"Bibi Ririn berangkat dulu," ucapku berpamitan dengan Bi Wati yang notabenya adalah asisten rumah tangga yang sudah berkerja sejak aku kecil.
Kedua orang tuaku sibuk. Aku tinggal dirumah bersama asisten rumah tanggaku. Namun meskipun begitu aku tetap dekat dengan kedua orangtua. Karena meskipun mereka lelah, mereka selalu meluangkan waktu untukku.
"Iya Non hati-hati," ucap Bi Wati.
Aku berjalan keluar dari rumahku. Pagi ini cerah, dan aku berangkat masih cukup pagi. Jadi suasananya masih segar.
Seperti biasa aku menunggu bis di halte depan kompleks. Aku memasangkan earphone ditelingaku dan menyetel musik sambil menunggu bus.
Tak lama bus yang ku tunggu akhirnya datang. Aku segera naik. Sepuluh menit kemudian sampai dihalte depan sekolah. Suasana masih lenggang jadi tak terlalu lama.
"Adreen," seseorang memanggilku dan aku langsung menghentikan langkahku dan menoleh kearahnya.
Dia Fathur teman seorganisasi denganku. Aku cukup akrab dengannya. Dan saat kelas VIII aku juga satu kelas dengannya.
"Iya," ucapku dengan tersenyum.
"Tumben kau berangkat sepagi ini," ucapnya
"Hehe, aku tak mau kena macet. Kau sendiri tumben berangkat sepagi ini?!" ucapku
"Aku selalu berangkat pagi, oh ya Reen. Setelah lulus dari SMP ini kau akan melanjutkan kemana?!" Ucapnya.
"Entahlah aku belum memikirkan. Kau sendiri?!" Ucapku
"Ehm, seperti aku akan bersekolah dikampungku, di Bandung. Oh ya, katanya di kelasmu ada murid baru ya?!" Ucapnya
"Iya, kebetulan dia temanku." ucapku
"Oh. Maaf ya, bukannya dia buta?!" Ucapnya
"Iya, memang kenapa?! Ada masalahkah?!" ucapku
"Ehm tidak apa-apa. Sepertinya aku sudah sampai dikelasku. Aku duluan ya," ucapnya sambil tersenyum.
Aku mengangguk dan tersenyum. Lalu melanjutkan menuju kekelas. Saat sampai dikelas, aku dikagetkan oleh Esta. Yang sudah duduk dikelas padahal masih sangat pagi.
"Kau Esta?!" Ucapku memastikan. Bukan apa-apa takutnya aku hanya halusinasi.
Dia menoleh dan menatapku heran. Lalu tersenyum padaku.
"Ya aku Esta. Tenang Reen aku bukan hantu," ucapnya sambil tersenyum padaku.
Aku meletakkan tasku dimejaku.
"Bukan begitu. Takutnya aku hanya halusinasi. Karena ini masih pagi. Oh ya tumben berangkat pagi banget," ucapku
"Entahlah," ucapnya.
Aku tersenyum kecut dan menggaruk rambutku yang tak gatal.
***
Hari ini pulang lebih awal. Entah ada keperluan apa. Semua murid berhamburan keluar dari sekolah.
Aku dan Esta pun segera keluar dari kelas.Saat kami sampai gerbang. Tampak anak perempuan memakai baju SMA sedang menunggu kami.
"Kau kenal dia Ta?!" Ucapku
"Siapa?!" Ucapnya
"Entah yang pasti dia memakai baju SMA. Apa mungkin itu kakakmu?!" Ucapku.
Gadis itu menoleh kearah kami. Dia melambaikan tangannya dan tersenyum. Lalu menghampiri kami.
"Orion, kau pasti Orion?!" Ucapnya dengan memegang tangan Esta.
"Ah iya, maaf anda siapa?!" Ucap Esta.
"Perkenalkan aku Grance. Kakak perempuanmu," ucapnya.
Aku dan Esta hanya bisa melongo tak percaya. Aneh datang-datang sudah mengaku Kakak.
___________________
Vote Coment gaes.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja ● Mark Lee
Teen Fiction🍁Book 1 Senja berhasil mempertemukanku dengannya Sosok lelaki tak sempurna namun bisa melakukan apa saja Esta namanya, lelaki buta yang selalu membuatku tertegun dengan kata-katanya #2 tunanetra #513 indonesiamembaca #955 persahabatan #872 nctdrea...