lembut.

"Taehyungie, anak Eomma." Nyonya Kim berucap parau, kemudian memeluk terlampau erat putranya itu. Menyesali akan apa yang telah terjadi, membuat Taehyung sedikit tersentak saat sang eomma mendekapnya erat.

Apakah ini mimpi?, jika iya. Siapa pun tolong bangunkan Taehyung sekarang, karena semuanya terasa buruk baginya. Apakah tak cukup penderitaan yang dialaminya, sekarang Appa-nya malah dikatakan dalam kondisi paling rendah.

"Appa..appa...appa.." hanya itu yang Taehyung ucapkan sembari meronta melepaskan pelukan eomma-nya. Jimin yang berada di sampingnya turut menahannya, Yoongi menatap getir ke arahnya, Hoseok pun menyendu. Seokjin berusaha menyembunyikan genangan air di kelopak matanya yang sudah menumpuk. Namjoon pun terdiam tak tahu ingin bereaksi seperti apa, yang jelas dirinya pun tengah dirundung kecemasan.

"L-lepas eomma, aku harus menemui Appa. Appa pasti baik-baik saja, tak ada hal buruk yang akan terjadi. Aku yakin itu, jadi lepas eomma." Getar Taehyung, berusaha melepaskan diri. Nyonya Kim menggeleng, tak mengizinkan.

Sibuknya dengan keadaan, mereka semua sampai tidak menyadari jika ada seorang pemuda yang memandang mereka dari kejauhan. Khususnya Taehyung, sembari terengah-engah menetralkan deruan nafasnya akibat berlari.

Sempat merasa bingung, ada apa sebenarnya?. Keningnya tambah berkerut kala melihat seorang uisa keluar dari ruangan di hadapan Taehyung yang mulai kembali terdiam kaku membeku bagai es tersebut.

"Apakah di antara kalian ada yang bernama Taehyung, Henry-ssi sedari tadi hanya menyebutkan nama itu seorang." Uisa itu menjelaskan, Taehyung tergugu. Nyonya Kim perlahan mulai melonggarkan pelukannya, mereka semuanya menatap penuh harap pada Taehyung.

Feels [Not] Alone | END ✔✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang