Pertemuan

167 14 0
                                    

"Oke semuanya, berhubung lima menit lagi bel istirahat berbunyi, ibu akan memberikan tugas rumah yang harus dikumpulkan dua hari lagi. Kalian harus membuat makalah mengenai perangkat jaringan Komputer berupa hardware dan software disertai penjelasan dan juga gambarnya. Kalian bisa mencari referensi dari internet, majalah atau media lainnya," terang ibu guru Laksmi selaku guru mata pelajaran Teknik Komputer.

"Baik bu," ucap siswa siswi kelas XI TKJ 3. Beberapa siswa ada yang mengeluh, ada juga yang terlihat biasa saja. Yang jelas diantara mereka semua tidak terlihat satupun wajah berseri-seri saat diberikan tugas rumah. Memang siapa yang suka diberi tugas rumah berupa pembuatan makalah lagi. Seharusnya diluar jam sekokah mereka bisa bermain, hang out bareng teman - teman atau kencan bagi yang punya pasangan. Tapi ini malah diberikan tugas yang harus mau tidak mau dikerjakan kalau ingin nilai mereka tidak digusur ke angka nol.

Pembuatan makalah memang terdengar mudah, apalagi banyak sekali bahan dan sumber yang akan dijadikan referensi terdapat di mesin pencari Google. Tapi yang membuat susah adalah, penyusunan kalimat demi kalimat dalam makalah tersebut harus memakai otak sendiri alias tidak boleh copy paste. Nah, pusing kan kalau disuruh merangkai kata - kata sendiri. Siswa siswi disini kan bukan penyair atau sang pujangga.

"Oh ya satu lagi, jangan menjiplak atau copy paste langsung dari sumbernya! Saya akan langsung tahu kalau isi makalah tersebut bukan hasil dari pemikiran kalian sendiri. Paham semua?!!" Tegas Bu Laksmi.

"Paham Bu," terdengar jawaban tidak kompak dari penghuni kelas XI TKJ 3. Lebih tepatnya jawaban mereka terdengar lesu. Tuh kan benar, harus dengan pemikiran sendiri!! Heran juga, mengapa guru - guru bisa tahu kalau isi makalah tersebut adalah hasil dari penjiplakan. Memangnya mereka mengecek satu persatu laman web di mesin pencari.

Kriiiiiiinnnngggg

Bel tanda istirahat akhirnya berbunyi, setelah Bu Laksmi keluar. Hampir seluruh penghuni kelas berhamburan keluar, tak terkecuali dengan Meldina dan teman - temannya.

Saat perjalanan menuju kantin, bahu Meldina direngkuh dari samping oleh seseorang. Ia menoleh ke orang tersebut yang tak lain adalah Sandi.

"Kantin ya?" Tanya Sandi.

"Bego lo. Udah tau pake nanya,"cetus Ratna yang berjalan di depan bersama Dewi.

"Eh suka - suka gue dong. Gue kan tanya sama Meldi bukan sama lo," sungut Sandi tidak mau kalah.

Beberapa siswa memandang Meldina dan Sandi dengan tatapan yang sulit diartikan. Ia merasa risih, apalagi dengan tangan Sandi yang masih setia menempel di bahunya.

"Lepas ih San, risih tau diliat anak - anak," ucap Meldina sambil menyingkirkan tangan Sandi.

"Sorry," balas Sandi dengan menampilkan seretan giginya yang sedikit gingsul.

Sesampainya di kantin, terlihat Lea, Fita dan Maura yang tengah memesan makanan di depan gerobak soto. Segera saja Meldina menghampiri mereka. Ia juga ingin memesan soto. Soto disekolahnya memang selalu enak. Apalagi ini adalah makanan kesukaannya, wajar ia tidak akan pernah bosan dengan makanan satu ini.

Setelah mendapatkan semangkok soto, Meldina dan kawan - kawan segera mengambil tempat duduk di dekat Sandi yang tengah mengunyah sebuah bakwan.

"Pulang sekolah, kita ke Cafe kak Adit yuk. Kelas gue ada tugas makalah. Mau numpang WiFi gratis, hehehe," ajak Meldina.

"Oh, kelas gue juga ada tugas makalah Fisika, jadi gue oke aja mumpung ada WiFi gratis," jawab Fita sambil menyuap sesendok nasi ke dalam mulutnya.

"Gue juga oke," sambung Lea diikuti persetujuan dari yang lainnya.

"Ke Cafe tuh jajan bukannya numpang WiFi gratis oneng," celetuk Sandi yang sedari tadi jadi pendengar.

PUPUS (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang