#2 Kisah

905 151 32
                                    

Kyungsoo menatap bagaimana Jongin bagaikan seorang pangeran yang begitu sangat di puja di sekolahnya. Jongin duduk di kelas dua sekolah menengah pertama ketika ia mendapatkan kepopulerannya. Jongin memang tampan, dia sangat baik juga pintar. Sebagian orang menganggap bahwa siswa yang pandai akan sangat membosankan untuk didekati, akan tetapi Jongin tidak. Dia sangat ramah dan bersahabat kepada siapapun. Jika tidak, bagaimana bisa di hari kasih sayang ini dia mendapatkan setumpuk coklat yang bahkan hampir menutupi mejanya. Bahkan guru Choi sempat memprotes keadaan mejanya yang terlalu banyak menyimpan coklat pemberian siswi di sekolah ini.

Bohong jika Kyungsoo menutup mata tentang apa yang ada dalam diri Jongin begitu sempurna. Hatinya juga tidak akan pernah berbohong tentang bagaimana rasa nyaman itu muncul setiap kali Jongin berada didekatnya. Entah memang takdir atau sekedar kebetulan, Kyungsoo kembali duduk di satu kelas yang sama dengan Jongin. Selain mereka mengenal satu sama lainnya telah lama, kedekatan mereka tak jarang membuat beberapa orang iri hati menatapnya; terlebih para gadis yang memuja Jongin. Tetapi itu tidak membuat Kyungsoo lantas menjauh dari Jongin. Jongin bahkan lebih senang menghabiskan waktu dengan Kyungsoo karena ia tidak seperti kebanyakan temannya yang akan terus memujinya. Ya.. sebuah kebohongan lain jika Kyungsoo tidak menampik pesona Kim Jongin. Tapi mau bagaimana lagi, justru Kyungsoo lah yang kini lebih banyak bergantung pada Jongin.

Banyak hal yang bisa Kyungsoo ceritakan tentang siapa Kim Jongin. Lebih dari teman, lebih dari sahabat, lebih dari sosok yang paling ia sayangi. Kyungsoo mungkin merasa malu mengingat kembali saat dimana ia akan sangat bahagia setiap kali Jongin bersamanya. Merasa senang setiap kali Jongin mengajaknya untuk berangkat dan pulang bersekolah bersama. Merasa diutamakan ketika mengajaknya untuk makan siang bersama, atau mungkin menahan senyumannya ketika Jongin merangkul bahunya saat mereka berjalan. Bagaimanapun Kyungsoo seorang gadis; sangat normal jika ia menyukai semua perlakuan Jongin kepadanya.

Kyungsoo bahkan sadar akan perasaannya sendiri bahwa rasa suka itu muncul hanya pada Kim Jongin; satu-satunya pria yang sangat ia kagumi.

Hanya sebuah permen coklat yang Kyungsoo miliki kali ini dan ia tidak tahu apakah ia juga harus memberikannya kepada Jongin atau tidak. Permen itu terus ia simpan di dalam saku seragam sekolahnya bahkan hingga perjalanan pulang sekolah mereka. Jongin dengan setumpuk coklat yang ia bawa hanya bisa terus merutuki Kyungsoo yang sama sekali tidak mau membantunya.

"Aku kesulitan untuk naik bus jika kau tidak mau membantuku membawanya," keluh Jongin ketika kini mereka menunggu bus untuk pulang.

"Kenapa tidak dibuang saja jika kau merasa kesulitan," timpal Kyungsoo yang sedikit merasa tidak suka dengan cokelat-cokelat yang Jongin bawa.

"Itu tidak baik," hanya itu yang Jongin katakan sebelum akhirnya mereka segera menaiki bus yang telah datang.

Kondisi bus yang cukup penuh memaksa Kyungsoo untuk duduk di kursi paling belakang, namun Jongin tidak lantas duduk. Ia berdiri di depan dan Kyungsoo terkejut dengan apa yang Jongin lakukan.

"Selamat sore semuanya, selamat hari kasih sayang. Aku memiliki beberapa coklat yang tidak mungkin aku habiskan sendirian. Maka dari itu aku akan memberikannya kepada kalian semua. Silahkan ambil manapun yang kalian mau."

Jongin berjalan memberikan satu persatu coklat yang dimilikinya kepada orang-orang yang duduk dari barisan depan. Kebanyakan dari para penumpang adalah anak sekolah dan mereka merasa bahagia untuk itu. Bahkan tidak sedikit juga dari para ibu yang merasa bangga dengan apa yang dilakukan Jongin.

Ketika Jongin mencapai tempat duduknya, Jongin memberi Kyungsoo satu coklat dari tinggal beberapa coklat yang tersisa. Kyungsoo menggelengkan kepalanya menolak dan Jongin mengangguk lantas duduk disampingnya.

My Soul & I √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang