Ptok...ptok...ptok..., suara ayam betina terdengar merdu di telinga Narendra ketika ia sedang asyik memainkan gadget di ruang tamu, ia tampak nyaman men-scrool-up berita-berita yang masuk ke dalam grup WhatsApp android nya. Ia membaca dan menyimak pembicaraan-pembicaraan yang tersaji di dalam nya.
Inilah lika-liku kisah kehidupan seorang gadis pesantren yang berusia 19 tahun, ia baru saja lulus SMA dari sebuah pesantren modern yang terletak di Jawa Timur. Dia Narendra z-Zahra' Dress Designer impiannya.
"Siapa bilang islam itu melarang cinta pada lawan jenis atau sekedar nge fans ke lawan jenis? Bukankah yang demikian itu adalah bukti bahwa mereka itu normal? Bukankah yang demikian itu adalah fitrah setiap manusia? Cuma kita harus cerdas-cerdas menghadapi ujian tersebut, kita harus menghadapinya dengan ketaqwaan pada Allah, bukan dengan hawa nafsu. Supaya kita tetap dalam golongan barisan hamba-hamba yang dicintai-Nya" Itulah pendapat Reha, ketika ia ditanya oleh sahabatnya perihal rasa pada lawan jenis.
Sejak kecil sudah ditanamkan ajaran-ajaran islam oleh orang tuanya pada dirinya. Sekolah pun ia harus rela berpisah dengan keluarga nya demi menuntut ilmu di sebuah pesantren pilihannya. Oleh karena itu pengetahuan tentang islam telah di kuatkan saat ia tinggal di pesantren, sejak 7 tahun yang lalu. Setiap aktivitas selalu ia jaminkan real hanya untuk Allah semata, termasuk mengenai urusan perasaan pada lawan jenis. Sejak ia duduk di bangku Sekolah Dasar, siswa-siswa seusia dirinya sudah kenal dengan namanya pacaran. Oleh kaena itu Ia bertekad untuk tidak berpacaran. Kalau memang sudah waktunya ia akan melakukan ATM (Amati-Ta'aruf-Menikah ) saja. Seperti ilmu yang telah ia dapat dari salah seorang ustadz mualaf , Felix Y Siauw dalam kajiannya.
Naren
Dibalik keceriaanku, aku sedang memendam rasa yang cukup lama pada seorang pemuda. Ini perihal hati, perihal cinta pada seorang pemuda yang telah ku kenal sejak kelas 3 SMP, 7 tahun yang lalu tepatnya. Namun sayangnya tak seorangpun tahu, termasuk dirinya sendiri. Ia sahabat karib kakak ku, kulihat dari foto dan kedekatanya mereka berdua seperti dua mata yang tak bisa di pisahkan, karena kalau satu berpisah maka mereka layaknya tidak bisa memandang dengan jelas. Menurut informasi foto-foto yang terdapat di android kakak, pemuda tersebut memiliki karakter yang baik, 'alim, sopan, sederhana dan lemah lembut. Ia sering sekali bermain kerumah untuk sekedar menemani kakak atau ada hal lain yang perlu ia selesaikan bersama kakak di rumah. Ia satu pesantren dengan kakak ku satu asrama lagi. Aku sering stalker tentang dirinya. Hingga saat ia bermasin ke rumah, aku selalu mengamatinya dari jauh, entah kenapa aku selalu terpesona kepada orang yang sederhana. Namun aku selalu menganggap teman kakak-kakak ku adalah kakak ku juga, jadi aku tidak pernah mengaggap mereka orang lain.
Muhammad
Suatu sore android ku memberi kabar "Ting..." ya..itu adalah notifikasi messenger di androidku. Lima menit setelah pekerjaanku kelar, aku membuka nya dengan santai, "Halah...paling-paling juga promosi buku". Jawabku dalam hati sambil melengos.
Setelah kubuka ternyata ada beberapa notifikasi pesan masuk dari beberapa kawan lama dan satu pesan dari orang tak ku kenal.
"Assalamu'alaikum, mas Muhammad".
"Wa'alaikumussalam warahmah, maaf ini dengan siapa? Ada yang bisa saya bantu?".
"Hmm saya Naren mas, adik nya Bly Koko".
"Owalah...iya, aku kira siapa..hehe, apa kabar Naren?."