27

3.9K 297 60
                                    

Daniel memulai ekstra kali ini dengan terlebih dahulu menyuruh seluruh siswa melakukan pemanasan.

Di antara semua murid yang ada di lapangan saat ini, mata Daniel tertuju pada satu sosok yang sangat dikenalnya, Hera.

Dengan langkah lebar, ia segera menghampiri Hera.

"Kamu ngapain di sini?" tanya Daniel dan tidak mendapat jawaban apapun dari Hera.

"Kamu nggak ikut ekskul ini kan?" tanya Daniel lagi, tidak setuju kalau Hera memilih ekskul basket.

Hera masih sibuk memainkan ponselnya tanpa sedikitpun menghiraukan ucapan Daniel.

Daniel menyentuh bahu Hera.

"Hera, kakak lagi ngomong sama kamu."

Hera menepis tangan Daniel kasar. "Apasih?!" bentak Hera.

Daniel menautkan keningnya bingung.

"Kamu kenapa?" tanya Daniel.

Tanpa mendengarkan Daniel, Hera langsung menyampirkan tas sekolahnya dan berjalan melewati Daniel.

Daniel menahan tangan Hera tepat saat Hera melewatinya.

"Hera-"

"Kakak pacaran sama cewek itu?!" tanya Hera ketus.

Daniel mengernyit saat mendengar Hera menyebut Sena dengan sebutan 'cewek itu'. Apa maksud Hera?

"Maksud kamu?"

"Kakak pacaran kan sama Sena?" ulang Hera dan mengganti kalimat 'cewek itu' dengan nama Sena.

"Dia kakak kelas kamu, yang sopan," balas Daniel tidak suka dengan sikap kasar Hera.

"Jawab Hera!" bentak Hera.

Daniel menghela napas kasar.

"Iya, kenapa?" jawab Daniel singkat. Masih tidak mengerti dengan sikap Hera yang berubah seketika.

Hera mengatupkan bibirnya rapat, lalu menghentakkan lengannya kasar.

"Hera-"

"Hera benci sama kakak," ucap Hera lalu pergi meninggalkan Daniel yang masih terpaku di tempatnya.

Ia sungguh tidak mengerti kenapa Hera harus bersikap seperti itu saat mengetahui dirinya berpacaran dengan Sena.

Sedangkan di sisi lain, seseorang sedang melihat apa yang terjadi di antara Daniel dan Hera.

Sena baru saja kembali ingin memberikan minum untuk Daniel, namun apa yang dilihatnya sungguh di luar dugaannya.

Ia mundur beberapa langkah, kaget. Pandangannya mulai kabur.

Nggak-nggak, jangan sekarang Sen, batin Sena. Berusaha sebisa mungkin mengontrol perasaannya.

Tak lama, tubuhnya tersentak ditarik oleh seseorang.

Sena terkesiap, lalu mengerutkan keningnya.

"Ong?"

Ong nyengir.

"Kenapa?" tanya Sena bingung mendapati Ong yang hanya nyengir tanpa dosa.

Ong menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Berusaha mencari alasan yang tepat.

Sebenarnya tidak ada yang ingin Ong katakan. Ia hanya tidak ingin Sena melihat apa yang sedang terjadi di lapangan saat ini.

"Ehmm, itu-" ucap Ong menggantung kalimatnya, sedangkan Sena masih menunggu jawaban Ong.

Tiba-tiba Ong teringat sesuatu.

"Oh itu! Gue tadi chat Kak Guanlin buat tutor, katanya dia nggak bisa. Lo yang gantiin kan?" tanya Ong yang sekaligus menyadarkan Sena.

Bad Boy | Kang Daniel [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang