"Selamat pagi Dokter Dea" sapa salah satu perawat yang ada di depannya, namanya Ana
"Pagi suster. Udah ada pasien mau konsultasi?" tanya Dea
"Iya dok. Sudah ada 5 orang"
"Oke 10 menit lagi kita mulai ya" kata Dea setelah menandatangani beberapa dokumen di meja jagaDea berjalan menuju ruangannya. Menaruh tas ranselnya di kursi, menata beberapa dokumen yang dia tinggalkan berantakan kemarin. Dan kemudian menuju ruang praktek. Dea duduk di kursinya. Pintu ruangannya di ketuk. Suster Ana masuk dengan 1 pasien anak2 dan ada ibunya di samping anak itu. Suster Ana memberikan dokumen pasien pada Dea. Dea sudah bekerja di RSCM. Dia sudah sah jadi dokter 4.5 tahun lalu dan sekarang sedang menjalani residen di rumah sakit bagian spesialis anak. Ini tahun terakhir dia menjadi residen, sebentar lagi sidang dokter spesialis. Dia sudah dilepas oleh dokter bimbingannya untuk praktek di rumah sakit lebih tepatnya menjadi dokter asisten beliau yang terjun langsung. Tapi meskipun dia sudah diberi wewenang sendiri, dia tetap berkonsultasi dengan dokter pembimbingnya dalam mengambil setiap keputusan. Dia melihat data pasien. Namanya Keanu
"Halo Keanu" kata Dea sambil menatap Keanu "Selamat pagi Ibu. Ada yang bisa kami bantu bu?" tanya Dea ramah
"Ini dokter. Anak saya beberapa hari ini kok ngeluh kepalanya pusing terus sama muntah2"Dea berjalan menuju ke Keanu
"Coba buka mulutnya" kata Dea kemudian menyenter ke arah mulut Keanu. Ia mengarahkan stetoskop ke arah dada dan perutnya "Masih mual?" tanya Dea lagi dan Keanu menggeleng
"Sudah berapa lama bu pusing dan muntahnya?" tanya Dea
"Kemarin 2 hari muntah2 terus dok. Trus agak tantrum juga" kata IbunyaDea kembali ke kursinya
"Sebelumnya ada riwayat jatuh atau benturan di kepalanya bu?" tanya Dea pada Ibu itu
"Seinget saya sih enggak dok"Dea berpikir sejenak
"Mama. Sebenernya 3 hari lalu aku jatuh pas naik sepeda" kata Keanu kepada ibunya
"Kok gak bilang sama Mama?" tanya Ibu itu panik mendengar perkataan anaknyaSegera Dea mengambil keputusan
"Silahkan ibu ikuti suster Ana. Nanti suster Ana yang mengarahkan ibu ke dokter Fikri untuk CT Scan. Nanti kita konsultasi lagi kalau hasilnya sudah keluar"
"Apa parah dok kondisi Keanu?"
"Kalau dilihat dari gejalanya sekarang memang tidak parah, tapi saya harus lebih memastikan kondisi Keanu agar penanganannya lebih maksimal"
"Baik dokter. Terima kasih" kata Ibu itu kemudian keluar ruanganDea mengambil HP dan menelepon Fikri. Fikri adalah salah satu anak koass di spesialisasinya
"Fik. Dampingin pasien saya barusan ya. Namanya Keanu. Dia CT Scan sama MRI"
"MRI dok?"
"Iya fik. Kemarin dia jatuh, saya mau lihat ada pendarahan otak atau enggak. Biar lebih yakin"
"Baik dok. Saya persiapkan dulu"
"Dokumennya semua ada di Suster Ana ya. Udah dianter ke lab. Disusul aja"
"Iya dokter. Saya segera ke lab sekarang"Setelah beberapa pasien sudah selesai berkonsultasi dan tidak ada lagi pasien lain, Dea kembali ke ruangannya. Membuka laptop kemudian sibuk mengurus thesisnya. HPnya bunyi, ada telfon dari Fikri
"Ya" jawab Dea
"Dok. Ini hasil scan Keanu sudah keluar"
"Oke saya kesana sekarang" kata Dea kemudian berjalan menuju ke ruang konsultasi. Sudah ada Fikri. Setelah melihat hasil CT Scan dan MRI dia menelfon Profesor Bambang. Dokter senior di spesialis anak dan Dea dibimbing langsung oleh beliau. Setelah bercakap2 sebentar di telfon Dea melihat ke arah Fikri"Ada pendarahan di otak kecilnya. Malam ini dia rawat inap sambil kita pantau kondisinya, kita coba pakai obat dulu. Kalo belum berhasil baru operasi"
"Oke dok"
"Kita ke ruang praktek sekarang" kata Dea dan Fikri mengikuti dari belakang membawa berkas hasil scan"Tolong suruh pasiennya masuk" kata Dea kepada Fikri
"Baik dok"Keanu dan ibunya masuk ke ruangan dan Fikri di belakangnya
"Jadi begini bu. Karna benturan saat jatuh kemarin ada traumatik di otak Keanu. Kondisinya cukup serius tapi tidak membahayakan. Kami perlu observasi kondisi Keanu. Malam ini Keanu rawat inap dulu sambil kami pantau kondisinya. Kalau memang tidak ada gejala2 yang membahayakan besok sore bisa pulang"
"Baik dok apapun saran dokter akan saya ikuti"
"Oke silahkan ikuti dokter Fikri" kata Dea
"Mari bu saya antar" kata Fikri kepada Keanu dan ibunya👩🏻⚕️👩🏻⚕️👩🏻⚕️
Dea berada di ruang konsultasi spesialis anak setelah selesai operasi. Ruangan ini jadi tempat istirahat bersama. Gina, residen tahun kedua di spesialis anak masuk ke ruangan
"Gin. Kamu udah makan?" tanya Dea
"Belum mbak."
"Kamu jaga malem?"
"Iyanih mbak"
"Pesen makan yuk. Males kalo makan sendirian"
"Boleh mbak" kata GinaDea memesan makanan melalui telfon kemudian setelah selesai menaruh kepalanya diatas meja
"Kenapa mbak? Lagi sakit?" tanya Gina
"Gak. Lagi lumayan capek aja, lagi agak banyak kerjaan minggu ini"
"Mbak bukannya udah selesai jaga ya? Udah jadwal pulang kan?"
"Iya. Tapi besok pagi harus operasi jadi males mau bolak balik" kata Dea
"Kan kalo balik bisa istirahat sebentar mbak"
"Aku lagi capek banget habis operasi darurat. Kalo pulang cuma beberapa jam aja trus tidur takut kebablasan Gin" kata Dea dan Gina mengangguk2Gina sibuk di depan laptopnya. Dea masih memangku kepalanya diatas meja. Kemudian ada telfon
"Ya halo.... Ohh okee langsung ke lobby aja" kata Dea kemudian menutup telpon
"Siapa mbak?" tanya Gina
"Orang yang delivery. Dia udah di lobby" Dea segera berdiri tapi dicegah Gina
"Biar aku aja yang ngambil. Kan mbak Dea lagi pusing"
"Gapapa nih?"
"Iya mbak"
"Yaudah ini uangnya"Kemudian Gina turun menuju lobby dan kembali dalam beberapa menit
"Ini kok pesenannya banyak banget?"
"Ambil punyamu, punyaku, sisanya taruh di meja jaga depan"
"Oke mbak" kata Gina kemudian keluar ruangan lagi menuju meja jaga. Setelah Gina kembali dia dan Gina segera makan👩🏻⚕️👩🏻⚕️👩🏻⚕️
Dea kembali ke ruangannya setelah menyelesaikan operasi pagi ini. Dia duduk di sofa ruangannya setengah rebahan. Pintu ruangan dibuka
"Lo kenapa gak pulang semalem?"
Dea menoleh. Itu Shofi. Rekannya satu ruangan. Shofi senior di kampusnya dulu. Dan mereka tinggal di satu apartemen yang sama
"Ada operasi barusan kelar mbak. Asli capek banget gue" kata Dea
"Pagi ini banget?"
"Iya. Kan gue kemarin kelar operasi darurat jam 11 malem. Trus operasi pagi jam 7. Takutnya gue gak bisa bangun pagi karna kebablasan tidurnya"
"Trus lo tidur dimana?"
"Di sofa ini lah"
"Gila. Trus lo gak minta gue bawain baju ganti?"
"Masih ada di loker"
"Ohh yaudah. Gue mau ke ruangan praktek lagi. Lo gak praktek?" Tanya Shofi
"Nanti bentar lagi. Rebahan dulu bentar. Lo masih praktek ngapain kesini"
"Gue dikasih tau Yulia lo udah kelar operasi. Makanya gue kesini. Memastikan lo sehat2 aja"
"Uwuuuu banget sih mbak akooo" kata Dea
"Tuh sarapan lo gue taruh meja"
"Makin sayang gue sama lo mbak"
"Jijik. Udah ah gue mau ke ruang praktek lagi"Dea mengangguk dan masih rebahan di sofa. 15 menit kemudian HPnya bunyi. Dari Fikri
"Ya"
"Dok. Keanu muntah2" kata Fikri panikDea segera mengambil snellinya dan setengah berlari menuju bangsal. Setelah sampai sana Dea segera memeriksa denyut nadi Keanu. Dea segera menelepon profesor Bambang. Atas saran profesor Bambang, Dea menelepon Neurosurgeon dari departemen Bedah Syaraf. Amaru, senior Dea dulu, datang dari kejauhan. Setelah bercakap2 dengan Dea kemudian Amaru memutuskan untuk mengoperasi Keanu dan Dea harus ikut mendampingi di ruangan operasi. Dia menghela nafas dalam2. Menuju lokernya untuk bersiap operasi yang kedua kalinya hari ini
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Kemarin (Rian Ardianto)
RomanceJika memang aku boleh mengulang kisah, aku ingin memperbaiki apa yang pernah aku perbuat padamu. Aku menyesal, pernah meragukanmu -M Rian Ardianto- Jika memang aku boleh mengulang kisah, aku ingin berhenti mengharapkanmu. Aku menyesal, sampai detik...