Jogging

33 2 0
                                    

Tiba-tiba, turun seorang laki-laki dari motornya dalam keadaan tubuh basah kuyup yang langsung menarik Anin pada dekapan tubuhnya. Leon.

"Leon."

"Leon lepasin." Pinta Anin sambil berusaha melepaskan pelukan kuat Leon.

Ucapan Anin membuat Leon semakin tidak ingin melepaskan pelukannya. Sedangkan di sisi lain, Ezran tengah memandangi dua insan berpelukan di tengah gemercik air hujan.

"Gue ada di posisi serba salah. Gue harus ngapaiiinn." Batin Ezran.

Tanpa berpikir panjang, Ezran menaiki motornya dan bergegas pergi meninggalkan Leon dan Anin. Ezran tidak ingin masalah nya dengan Leon semakin besar dan berkepanjangan.

"Plisss Leon lepasin gue."

"Gue gak kuat lagi, Nin."

"Leon lepas."

"Nin ...." Dengan perlahan, Leon melepaskan pelukan eratnya pada Anin karena ia sudah tidak kuat lagi menahan lemas tubuhnya. Leon pun jatuh di pelukan Anin.

Di tengah hujan yang kian membesar, Anin berteriak sekuat-kuatnya memanggil ayahnya yang berada di dalam rumah.

"Papaahhh."

"Pahhh."

Tak lama dari itu, Surya pun keluar dari rumahnya dan mendapati putrinya yang terduduk diatas tanah sambil memeluk seorang lelaki yang tertidur di pangkuannya. Kemudian Surya bergegas lari tanpa memperdulikan air hujan yang kian membasahi tubuhnya.

"Kenapa Leon, Nin?"

"Cepet papah bawa Leon ke dalam, Pah."

"Yaudah, Papah bawa Leon, kamu bukain pintu terus ganti baju ya."

"Iya, Pah."

Anin segera berlari membukakan pintu rumahnya. Surya yang membawa Leon di punggungnya bergegas pergi menuju kamar Anin.

Anin terbujur kaku di depan pintu rumahnya, kala mengingat kejadian beberapa jam lalu yang membuat hatinya terluka. Anin bertanya-tanya pada dirinya sendiri mengapa ia bisa merasa amat sakit melihat Leon bersama Disty padahal ia menyadari bahwa ia bukanlah orang penting di kehidupan Leon.

Ketika Anin tidak bisa berpikir jernih lagi, Anin pun memutuskan untuk masuk ke dalam rumahnya dan melupakan kejadian yang telah ia alami tadi.

***

"Nin ..." Tanya Leon tatkala ia tersadar dari tidurnya dan mendapati Anin sedang tertidur di tangan kanannya.

Leon tak mendapat balasan dari Anin. Ia berpikir Anin kelelahan sampai Anin bisa tertidur pulas di punggung tangannya. Leon pun mengusap lembut rambut Anin dengan sebelah tangannya.

"Nin, maafin gue. Gue gak tau kalo lo liat gue boncengan sama Disty. Itu darurat."

"Gue gak nyangka, lo bisa berpindah hati secepat itu." Sambung Leon.

Tuk ... Tuk ...

Ketukan pintu terdengar jelas oleh telinga Leon. Leon sudah bisa memastikan bahwa yang mengetuk pintu itu adalah Surya. Ia pun dengan cepat melepas usapan tangannya di rambut Anin dan berpura-pura belum sadarkan diri.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 02, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BUBBLEGUMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang