Chapter I Berpisah?

181 5 0
                                    

*Bandara Sultan Syarif Pekan Baru*

Di dekat pintu masuk terlihat sekerumun anak muda yang dari tadi tidak berhenti mencuri ratusan pasang mata tertuju pada mereka.

Dari yang tertinggi, dengan rambut pirang dan mata biru yang mampu meluluhkan wanita mana saja, namanya mas Bejo. iya bener Bejo. Badannya atletis ala bule bule pemain basket. ya memang pemain basket sih...

Kemudian ada si rambut kemerahan dengan wajah tengil nan tampan, memakai ripped jeans panjang dan sweater merah belel, si Reihan anak seorang Gubernur. Maaf, mantan gubernur yang kini berada di penjara untuk mempertanggung jawabkan kesalahannya.

Lanjut ada Cewek cantik dengan tinggi dan tubuh seperti model, meski hanya memakai t-shirt, jeans pendek, dan tas selempang kecil, tapi pesonanya semerbak kemana mana. Dialah Desyca.

Terakhir ada si cebol mesum. ups sorry... ada si muka imut tapi jutek dengan topi yang dipake kebalik, meski tidak begitu tinggi, pesonanya tidak terhalang oleh si bongsor bongsor disekitarnya. Dia satu satunya orang yang membawa ransel dan koper kecil di tangan kanannya. Iya. Dia mas juna yang akan berangkat ke Jerman.

"Mas Juna kok dikit banget sih bawaannya? Emang mau sering bolik balik ke Pekan?" tanya mas Bejo sambil meraih koper kecil dari tangan Juna.

"hmm.. gw balik kalo udah lulus." jawab Juna tanpa ekspresi. pikirannya tak tenang melihat desyca yg sedari tadi diam.

"Ahh.. Gila lu Mas!? Emang ga akan kangen sama kita? Masa 4 tahun ga akan balik" Reihan tampak ga terima.

"Gw ga bego!" Juna menanggapi.

"Iya dek Rei, kamu lupa kalo Mas Jun ini jenius? Paling ga sampe 2 tahun juga kelar. Mas Bejo menengahi.

Desyca melihat ke arah jam tangannya 'masih setengah jam sebelum mas Juna masuk.' Desyca menghela nafas.. seperti tidak tau harus mengatakan apa.
Mas Bejo menyenggol siku Reihan. kemudian mengedipkan mata memberi isyarat.

"Gw haus nih, Beli minum yuk Mas, pasti pada haus juga kan... tunggu yah.." Ucap Reihan sambil menyeret tangan Mas Bejo. Mas Bejo mengangguk sambil menggaruk garuk kepalanya. Mereka berdua mulai menjauh.

Kemudian Hening.....

*setelah 10menit*

"Kok mereka berdua lama ya Des? kata Mas Jun memecahkan keheningan.

"hmm..gatau deh..hehe" jawab Desyca seadanya.

Juna melirik wajah Desyca yang sedari tadi berpaling tidak menatap Juna
'kenapa sih si slebor ini? perpisahan kok malah diem aja'
"ehem" Juna memulai percakapan.
"Lu ga mau ngomong apa apa ke gw?" lanjutnya...

"Mmh..mm..Mas Juna semangat ya disana.. hmm.. Mas Juna harus lulus cepet ya" jawab Dedes perlahan. dia menghela napas lalu meringis.

"Dedes doain juga agar Mas juna ketularan tingginya bule bule ya, biar ga jadi cebol mesum terus " Desyca menyeringai sambil garuk garuk kepala

*plak*
topi favorit Juna itu mendarat tepat di pipi Desyca.

"Sakit mas.....!!"

"Bodo amat" Juna kesal

"hmm.." desyca cemberut. wajahnya kembali sayu.

Juna mengusap usap kepala Desyca perlahan.

"Jaga diri lu baik baik, ga boleh ada satupun orang yang boleh mukul lu selain gw" Mas Juna mengatakannya dengan perlahan, tapi wajahnya berpaling, bukan tidak mau menatap wajah Desyca yang sudah lama dia perhatikan diam diam, tapi dia menyembunyikan wajahnya yang memerah. Desyca tertegun.

"hmm..." belum Desyca sempat menjawab perkataan Juna, Reihan sudah melompat memeluk Juna, disusul Mas Bejo yang berjalan santai dibelakangnya sambil menenteng kresek berisikan 4 kotak juice buah.

"Maaf ya lama banget antri kasirnya." ucap Mas Bejo sambil membagikan juicenya

"Dah waktunya nih. Gw masuk ya." ucap Juna setelah melihat jam di layar smartphone nya.

Hati Desyca terasa sesak mendengarnya. sampai kini ia tak tau apa yang dia rasakan. meski hatinya sakit sekali tapi otaknya masih menerjemahkan rasa itu adalah rasa kehilangan seorang 'sahabat'.
Mereka berjalan ke arah pintu masuk, sampai disana Juna melambaikan tangan dengan wajah dinginnya itu. kemudian berpaling masuk.
" Kemarin Dirga sekarang Mas Jun..." ucap Rei sendu sambil memandang PSP yang diberikan oleh Juna sebagai kenang kenangan.
"Sudahlah..setidaknya kita masih bertiga. tapi nganter Mas Jun ga seheboh kita nganter si Dirga kemarin ya.." Ucap mas Jo seraya mengusap usap kepala Rei berharap dia terhibur.
Desyca diam. mengikuti mereka ke arah mobil.

____________

*Mobil Rei*

Desyca menatap kejendela, namun pandangannya kosong. 'kenapa sudah rindu?' fikirnya. Matanya mulai berkaca.

Mas Jo dan Rei juga terdiam dengan fikirannya masing masing. Banyak hal yang telah mereka lalui.

___________

*Ruang Tunggu Bandara*

Juna membuka chat WA nya dengan desyca.
dan mulai mengetik...

-take care.

setelah menekan enter, ia segera mematikan smartphone nya. Berdiri kemudian menghela nafas panjang sebelum ia berjalan menuju pesawat. 'good luck for me.' Juna bergumam sendiri.




(( wahhh.. senangnya selesai satu chapter ))
(( maaf karena masih pendek ya, keep reading ^^))

304th Study Room the Lost storyWhere stories live. Discover now