Anna natap kertas ulangannya dalam diam, sesekali ngelirik soalnya dia sama soal Bona yang beda paket.
"Apaan nih?"
Anna sama Bona liat-liatan habis itu ngehela nafas barengan.
"Yaudah nulis doa makan aja kalo ga tau" celetuk Bona tiba-tiba.
"Apaan. Weh fraksi apaan gue ingetnya Xa +Xb = 1. Terus Xa Xb ini apaan? gimana?"
Anna panik sendiri. Masalahnya dari 20 menit yang lalu kertasnya masih kosong.
"Kerjain yang molalitas aja, no 2 tuh molalitas"
Anna ngerengek, rasanya mau nangis. Ga bisa ngerjain. Yaiyalah orang tadi malam habis ngerecokin Haris dia tidur.
"m = massa zat terlarut per Mr dikali 1000 per massa zat pelarut?" Tanya Anna ke Bona.
"Iya itu molalitas, kalo molaritas kayanya sih ya, ini kayanya loh ya"
"Ish bacot iya, apaan?"
"Massa zat pelarutnya diganti mL"
"Ok ok. Kerjain seadanya dulu"
Pada akhirnya dari 15 butir soal Anna cuma sanggup ngerjain 9 aja itu juga syukur kalo ada yang bener. Bonna ngerjain 10 soal tapi mengarang bebas juga.
"Bon, lo pernah ga sih iri sama orang-orang yang kerjaannya main mobile legend dikelas atau kerjaannya ngerefresh awreceh tapi pas ulangan ngerjainnya lancar jaya?"
"Yaiyalah, pake nanya lo"
Jawab Bona sambil mukul muka Anna pake buku tulis kimia yang dia pegang."Tapi ya na, anggap aja sih itu bonus dari Tuhan untuk mahkluknya. Jadi gue ga terlalu ambil pusing"
Anna ngangguk-ngangguk aja. Entah kenapa rasanya jadi Bona itu enak. Hidupnya simpel, cara mikirnya simpel. Anna itu ribet, cara mikirnya ribet, ngejalanin hidupnya juga ribet. Anna ga bisa hidup tanpa mikir, ada aja yang dipikirin sama Anna. Mulai dari pulang sekolah enaknya makan apa sampai kira-kira nanti putus sama Haris gimana.
"Udahlah na santai, anggap aja kimia bukan bidang kita"
"Tapi kita anak mipa"
"Kan mipa bukan cuma tentang kimia isinya?"
Anna memilih diam. Omongan Bona bener, bisa diterima akal. Tapi entah kenapa rasanya kalau masuk mipa dituntut harus pintar.
"Kantin sana, kurang asupan geprek kayanya lo" Bona ngedorong badan Anna yang lagi leyeh-leyeh di meja.
"Aih males"
"Haloh mamak, kantin yuk? Ayuk!"
"Heh! Heh!" Protes Anna karena tanpa persetujuannya Joy udah narik dia duluan dari kursinya.
"Mak, beneran pacaran ga sih sama abah?" Tanya Joy sambil meluk lengan Anna.
"Abah?"
"Haris"
"Hooo, yaiyalah. Kan udah cerita"
"Ga kerasa kaya pacaran ya? Apa backstreet?"
"Backstreet apa yang kalo jalan di masukin sg? Ini lo habis nyimeng apa gimana sih?"
"Iya juga ya, wah ga kepikiran"
"Apasih? Kok ga jelas?"
Joy ketawa nanggapi pertanyaan Anna.
"Ada notif dari abah nih" Joy nyodorin hp Anna yang daritadi dia pake buat main tetris.
Taeyong Haris I.
|kemana?Mufianna Rajisoo
Kantin|
Bareng Joy|
Kenapa?|Taeyong Haris I.
|oh okAnna melongo liat balasan Haris.
"Kenapa lo? Syok gitu mukanya?"
"Hah? Gapapa. Lo beli apa?"
"Geprek dong mamak, kan kita fans berat geprek"
"Ga ada pilihan lain, ga suka mie, soto panas, mau ga mau ya ayam geprek. Coba ada ikan"
"Amis mamak"
"Iya sih"
"Buuu, gepreknya dua. Satu nasinya uduk satunyaㅡ mak apa nasinya?"
"Nasi goreng"
"ㅡnasi goreng bu. Ayamnya sayap semua"
Biarkan Joy sibuk dengan pesanannya. Anna masih nunggu balasan Haris. Tapi sampai bungkusan ayam geprek sudah ditangannya, pesan Haris tidak bertambah satu kata pun.
Mufianna Rajisoo
Mau nitip?|Taeyong Haris I.
|aku ke kantin
sama anak kelasMufianna Rajisoo
Ok deh!|Anna nyimpan hpnya kedalam saku bajunya, dan dia papasan sama Haris.
Anna senyum. Tapi Haris ga liat.
"Kok Haris ga tau-tau sih?!"
Joy gemes sendiri ngeliat interaksi Anna sama Haris yang minim."Tadi senyum kok"
"Masa?"
"Iya, lo ga liat aja"
Anna ngehela nafas, kayanya dia harus berusaha keras dengan hubungannya kali ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
save me, save you ;Taeyong-Jisoo
Hayran KurguI'm losing my patience all in your half apologies