"P'Singto, maafkan aku, tapi aku ingin kita putus" ucap seorang gadis sambil mengembalikan sebuah boneka Teddy bear kepada seorang remaja pria berkacamata yang berdiri di hadapannya.
"Tunggu dulu, putus? Apa salahku Jane? Apa aku kurang baik untukmu? Kejutan ini sudah aku persiapkan dari Minggu lalu hanya untukmu" Remaja itu memeluk erat boneka raksasa itu, berharap kekasihnya akan berubah pikiran.
"Justru karena P'Singto terlalu baik aku jadi tidak nyaman"
"Nong Jane!" Teriak seseorang di belakang mereka. Refleks mereka berdua menoleh. Tampak seorang remaja pria berpenampilan 'bad boy' dengan jaket dan celana robek-robeknya berjalan mendekati mereka."Aw, P'Krist!" Ucap Jane sambil memeluk pria itu.
"Ayo sayang kita pergi, biarkan saja orang ini, nanti juga dia sadar kalau dia cuma 'sampah' yang tak pantas dimiliki" ucap remaja 'bad boy' itu.
"Nong Jane... Jangan bilang kalau kau.."
"Iya, aku dan P'Krist sekarang pacaran. Terimakasih atas semua waktu yang P'Singto berikan untukku" potong Jane sambil menyenderkan badannya di sisi Krist."Sing, kali ini aku yang menang" bisik Krist di telinga Singto sebelum pergi dengan kekasihnya dan tersenyum penuh kemenangan.
"Krist sialan! Akan ku balas kau" Ucap Singto sambil mengepalkan tangannya.
~Switch!~
Matahari baru memunculkan cahayanya tepat saat alarm Singto berbunyi. Dengan malas dia matikan alarm itu kemudian beranjak bangun sebelum bersiap untuk pergi ke kampus."Pagi Pho," ucap Singto sambil memeluk ayahnya yang sedang menyiapkan sarapan. Ayahnya membalas mencium pipi putra semata wayangnya itu.
"Ayo sarapan. Pho sudah buatkan makanan kesukaanmu" ucap ayah Singto sambil membawa omelette daging kesukaan Singto. Dengan semangat Singto duduk di sebelah ayahnya, kemudian menikmati sarapan bersama.
"Hari ini kau ada kegiatan?" Tanya ayah Singto.
"Mmm, mungkin hanya kegiatan kampus biasa. Kalau aku terlambat pulang aku akan memberi tahu Pho" ucap Singto sambil menyelesaikan sarapannya.
"Aku pergi dulu Pho"
Singto mencium pipi ayahnya sekilas sebelum bergegas pergi ke halte bus. Ayahnya menatap kepergiannya sambil tersenyum. Mengingat sekarang hanya ayahnya yang dia miliki membuat Singto rela melakukan apapun untuk membuat ayahnya tersenyum.~Switch!~
Singto mendudukkan dirinya di halte sembari mendengarkan musik dari handphonenya, sambil sesekali melihat bus yang akan datang. Tapi sungguh sial hari ini, bus yang biasa Singto naiki untuk pergi ke kampus tidak datang, dan dia hampir terlambat pergi ke kampus. Mau tak mau Singto harus berlari menuju kampus karena uang sakunya tak akan cukup jika dia naik taksi.
Sekitar 30 menit berlari akhirnya Singto sampai di kampus. Dengan nafas terengah-engah dia menggunakan sisa-sisa tenaganya untuk masuk ke lift. Tapi nasib benar-benar tidak berpihak kepadanya. Saat dia masuk ke dalam lift, ternyata lift itu kelebihan muatan, dan semua orang di dalam lift refleks mendorong Singto keluar.
"Sial! Pertama bis tidak datang, sekarang lift kepenuhan. Kalau aku sampai bertemu si brengsek itu sekarang, hari ini akan menjadi hari terburuk dalam hidupku" rutuk Singto sambil duduk bersender di sebelah pintu lift. Dan benar saja, tak lama si 'brengsek' itu datang menghampirinya, bersama mantan pacarnya yang dengan manja menggandeng lengan Krist.
"Oi cupu, rajin juga kau olahraga pagi-pagi begini" teriak Krist sambil merangkul Jane. Singto melirik mereka dengan tatapan jengah, tak mau berurusan lebih jauh dengan 2 orang yang sangat dibencinya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
[KristSingto AU] Switch! [End] [2]
FantasiApa jadinya kalau jiwamu tertukar dengan orang yang sangat kau benci? #boyxboy #Kristsingto #yaoi