Jiyong menatap Dara yang masih tertidur pulas, wanita itu hanya bangun untuk makan dan minum obat lalu kembali tertidur selama 2 hari ini, kata dokter itu pengaruh obat, jiyong mengeluarkan ponselnya dan menelpon asistennya, ia tidak bisa meninggalkan Dara sendiri di tempatnya. "Hallo seungri, atur rapat yang tertunda, pindahkan ke villa" Jiyong mematikan ponselnya.
"Kyu" jiyong menoleh dan melihat Dara dengan mata yang sedikit terbuka.
"Ohhh kamu bangun?" Dara membuka matanya dan menatap Jiyong didepannya.
"Ponselku dimana?" Jiyong mengambil ponsel Dara yang ia letakkan diatas nakas, Dara segera menekan angka satu di panggilan cepat telponnya, dan nama sahabatnya tertera disana, jiyong yang melihatnya bedecak tak suka.
"Bahkan no 1 bukan nama ibumu yang muncul" Dara menoleh dan menatap jiyong sambil menaikkan alis, hanya butuh 2 kali beringan sampai orang disebelah mengangkat telponnya.
"Hallo Momy Dara" Dara tersenyum mendengar suara gadis kecil disebrang.
"Hallo Hyuna, dimana appamu?" Jiyong merebut ponsel Dara "hyaaa apa yang kamu lakukan" Jiyong memasang mode loudspeekeer dan duduk disamping Dara.
"Appa?, appa sedang mengikat rambut barbieku momy" Dara tersenyum.
"Lalu dimana omma mu?"
"Omma, omma sedang keluar bersama nany, momy kenapa tidak pernah mengunjungiku, appa bilang mommy pergi kejepang, apa mommy akan membelikanku oleh-oleh?"
"tentu sayang, momy akan membelikanmu oleh-oleh yang banyak, sekarang serahkan telponnya pada appamu"
"Appaaaa, momy Dara menelpon" teriakan cempreng dari gadis kecil di seberang berhasil membuat Dara tertawa.
"Sebentar sayang" kyuhyun terdengar menuruni tangga "sebenarnya apa yang kamu lakukan pada rambut barbiemu ini Hyuna, kenapa semuanya seperti ini?"
"Aku hanya mengikatnya" Dara mendengar percekcokan kyuhyun dan putrinya.
"Hallo Dara, kemana saja kamu?, kenapa tidak menjawab telponku dan telpon ibumu sejak kemarin?"
"Aku sakit---"
"Apaaa!???" Keduanya terkejut mendengar teriakan kyuhyun "hyaa, aku sudah memberitahumu untuk jangan lupa minum obatmu dan makan tepat waktu"
"Hya, aku menelponmu bukan karena ingin kena omelan, aku ingin memberitahumu" dara menunduk dan suaranya melemah, "lusa peringatan kematian appa, aku belum bisa kembali dari jepang jadi--"
"Aku tahu" terdengar helaan nafas dari seberang "jaga kesehatamu, pulanglah setelah kamu benar-benar sehat, beritahu soo joo untuk mengantarmu pulang nanti"
"Ne..." Dara mematikan panggilannya dan melihat walpaper ponselnya, ada fotonya bersama ibunya disana 'maaf kan aku omma' ucap dara dalam hati.
"Kamu ingin jalan-jalan?" Dara menoleh pada Jiyong yang menatapnya.
"Kenapa merebut ponselku tuan G Dragon?" Dara menatapnya tajam, Jiyong menghela nafas saat mendengar dara kembali mengenakan bahasa formal padanya.
"Aku hanya ingin tahu dengan siapa kamu berbicara Dara"
"Tolong, kita tidak saling mengenal, jadi berhenti ingin tahu dan juga, hmmm terima kasih atas bantuanmu" jiyong menatap dara yang kembali memainkan ponselnya, jiyong menarik ponsel dari tangan Dara "hyaaa!" Dan dara lebih terkejut karena dalam kejapan mata, jiyong sudah menarik pinggangnya dan membuat mereka berhadapan begitu dekat, Dara terdiam, karena sekali ia bergerak, maka bibir mereka akan bersentuhan.