Chapter 6

13.9K 1.2K 21
                                    

Hari minggu!
Bagiku hari minggu adalah hari libur dari segala rutinitas, libur kerja (oh sudah pasti) libur mandi (karena definisi mandi itu adalah kegiatan yang dilakukan sebelum pergi-pergi, so pass), libur dandan karena bagiku dandan wajib adalah ketika kerja dan jalan-jalan. Enaknya bisa bangun siang, nonton doraemon, lenyeh-lenyeh ditempat tidur ..

"kamu larinya lemot banget si ram, noh liat omah-omah itu lebih cepet dari kamu larinya"

"mama ah udah sana lari sendiri aja, lagian siapa yang mau lari-lari keliling lapangan coba"

"biar sehat tahu nggak, usia kamu itu 27 tahun dan ngga punya pacar, calon imam apalagi noh sana cari disini siapa tahu ada jodoh kamu"

"disini ? mama yakin disinamah banyaknya mamang-mamang yang jualan bubur sama kupat tahu, itu aja kayanya udah pada nikah eh gatau deh mungkin ada yang duda boleh" akupun kembali lari

"kamu ini minta mama jitak ya, tungguin mama"

Setelah lari 5 keliling aku dan mama istirahat di tempat bubur langganan mama, seperti biasa perutku akan mulai berkontraksi jika sudah diisi bubur, aku pamit untuk pergi ke toilet digedung sebelah kanan lapangan

Kembali dari toilet aku menenteng sekantung baso goreng, kursi yang tadi aku duduki di depan mama sudah tidak kosong lagi ada seorang laki-laki menggunakan jaket parasut hitam sedang mengobrol asyik dengan mama

"RAMA, sini cepetan!" teriak mama padahal aku masih ditengah lapangan

Laki-laki itu tiba-tiba menolehkan kepalnya bola matanya tanpak menyipit kemudian membulat dan kerutan di alisnya terlihat bahwa dia sedang heran dan kaget sedetik kemudian ekspresi mukanya tergantikan dengan smirk ganteng ala iklan kosmetik pria korea.

Baso goreng yang tadi baru aku kunyah tiga kali tidak kusadari kutelan, bukan maksud hati ingin terpesona dengan kegantengannya tapi .. dipta emang ganteng sekarang. Astaga aku khilaf!

"loh ini anak tante ?" entah mengapa pertanyaanya seperti ingin diyakinkan

"iya cantik kan? Sudah 27 tahun tapi belum menikah, kalau ga kerja ya tidur gimana dia mau dapet jodoh coba dip"

Buset mulut si mama minta di ampelas beneran
-azab seorang ibu mulutnya dower karena menjelek-jelekan anaknya-
atau
-anak kandung yang tak dianggap-
atau
-anak perempuanku ternyata tertukar dirumah paraji-
iya kaya nonton hidayah di hari minggu kan!

"ram kamu masih inget nggak nak dipta yang pinter rumahnya sekomplek sama kita ?"

Tak kuhiraukan pertanyaan mamaku, mukaku asam seperti asam jawa, sehari aja ngga usah ada nama dipta bisakan
"dokter dipta ngapain disini ?"

Gorengan bala-bala yang dipegang mamaku tiba-tiba terlepas
Kurasakan cubitan dipahaku reflek kulihat muka mamaku komat-kamit tanpa suara
Gerakan mulutnya mengatakan D-O-K-T-E-R ? kunaikan kedua alis ku sebagai jawaban
"woalahhh nak dipta sekarang jadi dokter toh?"

" iya tante kebetulan se RS sama ramania"

"serumah sakit?" mimik muka mama terlihat meminta penjelasan menoleh kepadaku

"iya ma, dokter kandungan di RS rama"

Mama ku kembali mencubit pahaku
"ko kamu ngga bilang-bilang sih?" bisiknya

"ya barusan bilang" jawabku
Kulirik dokter dipta yang sedang terang-terangan menatapku sambil meminum air mineral 350 ml nya dengan smirk ala-ala korea.

Kenapa dia? tak ingin lama-lama bertatapan dengannya mataku beralih pada baso goreng dan memasukannya satu bulatan penuh kemulutku

------------------

Rama habis olahraga mau foto kenangan dulu ! Okesip!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rama habis olahraga mau foto kenangan dulu ! Okesip!

CITO!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang